Biaya Usahatani Ubi Jalar

lxxiii dari 0,5 ha. Masalah modal di lokasi penelitian dapat diatasi oleh petani dengan bergabung dalam Koperasi Unit Desa KUD yang menyediakan input usahatani. Dengan menjadi anggota KUD, petani dapat meminjam input produksi untuk kemudian dibayar pada saat panen.

6.3. Penerimaan Usahatani Ubi Jalar

Analisis terhadap penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang langsung diterima oleh petani dalam bentuk uang tunai dari hasil penjualan ubi jalarnya. Sedangkan penerimaan non tunai merupakan penerimaan yang diperoleh petani tidak dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk seperti konsumsi atau stock bibit. Produksi ubi jalar merupakan keseluruhan hasil panen yang diperoleh oleh petani pada setiap lahan yang diusahakan, karena pada daerah penelitian tidak ada sortasi terhadap hasil produksi menjadi ubi kualitas baik maupun afkir. Penerimaan usahatani ubi jalar dapat dihitung dari hasil perkalian antara jumlah hasil produksi ubi jalar dengan harga. Jumlah rata-rata produksi ubi jalar pada musim tanam 2010 pada lokasi penelitian adalah 13.281,74 kgha dengan harga jual rata-rata Rp 754,26kg. Penerimaan tunai yang diperoleh petani dari hasil penjualan ubi jalar adalah Rp 10.198.907,60 . Tabel 25 Tabel 25. Penerimaan Usahatani Ubi Jalar per Hektar di Desa Purwasari Tahun 2010 Penerimaan Jumlah kg Harga Rpkg Nilai Rp Ubi kualitas baik 13.281,74 754, 26 10.017.883,60 Penerimaan tunai 10.017.883,60 Konsumsi oleh RT 240 754, 26 181.024,00 Penerimaan non tunai Total penerimaan 10.198.907,60

6.3.1. Biaya Usahatani Ubi Jalar

Biaya usahatani ubi jalar terdiri dari dua bagian, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani responden meliputi biaya pemupukan, biaya tenaga kerja luar keluarga, sewa lahan, dan pajak lahan. Sedangkan biaya diperhitungkan merupakan biaya yang dikeluarkan lxxiv petani untuk kegiatan produksi yang harus diperhitungkan sebagai pengeluaran petani untuk usahatani ubi jalar. Biaya diperhitungkan yang dikeluarkan petani responden meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga, biaya pembibitan, biaya penyusutan, dan biaya sewa lahan milik. Tabel 26 menyajikan gambaran biaya usahatani petani responden. Tabel 26. Biaya Usahatani Ubi Jalar per Hektar di Desa Purwasari per Musim Tanam pada Tahun 2010 Keterangan Jumlah Harga satuan Rp Nilai Rp atas biaya Biaya tunai TKLK HOK hari 181,75 25.000,00 4.546.750,00 54,65 Pajak lahan ha5 bulan 1,00 350.000,00 350.000,00 3,34 Pupuk Urea 139,17 2000,00 278340,00 3,47 Pupuk TSP 37,02 2500,00 92550,00 1,11 Phonska 47,91 3000,00 143730,00 1,72 Total biaya tunai 5.109.495,00 65,05 Biaya diperhitungkan TKDK HOK hari 51,57 25.000,00 1.289.250,00 16,08 Pembibitan stek 46.068,85 - 706.646,70 8,61 Sewa lahan ha5 bulan 1,00 750.000,00 750.000,00 9,01 Penyusutan 151.713,00 151.713,00 1,82 Total biaya diperhitungkan 2.893.459,20 34,95 Total biaya 8.304.829,20 100,00 Nilai biaya terbesar pada komponen biaya tunai adalah biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK sebesar Rp 4.546.750,00 atau 54,65 persen dari biaya total. Jumlah tenaga kerja luar keluarga adalah 181,75 HOK dengan upah rata-rata Rp 25.000. Biaya tenaga kerja luar keluarga yang besar dikarenakan pada lokasi penelitian aktivitas usahatani ubi jalar mulai dari pengolahan lahan sampai panen lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga atau buruh tani, selain itu faktor usia dari petani responden juga berpengaruh terhadap banyaknya penggunaan tenaga kerja luar keluarga. Biaya terbesar kedua adalah tenaga kerja dalam keluarga sebesar 16,08 persen dari biaya total. Total biaya tenaga kerja dalam keluarga yaitu sebesar Rp.1. 289.250,00 .Biaya ini diperhitungkan untuk semua aktivitas sperti penyiapan bibit, penanaman, pengolahan lahan hingga panen. Biaya sewa lahan lxxv untuk satu musim tanam selama lima bulan di lokasi penelitian berkisar adalah Rp 750.000.000ha. Biaya pajak lahan di lokasi penelitian beragam sesuai dengan kondisi lahan yang dimiliki rata-rata biaya pajak yang dikeluarkan per hektar per musim tanam yaitu Rp 350.000 . Semakin dekat lokasi lahan dengan irigasi, jalan utama dan luasan lahan yang dimiliki makan pajak yang dibayarkan petani juga akan semakin besar. Komponen biaya pemupukan terdiri dari biaya pupuk urea, biaya pupuk TSP dan biaya untuk pupuk phonska. Biaya pemupukan terbesar adalah biaya untuk pupuk Urea yaitu sebesar 3,47 persen dari total biaya usahatani. Biaya pemupukan lainnya secara berturut-turut dari presentase biaya yang besar adalah Phonska 1,72 persen dari total biaya usahatani, dan TSP sebesar 1,11 persen dari total biaya usahatani Biaya tunai pajak lahan satu hektar selama lima bulan masa tanam untuk lahan milik adalah Rp 350.000 atau 4,20 persen dari biaya total. Biaya lahan tidak terlalu besar karena sebagian lahan yang diusahakan di lokasi penelitian adalah lahan tadah hujan yang nilai jualnya lebih rendah dari lahan irigasi. Pada komponen biaya diperhitungkan, biaya terbesar adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK sebesar Rp 1.289.250 , 00 atau 16,08 persen dari total biaya. Jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah 51,57 HOK. Biaya tenaga kerja dalam keluarga digunakan untuk jenis pekerjaan mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit. Komponen biaya pembibitan sebesar 8,61 persen atau senilai Rp 706.646,70 untuk lahan pembibitan 0,1 ha. Biaya pembibitan sendiri terdiri dari biaya bibit, tenaga kerja, pengairan, pupuk, pestisida, dan sewa lahan selama dua bulan. Baik petani yang melakukan perbanyakan melalui pembibitan sendiri ataupun hasil produksi menggunakan biaya bibit yang diperhitungkan. Komponen biaya diperhitungkan terbesar lainnya yaitu sewa lahan milik sebesar 9,01 persen dari total biaya atau senilai Rp 750.000ha untuk lima bulan masa produksi ubi jalar. Biaya ini dikenakan kepada petani yang mengusahakan lahan milik, lahan sakap. Selanjutnya biaya penyusutan alat-alat pertanian sebesar 1,82 persen atau senilai Rp 147.562,50 Penghitungan biaya penyusutan berdasarkan metode garis lurus. lxxvi

6.3.2. Pendapatan Usahatani Ubi Jalar