Peluang Oppurtunity 1. Letak strategis dan aksesibilitas mudah 2. Keberadaan objek wisata lain 3. Dukungan berbagai instansi terkait terhadap pengembangan objek wisata Danau Rawa Pening

84 perairan tertutupi oleh eceng gondok, sedangkan pemanfaatan eceng gondok belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.

b.8. Volume dan kedalaman air berfluktuatif

Volume dan kedalaman air Danau Rawa Pening dipengaruhi oleh jumlah air yang masuk dan jumlah yang keluar. Ketersediaan air di Danau Rawa Pening berasal dari air hujan, 4 sumber mata air, 9 sungai dan keluar melalui Sungai Tuntang yang kemudian dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan PLTA. Keberadaan tumbuhan air yang jumlahnya berlebihan dan sedimentasi juga ikut mempengaruhi ketersediaan air dan pada akhirnya mempengaruhi kegiatan wisata seperti memancing dan berperahu. c. Peluang Oppurtunity c.1. Letak strategis dan aksesibilitas mudah Letak yang strategis menjadi peluang untuk mengembangkan suatu wilayah menjadi kawasan wisata. Danau Rawa Pening mudah dijangkau karena letaknya menghubungkan antara tiga kota besar yaitu Semarang, Solo, Yogyakarta. Kondisi tersebut tentu saja membuka peluang Danau Rawa Pening sebagai kawasan wisata karena aksesibilitasnya mudah.

c.2. Keberadaan objek wisata lain

Kabupaten Semarang memiliki banyak objek wisata mulai dari objek wisata alami sampai buatan. Keberadaan objek wisata yang ada di Kabupaten Semarang tentu saja dapat dibuat suatu paket wisata. Danau Rawa Pening sendiri merupakan objek wisata danau alam yang jenisnya hanya ada satu di Kabupaten Semarang sehingga membuka peluang besar untuk pengembangan wisata karena bentuk wisata lain yang berdekatan dengan Danau Rawa Pening seperti Pemandian Muncul, Museum Stasiun Kereta Api Ambarawa, dan Lopait memiliki tawaran wisata yang berbeda.

c.3. Dukungan berbagai instansi terkait terhadap pengembangan objek wisata Danau Rawa Pening

Sejak diberlakukannya UU No.22 Tahun 1999 Undang-Undang Otonomi Daerah desa mempunyai kewenangan lebih besar untuk mengatur pemerintahan dan pembangunannya sendiri sesuai dengan adat dan kebiasaan yang berlaku. Undang- undang tersebut sekarang digantikan dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, dengan berlakunya undang-undang tersebut sejumlah intervensi dari berbagai 85 instansi yang berdalih untuk mengadakan program pembangunan telah masuk dan memenuhi desa. Kondisi ini dapat mendukung pengembangan objek wisata Rawa Pening. Dukungan berbagai instansi terkait terlihat adanya keinginan untuk mempertahankan keberadaan Danau Rawa Pening yang memiliki banyak manfaat tersebut. Kesatuan tujuan untuk mempertahankan Danau Rawa Pening tersebut tentu saja mempengaruhi keberlanjutan Danau Rawa Pening sebagai objek wisata. d. Ancaman Threath d.1. Terjadinya sedimentasi