sebagai objek wisata. Pengembangan kawasan objek wisata Danau Rawa Pening dapat ditingkatkan melalui pembenahan di bidang sarana dan prasarana dan juga
peningkatan promosi. Oleh sebab itu, dalam mengembangkan industri pariwisata yang berkelanjutan berarti mengintegrasikan pertimbangan ekonomi, sosial-budaya, dan
lingkungan ke dalam proses pengambilan keputusan pengelolaanmanajemen di seluruh komponen pariwisata. Untuk kepentingan pengelolaan maka informasi
sumberdaya baik kuantitas maupun kualitas, permasalahan yang sedang terjadi di dalam dan di luar badan air serta bentuk-bentuk pengelolaan yang sedang dilakukan
saat ini merupakan data-data yang diperlukan untuk mencari alternatif pengelolaan yang akan dilakukan dalam rangka mempertahankan kelestarian fungsinya.
1.2. Perumusan Masalah
Danau Rawa Pening merupakan danau yang memiliki banyak manfaat dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat sekitarnya dan pihak-pihak terkait yang
memanfaatkan Danau Rawa Pening. Salah satu manfaat yang dirasakan yaitu adanya keberadaan kawasan wisata karena Danau Rawa Pening memiliki daya tarik untuk
tujuan wisata. Namun, kegiatan wisata di Danau Rawa Pening belum berkembang luas. Hal tersebut dapat dilihat dari sedikitnya wisatawan yang datang pada hari-hari biasa.
Permasalahan dalam pengembangan wisata yang saat ini terlihat yaitu sederhananya fasilitas yang disediakan pihak pengelola. Selain itu, belum optimalnya pemanfaatan
sumberdaya Danau Rawa Pening untuk beberapa kegiatan wisata sehingga diperlukan analisis kesesusaian wisata. Danau Rawa Pening dalam jangka panjang terancam
keberadaanya sebagai objek wisata karena sebagian permukaan danau ini tertutupi tumbuhan air dan danau ini menjadi tempat bermuaranya 9 sungai yang membawa
bahan sedimen yang menyebabkan danau ini mengalami sedimentasi dan penurunan kualitas air.
Pemanfaatan Danau Rawa Pening sebagai pengembangan kawasan objek wisata Bukit Cinta tentu saja akan membawa dampak negatif. Dampak negatif yang dapat
dilihat akan adanya kegiatan wisata saat ini yaitu banyaknya sampah yang dibuang sembarangan oleh wisatawan di tepian danau dan di sekitar kawasan wisata. Hal
tersebut berpengaruh untuk kegiatan ekowisata yang akan dikembangkan dalam pemanfaatan sumberdaya Danau Rawa Pening. Oleh sebab itu, diperlukan suatu
pengelolaan wisata berkelanjutan yang diharapkan dapat meningkatkan manfaat positif dan menekan dampak negatif.
2
1.3. Kerangka Pendekatan Studi
Kawasan objek wisata Danau Rawa Pening memiliki potensi alam yang sangat menarik, sehingga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang mulai
mengembangkan kawasan ini menjadi objek wisata. Dalam mengembangkan kawasan ini sebagai objek wisata tentu saja langkah awal yang dilakukan pada penelitian ini
adalah mengkaji aspek sumberdaya objek wisata Danau Rawa Pening, seperti potensi alam keadaan umum, flora, fauna yang dimiliki danau ini. Selain itu juga mengkaji
potensi sumberdaya manusia seperti masyarakat sekitar, pengunjung, maupun lembaga instansi yang terkait dalam pengelolaannya Danau Rawa Pening sebagai
kawasan objek wisata. Langkah selanjutnya adalah menganalisis kesesuaian wisata dan daya dukung
kawasan Danau Rawa Pening yang mempengaruhi dalam pemanfaatannya sebagai kawasan wisata. Pehitungan kesesuaian dan daya dukung kawasan tersebut
disesuaikan dengan sumberdaya alam yang ada untuk mengarahkan agar tercipta suatu analisis pengelolaan sebagai kawasan wisata yang berkelanjutan. Selain itu juga
diperlukan analisis faktor internal dan faktor eksternal untuk meningkatkan kekuatan dan peluang, serta mengurangi atau meminimalkan kelemahan dan ancaman dalam
mengembangkan Danau Rawa Pening sebagai kawasan wisata yang berkelanjutan. Adapun, alternatif strategi yang dipilih nantinya adalah pengelolaan kawasan wisata
Danau Rawa Pening yang berkelanjutan, sehingga potensi alam yang terdapat didalamnya dapat dijaga kelestariannya Gambar 1.
1.4. Tujuan