Tabel 1. Parameter, metode, dan alat yang digunakan untuk analisis kualitas air
Parameter Metode
Alat Fisika
1.Suhu Pemuaian
Termometer 2.Kecerahan
Visual Secchi disk
3.Bau Chemical reseptor
Indera penciuman 4.Warna
Visual Indera penglihatan
Kimia
1.DO Winkler
Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, pipet 2.BOD
5
Winkler Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, buret, plastik hitam,
inkubator 3.pH
- Kertas lakmus
4.Nitrit Colorimetrik
Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, pipet, buret 5.Nitrat
Brucine Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, pipet, buret
6.Amonia Phenate
Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, pipet, buret
Biologi
1.Fitoplankton Sensus
Planktonnet, botol film, mikroskop 2.Ikan
Visual Alat tulis
3.Tanaman air Visual
Kamera dan alat tulis
3.3. Jenis dan Pengumpulan Data
Komponen, jenis, sumber, dan cara pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
3.3.1.Data primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan:
a. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi yaitu meninjau langsung kondisi lokasi di lapangan dengan melakukan pengukuran pada beberapa
parameter seperti kualitas air, biota flora atau fauna, dan kondisi kawasan. Pengamatan dan pengambilan sampel kualitas air diambil pada tanggal 7 April 2009.
Pengambilan kualitas air dilakukan di 3 titik pengambilan sampel Gambar 2 yaitu : 1.
Stasiun 1 mewakili daerah yang dekat dengan dermaga sehingga sering dilalui perahu dan dekat dengan keramba dengan koordinat 7
’ LS dan
’ BT.
2. Stasiun 2 berada hampir ditengah badan danau mewakili sebagai daerah yang
jarang dilalui dengan koordinat 7 ’
LS dan 110 ’
BT. 3.
Stasiun 3 mewakili daerah dekat outlet dengan koordinat 7 ’
LS dan 110
’ BT.
17
Gambar 2. Lokasi sampling kualitas air dan pengamatan tumbuhan air 18
19 Tabel 2. Komponen, jenis, sumber, dan cara pengambilan data
No. Komponen data
Jenis data Sumber data
Teknik pengambilan data
1. Keadaan umum kawasan wisata Danau Rawa Pening
a.Sejarah kawasan Primer dan
sekunder Responden dan
laporan Wawancara dan studi
pustaka b.Demografi
Sekunder Laporan
Studi pustaka c. Sarana dan prasarana
Primer dan sekunder
Lapangan dan laporan
Observasi lapang dan studi pustaka
2. Sumber daya alam SDA
a.Flora vegetasi dan tumbuhan air
Primer dan sekunder
Lapangan dan laporan
Observasi lapang dan studi pustaka
b.Fauna Ikan, fitoplankton, dan biota air lainnya
Primer dan Sekunder
Lapangan. reponden, dan
laporan Observasi lapang,
wawancara, dan studi pustaka
3. Kualitas air Danau Rawa Pening
Parameter fisika a.Suhu
Primer Lapangan
Observasi lapang b.Kecerahan
Primer Lapangan
Observasi lapang c.Bau
Primer Lapangan
Observasi lapang d.Warna
Primer Lapangan
Observasi lapang Parameter kimia
a. DO Primer
Lapangan Observasi lapang
b.BOD Primer
Lapangan Observasi lapang
c. pH Primer
Lapangan Observasi lapang
d.Nitrit-nitrogen Primer
Lapangan Observasi lapang
e. Nitrat-nitrogen Primer
Lapangan Observasi lapang
f. Amonia-nitrogen Primer
Laporan Observasi lapang
Parameter biologi Fitoplankton
Primer Lapangan
Observasi lapang 4.
Sumber daya manusia SDM a. Masyarakat
Primer Responden
Wawancara b. Pengunjung
Primer Responden
Wawancara c. Lembaga terkait
Primer Responden
Wawancara 5.
Potensi wisata Primer dan
sekunder Lapangan dan
laporan Observasi lapang dan
studi pustaka 6.
Isu-isu yang berkembang Primer dan
sekunder Responden.
lapangan, dan laporan
Wawancara, observasi lapang, dan studi
pustaka 7.
Data kesesuaian wisata Primer
Lapangan Observasi lapang
8. Daya dukung kawasan
Primer Lapangan
Observasi lapang
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang lokasi penelitian terkait aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar Danau
Rawa Pening dan wisatawan. Wawancara dilakukan dengan pihak yang terkait dengan penelitian, yaitu:
a. Wisatawan, yaitu dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara kepada
responden seperti untuk mengetahui pendapatan, tingkat pendidikan, motivasi
20 dan persepsi wisatawan terhadap Danau Rawa Pening Lampiran 2. Pemilihan
responden ini dilakukan secara accidental sampling yaitu pengambilan contoh yang dilakukan tanpa perencanaan yang seksama dan responden yang dimintai
informasi diperoleh secara kebetulan tanpa pertimbangan tertentu. Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 orang.
b. Masyarakat sekitar kawasan, yaitu dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara
kepada responden seperti untuk mengetahui aktivitas masyarakat di sekitar Danau Rawa Pening, tingkat pendidikan, dan persepsi mengenai ekowisata Lampiran 3.
Pemilihan responden kepada masyarakat dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan responden yang digunakan apabila peneliti mempunyai
pertimbangan tertentu dalam menetapkan responden sesuai dengan tujuan penelitian. Jumlah responden masyarakat yang diambil sebanyak 30 orang.
c. Pengelola kawasan wisata, lembaga atau pihak-pihak terkait juga dilakukan
dengan metode purposive sampling Lampiran 4 dan 5.
3.3.2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, seperti dengan mempelajari buku-buku laporan, penelitian-penelitian sebelumnya, buku-buku penunjang, peta,
dan sumber lainnya yang dapat dijadikan informasi pendukung yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang akan dipelajari. Studi dokumenliteratur merupakan langkah
awal dari data sekunder untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian dan memperoleh informasi data penunjang yang diperlukan dalam penelitian. Data tersebut diperoleh
dari: a.
Perpustakaan Institut Pertanian Bogor di Bogor. b.
Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga. c.
Instansi-instansi terkait seperti; Balai Pengelolaan Sumber Air PSDA Propinsi Jawa Tengah, Dinas Pengairan Umum Kabupaten Semarang, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Semarang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang.
d. Internet seperti jurnal dan hasil penelitian.
21
3.4. Analisis Data
3.4.1. Analisis sumberdaya
Analisis sumberdaya meliputi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Analisis sumberdaya alam meliputi kondisi kawasan, kualitas air, flora, dan fauna yang
terdapat di sekitar danau. Kondisi kawasan diperoleh melalui data primer yaitu melalui observasi dan wawancara dan data sekunder melalui pengumpulan literatur-
literatur. Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika, kimia, dan biologi Tabel 2, kemudian data kualitas air tersebut dibandingkan dengan baku
mutu menurut PPRI No. 82 Tahun 2001 kelas II yaitu air baku untuk sarana rekreasi, peternakan, pembudidayaan ikan air tawar dan pertamanan Lampiran 6. Untuk flora
yang hidup di perairan Danau Rawa Pening seperti tumbuhan air dilihat jenis yang tumbuh disana. Persen penutupan beberapa jenis tumbuhan air yang terdapat
dipermukaan danau diperoleh berdasarkan data sekunder dari Pengelolaan Sumber Daya Air PSDA Propinsi Jawa Tengah. Pengamatan jenis tumbuhan air secara visual
hanya dilakukan disebagian Danau Rawa Pening dengan 6 lokasi pengamatan Gambar 2. Pengamatan jenis tumbuhan air tidak dilakukan di semua bagian danau karena
lokasi pengamatan yang ditentukan merupakan tempat yang terkain untuk dikembangkan beberapa kegiatan wisata. Fauna perairan dilihat banyaknya jenis ikan
yang ada di dalam perairan dan sekitar danau berdasarkan pada data sekunder dan wawancara.
Analisis sumberdaya manusia yaitu mencakup masyarakat sekitar kawasan wisata, wisatawan, pengelola, dan instansi yang terkait. Analisis sumberdaya manusia
dilakukan melalui wawancara dengan beberapa responden dan diberikan kuisioner seperti untuk mengetahui tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, dan tingkat pemahaman
kelestarian lingkungan.
3.4.2. Analisis kesesuaian wisata
Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mempunyai
persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan wisata yang dikembangkan. Lokasi analisis kesesuaian wisata di Danau Rawa Pening tidak
semuanya diamati karena tidak semua bagian danau akan dikembangkan untuk kegiatan wisata. Kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan di objek wisata ini
antara lain berkemah, memancing, berperahu, duduk santai, dan outbound. Kawasan
22 yang akan dikaji untuk dikembangkan sebagai tempat kegiatan wisata tersebut adalah
di 12 lokasi amatan Lampiran 7 . Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah Yulianda 2007:
Keterangan: IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Ni
= Nilai Parameter ke-i N
maks
= Nilai maksimum dari suatu kategori wisata Nilai parameter ke-i Ni dan nilai maksimum dari suatu kategori wisata N
maks
diperoleh berdasarkan perkalian skor dan bobot dari setiap parameter. Parameter, bobot, dan skor pada setiap kategori wisata dilihat pada Lampiran 8 menurut
modifikasi Yulianda 2007. Berdasarkan nilai indeks kesesuaian wisata pada setiap kegiatan wisata yang dikembangkan dapat dimasukkan ke dalam empat kategori yaitu
kategori sangat sesuai jika nilai IKW antara 83-100, kategori sesuai jika nilai IKW antara 50-83, kategori sesuai bersyarat jika nilai IKW antara 17-50, dan
kategori tidak sesuai jika nilai IKW 17. Kategori yang sesuai dan sangat sesuai merupakan kegiatan yang dapat direkomendasikan kepada pengelola untuk
dikembangkan di kawasan objek wisata Danau Rawa Pening.
3.4.3. Analisis daya dukung kawasan DDK
Daya dukung lingkungan carrying capasity merupakan intensitas penggunaan maksimum terhadap sumberdaya alam juga membatasi pembangunan fisik yang dapat
mengganggu kesinambungan pembangunan wisata tanpa merusak alam. Daya Dukung Kawasan DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat
ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia yaitu dengan perhitungan menggunakan rumus
Yulianda 2007:
Keterangan : DDK = Daya Dukung Kawasan oranghari
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area orang
Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan m
2
m Lt
= Unit area untuk kategori tertentu m
2
m Wt
= Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari jamhari
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu jam
23 Perhitungan daya dukung kawasan dilakukan setelah diperoleh kegiatan-
kegiatan yang dapat direkomendasikan untuk dikembangkan di Danau Rawa Pening. Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area K adalah jumlah wisatawan
maksimum yang dapat ditampung oleh suatu lokasi wisata dalam waktu yang bersamaan. Potensi ekologis setiap jenis kegiatan wisata yang akan dikembangkan
berbeda-beda. Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lp adalah luas atau panjang suatu area yang telah disediakan oleh pengelola agar wisatawan dapat
melakukan kegiatan wisata yang ditetapkan di area tersebut. Unit area untuk kategori tertentu Lt adalah luas atau panjang suatu area yang dibutuhkan wisatawan agar
dapat bergerak bebas melakukan kegiatan wisata yang dibutuhkan wisatawan agar dapat bergerak bebas melakukan kegiatan tersebut dan tidak merasa terganggu oleh
keberadaan wisatawan lain. Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari Wt adalah lamanya waktu kawasan objek wisata Danau Rawa
Pening dibuka dalam satu hari yaitu sekitar 8 jam jam 08.30-16.30. Waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan setiap jenis kegiatan Wp berbeda-beda
seperti untuk berkemah, memancing, duduk santai, berperahu, dan outbound.
3.4.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi Rangkuti 2002. Analisis ini didasarkan dengan
memaksimalkan kekuatan strenght, peluang opportunities, namun secara bersamaan meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threat. Analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan. Kekuatan strenght adalah unsur yang dimiliki
kawasan wisata Danau Rawa Pening yang bisa membantu pengelola mencapai keberhasilan. Kelemahan weakness adalah unsur yang dimiliki oleh kawasan wisata
yang bisa menyebabkan kinerja pengelola menjadi buruk atau menghambat untuk mencapai keberhasilan. Peluang oppurtunity adalah unsur lingkungan yang berada
di luar kendali pengelola yang menguntungkan pengelola. Ancaman threat adalah unsur lingkungan yang berada di luar kendali pengelola yang tidak menguntungkan
dan dapat mengganggumenghalangi suatu kegiatanusaha di kawasan wisata. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah:
24
a. Identifikasi faktor internal dan eksternal
Penilaian faktor internal IFE adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan
kelemahan. Alat untuk menganalisis faktor internal adalah matrik IFE yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dan juga memberikan dasar untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian faktor eksternal EFE adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang.
Alat yang digunakan untuk menganalisis faktor eksternal adalah matriks EFE yang merangkum dan mengevaluasi hal-hal yang mempengaruhi dari luar. Hasil dari kedua
identifikasi fakor-faktor tersebut selanjutnya akan diberikan bobot peringkat rating.
b. Penentuan bobot setiap variabel