xlvii
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih
secara purposive dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi ubi jalar Nasional. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra penghasil ubi jalar di Kabupaten Bogor. Pengambilan data
dilakukan pada bulan Pertengahan Maret sampai Mei 2011.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan juga data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh
dari hasil pengamatan langsung dilapang, wawancara langsung dengan petani maupun pengisian kuisioner. Sedangkan data-data sekunder diperoleh dari
sumber-sumber yang relevan seperti buku, jurnal dan data-data dari dinas instasi terkait yang berkaitan dengan Departemen Pertanian, Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik, Perpustakaan, serta bahan- bahan pusataka lainnya seperti internet dan hasil-hasil penelitian terdahulu.
4.3. Metode Penarikan Sampel dan Pengumpulan Data
Pengambilan responden dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan pertimbangan peneliti sudah mengetahui karakteristik dari petani yang
akan dijadikan objek penelitian. Petani responden dalam penelitian ini adalah petani ubijalar yang menanam varietas jawa dan sudah panen pada musim tanam
2010. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75 petani ubi jalar, yang merupakan populasi petani ubi jalar varietas jawa. Pengumpulan data
pada penelitian ini yaitu pada populasi petani ubi jalar varietas jawa di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.
4.4. Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu1 transfer data dalam bentuk tabulasi, kegiatan ini berupa perumusan data
xlviii
dan informasi yang diperoleh kedalam bentuk tabel untuk memudahkan penginterpretasian 2 editing, kegiatan ini berupa penulisan data dan informasi
yang telah diperoleh selama kegiatan penelitian, kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi data dan informasi yang ada dan 3 pengolahan data dan
interpretasi data. Data dan fungsi produksi dilapang diolah dengan analisis fungsi produksi Cobb Douglas, analisis efisiensi, analisis pendapatan usahatani dan RC
rasio. Analisis dilakukan dengan bantuan kalkulator, Microsoft Excell 2007 dan program computer minitab Minitab 14.
4.4.1. Analisis pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah biaya yang benar-benar
dikeluarkan oleh petani. Sedangkan pendapatan atas biaya total adalah semua input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya Soekartawi, 2002.
Rumus penerimaan total, biaya dan pendapatan adalah : TR = P
y
x Y TC = TFC + TVC
π
tunai
= TR
total
- TC
tunai
π
total
= TR
total
– TC
tunai
+ Bd Dimana:
TR
total
= Total penerimaan tunai usahatani Rupiah TC
tunai
= Total biaya tunai usahatani Rupiah π
= Pendapatan Rupiah Bd
= Biaya yang diperhitungkan Rupiah Py
= Harga output Y
= Jumlah output TVC = Total biaya variabel
TFC = Total biaya tetap Penerimaan atau revenue dibagi menjadi dua, yaitu penerimaan tunai dan
penerimaan total. Penerimaan tunai usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, yaitu jumlah produk yang dijual dikalikan dengan
harga jual produk. Penerimaan total usahatani merupakan keseluruhan nilai produksi usahatani baik dijual, dikonsumsi keluarga dan dijadikan persediaan.
xlix
Biaya atau cost juga dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai di dalam usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk
pembelian barang dan jasa bagi kebutuhan usahatani. Biaya total adalah seluruh nilai yang dikeluarkan bagi usahatani, baik tunai maupun tidak tunai.
Return cost ratio atau imbangan penerimaan biaya adalah perbandingan
antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi usahatani. Analisis RC rasio digunakan untuk mengetahui seberapa
besar penerimaan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang kita keluarkan pada suatu usahatani. Apabila rasio RC 1, maka berarti usahatani yang dijalankan
layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya jika rasio RC 1, berarti usahatani tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Perhitungan RC dapat dirumuskan
sebagai berikut :
4.4.2. Ananlisis Fungsi Produksi
Dalam penelitian ini menggunakan analisis fungsi produksi Cobb Douglas. Menurut Soekartawi 2002 Fungsi Cobb Douglas adalah satu fungsi yang
melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu bersifat dependen, yang dijelaskan Y sedangkan yang satunya bersfat independen, yang menjelaskan
X. Tahap-tahap dalam menganalisis fungsi produksi tersebut adalah sebagi berikut:
1. Identifikasi Variabel Bebas dan Terkait
Digunakan untuk mendaftar faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh dalam proses produksi ubi jalar. Faktor-faktor tersebut
diantaranya luas lahan, benih, pupuk N dan pupuk K, serta tenaga kerja. Faktor-faktor produksi tersebut merupakan variabel bebas yang akan diuji
pengaruhnya terhadap produksi ubi jalar. 2.
Analisis Regresi
l
Dalam analisis regresi, pendekatan fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb Douglas yaitu:
Y=b X
1 b1
X
2 b2
X
3 b3
X
4 b4
X
5 b5
e
u
Transformasi dari fungsi Cobb Douglas kedalam bentuk linear logaritma, model fungsi produksi ubi jalar dapat ditulis sebagai berikut:
Ln Y=Lnb +b
1
nX
1
+ b
2
lnX
2+
b
3
lnX
3+
b
4
lnX
4
+ b
5
lnX
5
Dimana yaitu lahan, tenaga kerja, bibit, penggunaan pupuk N, dan penggunaan pupuk K,
Y =hasil produksi ubi jalar permusim tanam kg
X
1
=Luas lahan ha X
2
=Jumlah bibit permusim tanam stek X
3
=Jumlah tenaga kerja permusim tanam HOK X
4
=Jumlah unsur N yang digunakan kg X
5
=Jumlah unsur K yang digunakan kg b
=Intersep, merupakan besaran parameter e
=Bilangan naturale=2,7182 u
=unsur galat b
1,
b
2,
b
3,……
b
6,
nilai dugaan besaran parameter 3.
Pengujian Hipotesis a.
Pengujian Terhadap Model Penduga Pengujian ini digunkan untuk mengetahui apakah faktor produksi
yang digunkan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar.
Hipotesis: H
;b
1
=b
2
……..=b
1
=0 H
1
;salah satu dari b ada ≠0
Uji statistik yang digunakan adalah uji F F-hitung F-Tabelk-1, n-
k pada taraf nata α ;tolak H F-hitung F-Tabelk-1, n-
k pada taraf nata α ;terima H Untuk memperkuat pengujian, dihitung besarnya koefisien
determinasi R
2
, untuk mengetahui berapa jauh keragaman produksi
li
yang dapat diterangkan oleh variabel penjelas yang dipilih. Koefisien determinasi dapat dituliskan sebagai berikut
R
2
= Jumlah Kuadrat RegresiJumlah Kuadrat Total b.
Pengujian untuk masing-masing parameter Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Hipotesis:
H ;b
1
= 0 H
1
;b
1
≠ 0 Uji statistika yang digunkan adalah uji t
t-hitung = bi-0Sbi Kriteria uji:
t-hitungt-tabelà2,n- v pada taraf nyata α: tolak H
t-hitungt-tabelà2,n- v pada taraf nyata α: terima H
Keterangan v = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah responden Jika tolak H
artinya variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas dalam model
c. Pengujian Autokolinearitas dan Multikolinearitas
Pendugaan parameter dari fungsi produksi dilakukan dengan metode kuadrat terkecil OLS = Ordinary Least Square sehingga dengan
sendirinya asumsi OLS harus terpenuhi. Syarat terpenuhinya asumsi OLS antara lain model linier dalam parameter, tidak terdapat autokorelasi nilai
Durbin Watson = 1,55 s.d. 2,46, tidak terjadi multikolineraritas VIF 10, nilai tengah dari error = 0, dan komponen error terdistribusi normal.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka untuk menyelesaikan atau menduga koefisien dari fungsi produksi digunakan metode kuadrat terkecil OLS =
Ordinary Least Square .
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan koefisien determinasi yang tinggi
namun dari uji-t banyak variabel bebas yang tidak signifikan atau dapat diukur dengan Variance Inflation Faktor VIF, secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
lii
Diman, Rj= Koefisien determinasi dari model regresi dengan Xj sebagai variabel dependen dan X lainnya sebagi variabel independent.
Jika VIF Xj 10 maka dapat disimpulkan bahwa model dugaan ada multikolinearitas.
4.4.3. Analisis Efisiensi Alokasi Faktor Produksi
Untuk melihat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, dapat dilihat dari kombinasi optimal dari penggunaan faktor-faktor produksi yang ditunjukkan
oleh perbandingan NPM dan BKM. Jika perbandingan NPM dan BKM lebih kecil dari satu, maka penggunaan faktor produksi ubi jalar harus dikurangi. Sedangkan
jika nilai perbandingan NPM dan BKM lebih besar dari satu, maka penggunaan faktor produksi ubi jalar harus ditingkatkan, dan apabila perbandingna NPM dan
BKM sama dengan satu, mala usahatani ubi jalar sudah dalam kondisi optimal atau efisien.
4.5. Definisi Operasional
Variabel yang diamati merupakan data dan informasi usahatani ubi jalar yang diusahakan oleh petani. Variabel tersebut terlebih dahulu didefinisikan untuk
mempermudah pengumpulan data yang mengacu pada konsep di bawah ini : 1.
Produksi ubi jalar Y adalah ubi jalar yang dihasilkan dalam satu musim tanam. Satuan pengukuran yang digunakan adalah kilogram kg.
2. Luas lahan X
1
adalah luas lahan yang digunakan untuk berusahatani ubi jalar dengan satuan pengukuran adalah hektar ha.
3. Bibit ubi jalar X
2
adalah jumlah bibit ubi jalar yang digunakan petani untuk satu kali musim tanam dengan satuan pengukuran yang digunakan
adalah setek. 4.
Tenaga kerja X
3
adalah jumlah tenaga kerja total yang digunakan dalam proses produksi untuk berbagai kegiatan usahatani selama satu musim
tanam. Tenaga kerja diukur dalam satuan Hari Orang Kerja HOK dan
liii
mengabaikan jenis tenaga kerja yang digunakan apakah dari dalam keluarga atau luar keluarga.
5. Penggunaan unsur N X
4
adalah jumlah unsur N yang digunakan untuk memupuk tanaman ubi jalar selama satu kali musim tanam Satuan ukuran
yang digunakan adalah kilogram kg. unsur N ini diperoleh dari pengaplikasian pupuk urea dan pupuk phonska pada lahan tanam
6. Penggunaan unsur K X
4
adalah jumlah unsur K yang digunakan untuk memupuk tanaman ubi jalar selama satu kali musim tanam Satuan ukuran
yang digunakan adalah kilogram kg. unsur K ini diperoleh dari pengaplikasian pupuk KCL dan pupuk phonska pada lahan tanam
liv
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari
Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi aktivitas
pertanian terbesar kedua yang diusahakan para petani di Desa Purwasari setelah usahatani padi.
Secara Geografis Desa Purwasari terletak sekitar 5 km kearah barat pusat Kecamatan Dramaga. Secara administratif Desa Purwasari berbatasan dengan
Desa Petir di sebelah utara dan timur, dan Desa Sukajadi di sebelah selatan sedangkan disebelah barat berbatasan dengan Desa Situ Daun. Luas wilayah Desa
Purwasari yaitu 211.016 hektar yang dibagi menjadi beberapa wilayah menurut penggunaanya yaitu untuk pemukiman, persawahan, perkebunan, pekarangan,
taman dan perkantoran, sarana umum serta digunakan untuk lahan kuburan. Penggunaan lahan terluas digunakan untuk lahan persawahan yaitu mencapai
150.233 hektar.
5.1.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat
Karakter sosial ekonomi masyarakat akan mempengaruhi manusia sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Jumlah penduduk di wilayah Desa
Purwasari tahun 2010 adalah 6.747 jiwa, terdiri dari 3.474 orang penduduk laki- laki dan 3.273 orang penduduk perempuan. Jumlah Kepala Keluarga KK
diwilayah Desa Purwasari tahun 2010 sebanyak 1.1791 KK, yang sebagian besarnya terdiri dari KK Tani. Hal ini menunjukan bahwa penduduk diwilayah
Desa Purwasari menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, sedangkan yang lainnya terdiri dari bidang jasa, perdagangan, pegawai negeri dan lain-lain.
Penduduk Desa Purwasari umumnya adalah suku Sunda yang menggunakan Bahasa Sunda dalam kesehariannya selain itu ada beberapa etnis
betawi sekitar 57 orang laki laki dan 27 orang perempuan. Seluruh penduduk Desa Purwasari beragama Islam. Mata pencaharian pokok masyarakat Desa Purwasari
yaitu petani, buruh tani dan pengrajin industri rumah tangga. Sebagian besar masyarakat bergantung pada sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Luas lahan pertanian mencapai seluas ± 170.509 ha. Lahan pertanian tersebut mampu ditanami dua hingga tiga kali musim tanam dalam setahun, dan
memiliki produktivitas sebesar ± 340 tonha padi sawah dan 12,5 tonha untuk ubi jalar. Berdasarkan fungsinya, tanah di daerah Desa Purwasri terdiri atas lahan