68 tersebut, maka setiap bulan luas permukaan air Rawa Pening akan berkurang seluas
±460 ha setiap bulannya BLH 2008. Eceng gondok dimanfaatkan untuk bahan dasar kerajinan dan sebagai tempat
perkembangbiakan ikan dan burung. Di lain pihak juga membawa dampak negatif seperti mempercepat laju sedimentasi, menurunkan konsentrasi oksigen, menghambat
saluran irigasi, merusak panorama Danau Rawa Pening yang berakibat terganggunya pengembangan pariwisata, menyulitkan pengoperasian alat tangkap, mengganggu
transportasi air dan saluran untuk membangkitkan tenaga listrik. Sisa eceng gondok yang tidak dimanfaatkan yaitu bagian daun dan akar sebagian besar dibuang ke danau
pada saat panen, sehingga proporsi eceng gondok yang tidak dimanfaatkan cukup besar sehingga juga dapat meningkatkan sedimentasi ke dalam perairan. Menurut
Harahap 2003, suhu ideal untuk pertumbuhan eceng gondok berkisar antara 28 -
30 C dengan derajat keasaman pH antara 4-12.
4.12.2. Permasalahan sumberdaya manusia
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat sekitar tentu saja mempengaruhi pengelolaan Danau Rawa Pening yang multifungsi ini. Sumberdaya manusia seperti
petani dan nelayan masih dirasakan kurang. Contohnya petani lahan pasang surut di tepian danau yang pengetahuan mengenai pola tanam yang baik masih rendah
sehingga hal ini mempengaruhi simpanan air danau secara optimal. Selain itu juga pengetahuan nelayan dan petani keramba mengenai teknologi yang digunakan dalam
penangkapan ikan dan pemberian pakan ikan yang efektif masih rendah. Permasalahan sumberdaya manusia tersebut tentu saja berkaitan dengan kerusakan
lingkungan yang telah terjadi. Selain itu, kadang masyarakat yang ingin memancing juga menyelinap masuk tanpa mau dikenakan tiket masuk, sehingga dapat merugikan
pihak pengelola wisata.
4.12.3. Permasalahan pengelolaan
Permasalahan pengelolaan di Danau Rawa Pening terkait dengan kelemahan dalam pengambilan keputusan dan penegakan peraturan dari pengelola instansi-
instansi yang terkait. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di Danau Rawa Pening seperti belum teraturnya peruntukan lahan untuk budidaya perikanan air tawar,
belum adanya peraturan pembatasan musim penangkapan agar ekosistem perikanan tetap berjalan seimbang, banyaknya bangunan liar yang dibangun masyarakat di
69 sekitar danau. Permasalahan pengelolaan yang terjadi disebabkan koordinasi kegiatan
antar berbagai sektor atau instansi yang terkait dirasakan masih kurang. Jumlah keramba jaring apung di Danau Rawa Pening juga semakin banyak hal tersebut karena
petani keramba yang mengelola keramba tidak dibebani pajak atau dipungut biaya dari pemerintah. Hal tersebut dikarenakan perijinan yang dilakukan kepada Bupati
Semarang melalui Dinas Peternakan dan Perikanan seperti yang diatur dalam Perda No.252001 belum berjalan dengan baik. Pengelolaan yang belum optimal tersebut
tentu saja akan mempengaruhi Danau Rawa Pening sebagai objek wisata.
4.13. Peluang Objek Wisata Danau Rawa Pening untuk Pengembangan Wisata Bukit Cinta