Pengelolaan dan Pengembangan Danau Sebagai Kawasan Wisata yang Berkelanjutan

2. Motivasi budaya: keinginan mengetahui negeri lain, misalnya seni, adat-istiadat, tari, lukisan, dan agama. 3. Motivasi antarpribadi: keinginan bertemu dengan muka-muka baru, mengunjungi teman atau sanak saudara, melarikan diri dari kegiatan sehari-hari, keluarga atau tetangga, atau menciptakan sahabat baru. 4. Motivasi status dan martabat: kebutuhan pengakuan, perhatian, penghargaan, dan reputasi.

2.5. Pengelolaan dan Pengembangan Danau Sebagai Kawasan Wisata yang Berkelanjutan

Kesuksesan pengembangan ekowisata sangat ditentukan oleh peran dari masing-masing pelaku ekowisata yaitu: indutri pariwisata, wisatawan, masyarakat lokal, pemerintah dan instansi non pemerintah, dan akademisi. Para pelaku ekowisata mempunyai peran dan karakter tersendiri yaitu Razak 2008: 1. Industri pariwisata yang mengoperasikan ekowisata merupakan industri pariwisata yang peduli terhadap pentingnya pelestarian alam dan keberlanjutan pariwisata dan mempromosikan dengan flora, fauna, dan alam. 2. Wisatawannya merupakan wisatawan yang peduli terhadap lingkungan. 3. Masyarakat lokal dilibatkan dalam perencanaan, penerapan, dan penerapan dan pengawasan pembangunan, dan pengevaluasian pembangunan. 4. Pemerintah berperan dalam pembuatan peraturan-peraturan yang mengatur tentang pembangunan fasilitas ekowisata agar tidak terjadi eksploitasi terhadap lingkungan yang berlebihan. 5. Akademisi bertugas untuk mengkaji tentang pengertian ekowisata dan mengadakan penelitian untuk menguji apakah prinsip-prinsip yang dituangkan dalam pengertian ekowisata sudah diterapkan dalam prakteknya. Pembangunan ekowisata yang berkelanjutan dapat berhasil apabila karakter yang dimiliki oleh masing-masing pelaku ekowisata dimainkan sesuai dengan perannya, bekerjasama secara holistik di antara para stakeholder, memperdalam pengertian dan kesadaran terhadap pelestarian alam, dan menjamin keberlanjutan kegiatan ekowisata tersebut. Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup yang dimaksud pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, 13 pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin ditimbulkan dari kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Ciri pariwisata yang berwawasan lingkungan, sesuai ciri pembangunan berkelanjutan pada umumnya adalah Widiasari 2007: 1. Fungsi ekosistem sumberdaya alam tetap berjalan sebagaimana mestinya. 2. Terkelolanya dampak negatif dan berkembangnya dampak positif bagi lingkungan. 3. Kualitas dan kuantitas sumberdaya alam tetap terjaga. 4. Perubahan lingkungan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Dalam wisata tirtabahari ini, termasuk wisata laut, danau dan sungai. pengembangan lingkungan wisata tirtabahari memerlukan adanya pertimbangan- pertimbangan khusus dalam perencanaannya Marpaung 2002. Mengembangkan industri pariwisata yang berkelanjutan berarti mengintegrasikan pertimbangan ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan ke dalam proses pengambilan keputusan pengelolaanmanajemen di seluruh komponen pariwisata. Untuk itu perlu dilakukan program-program sebagai berikut seperti: pengembangan sistem manajemen pariwisata berkelanjutan dan pelestarian sumber daya alam dan warisan budaya. Pengaruh kepariwisataan terhadap lingkungan merupakan hal yang penting mengingat perhatian masyarakat terhadap perlindungan lingkungan semakin meningkat. Penyelenggaran kepariwisataan sebenarnya memiliki potensi terhadap perlindungan lingkungan tetapi tidak jarang pariwisata dijadikan sebagai alasan dalam permasalahan lingkungan Marpaung 2002. Tanggung jawab untuk mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan adalah tanggung jawab semua pihak: pemerintah, industri pariwisata, masyarakat maupun wisatawan. Kemampuan untuk menegakkan peraturan dan mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan merupakan salah satu indikator kompetensi pemerintah maupun industri pariwisata. Dampak dari kunjungan wisatawan ke suatu tempat tergantung kepada sikap dan perilaku wisatawan. Kewajiban pengembangan tidak cukup dalam bentuk charity, sebaliknya masyarakat juga harus ikut mempunyai rasa memiliki dan melakukan kendali terhadap pertumbuhan kawasan wisata. Hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam pengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial harus dilakukan penelitian, inventarisasi, dan dievaluasi sebelum fasilitas wisata dikembangkan suatu area tertentu. Hal ini penting agar 14 perkembangan daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar potensial dan untuk menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai. Karenanya objek wisata alam dan budaya harus dipelihara dan dilestarikan untuk memeliharamenjamin mutu dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri Marpaung 2002. Pengembangan adalah tidak terbatas dengan membuat tempat serta pembuatan lingkungan semata-mata. Rencana pengembangan seharusnya mencoba merubah suatu objek lingkungan menjadi objek yang baik sehingga menarik perhatian wisatawan Marpaung 2002. Ilmu sosial sangat penting bila komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem terhadap kehidupan manusia Resosoedarmo et al. 1984. Pembangunan pariwisata menimbulkan perubahan pada ekosistem yang bersangkutan, sehingga mungkin akan merusak ekosistem. Bermacam-macam tindakan dilakukan dalam pembangunan pariwisata, yang masing-masing akan menimbulkan dampak ekologi tersendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan Soekadijo 2000: 1. Kemampuan untuk mendorong meningkatkan perkembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. 2. Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. 3. Kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup. 4. Kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri. Pariwisata berkelanjutan memenuhi kebutuhan wisatawan dan daerah penerima pada saat ini sambil melindungi dan mendorong kesempatan untuk waktu yang akan datang mengarah kepada pengelolaan seluruh sumberdaya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial dan estetika dapat terpenuhi sambil memelihara integritas kultural, proses ekologi yang esensial, keanekaragaman hayati dan sistem pendukung kehidupan. Produk pariwisata berkelanjutan yang dioperasikan secara harmonis dengan masyarakat dan budaya, sehingga mereka menjadi penerima keuntungan yang permanen dan bukan korban pembangunan pariwisata Saut 2000. 15

3. METODE PENELITIAN