lxv
Sebelum dilakukan penanaman lahan juga diberiakan pupuk dasar dengan unsur N, P, dan K. Pupuk dibuat larikan pada sekitar lubang tanam. Pupuk dasar
yang banyak digunakan petani responden adalah Urea, TSP, dan Phonska. Pada daerah penlitian penanaman dilakukan dengan dua teknik yaitu tegak
lurus dan miring terhadap lahan tanam. Masing-masing teknik ini berpengaruh terhadap hasil dan bentuk umbi dari ubi jalar yang ditanam. Tanaman yang
ditanam berdiri akan menghasilkan umbi yang tidak terlalu banyak, berbentuk bulat dan berukuran besar, sedangkan tanaman yang ditanam miring akan
menghasilkan umbi yang agak memanjang dan berukuran tidak terlalu besar tetapi jumlah umbi banyak. Jumlah tenaga kerja rata-rata per hektar yang digunakan
untuk aktivitas penanaman terdiri dari TKDK sebanyak 2,89 HOK dan TKLK sebanyak 17,23 HOK.
6.1.4. Pengairan
Aktivitas pengairan pada usahatani didaerah penelitian tidak banyak dilakukan. Pengairan hanya berasal dari adanya hujan. Hal ini kurang sesuai
dengan kebutuhan ubi jalar pada saat fase awal pertumbuhan membutuhkan pengairan yang cukup . Umumnya aktivitas pengairan dilakukan dengan cara
disiram pada permukaan guludan hingga basah namun tanah tidak sampai lembek. Pengairan dilakukan sekitar 7-15 hari sekali di lahan yang beririgasi, sedangkan di
lahan tadah hujan pengairan dilakukan 15-30 hari sekali. Pengairan secara kontinu dapat menurunkan peluang tanaman diserang hama lanas.
6.1.5. Penyulaman
Selama dua minggu setelah tanam, pertanaman ubi jalar harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh abnormal. Bibit yang mati harus
segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mengganti bibit yang mati dengan bibit yang baru. Aktivitas penyulaman ini biasanya dilakukan sambil petani
melakukan penyiangan. Pada lokasi penelitian penyulaman sangat jarang dilakukan terutama pada usahatani dengan luas lahan kurang dari 0,5 ha. Hal ini
dikarenakan potensi tumbuh ubi jalar tinggi, presentase tanaman yang tidak tumbuh kurang dari satu persen. Jumlah tenaga kerja rata-rata per hektar yang
lxvi
digunakan untuk penyulaman terdiri dari TKDK sebanyak 0,8 HOK dan TKLK sebanyak 0,4 HOK.
6.1.6. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan tumbuhan liar gulma yang tumbuh pada lahan pertanaman. Gulma merupakan pesaing tanaman ubi jalar
dalam memperoleh air, unsur hara, dan sinar matahari. Penyiangan pada lokasi penelitian dilakukan pada umur tanaman 1,5
– 2 bulan. Setelah lahan bersih dari gulma, dilanjutkan dengan pembumbunan dan pemberian mulsa jerami jika
tersedia. Selanjutnya pemberian pupuk kedua sekaligus pengairan pada lahan pertanaman. Aktivitas penyiangan pada daerah penelitian kurang dilakukan
dengan intensif sehingga lahan banyak ditumbuhi gulma. Jumlah tenaga kerja per hektar yang digunakan untuk penyiangan terdiri dari TKDK sebanyak 1,70 HOK
dan TKLK sebanyak 9,12 HOK. Sedangkan untuk pembumbunan terdiri dari TKLK sebanyak 41,22 HOK. Berikut ini gambaran lahan yang kurang mendapat
penyiangan dan aktivitas pembumbunan pada daerah penelitian.
6.1.7. Pemupukan
Petani responden di lokasi penelitian melakukan pemupukan pada saat tanam dan pada saat pembumbunan. Pupuk yang digunakan baik dalam
pemupukan dasar maupun pemupukan kedua pada lokasi penelitian beragam sesuai dengan kebiasaan masing-masing petani. Pupuk yang digunakan adalah
Gambar 5. Lahan yang Kurang
Mendapat Penyiangan
Gambar 6. Aktivitas Penyiangan
dan Pembumbunan
lxvii
pupuk akar. Pupuk akar yang digunakan antara lain pupuk kandang organik, Urea, ZA, KCl, TSP, Pupuk Majemuk Phonska, dan NPK.
Pemupukan akar dilakukan dengan sistem larikan alur dengan membuat larikan kecil di sepanjang guludan di samping batang tanaman sedalam 5-7 cm.
Kemudian pupuk disebarkan secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan tanah. Jumlah tenaga kerja rata-rata per hektar yang digunakan untuk
pemupukan terdiri dari TKDK sebanyak 10,71 HOK dan TKLK sebanyak 2,53 HOK.
6.1.8. Pengendalian Hama dan Penyakit