xlix
Biaya atau cost juga dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai di dalam usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk
pembelian barang dan jasa bagi kebutuhan usahatani. Biaya total adalah seluruh nilai yang dikeluarkan bagi usahatani, baik tunai maupun tidak tunai.
Return cost ratio atau imbangan penerimaan biaya adalah perbandingan
antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi usahatani. Analisis RC rasio digunakan untuk mengetahui seberapa
besar penerimaan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang kita keluarkan pada suatu usahatani. Apabila rasio RC 1, maka berarti usahatani yang dijalankan
layak untuk dilaksanakan dan sebaliknya jika rasio RC 1, berarti usahatani tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Perhitungan RC dapat dirumuskan
sebagai berikut :
4.4.2. Ananlisis Fungsi Produksi
Dalam penelitian ini menggunakan analisis fungsi produksi Cobb Douglas. Menurut Soekartawi 2002 Fungsi Cobb Douglas adalah satu fungsi yang
melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu bersifat dependen, yang dijelaskan Y sedangkan yang satunya bersfat independen, yang menjelaskan
X. Tahap-tahap dalam menganalisis fungsi produksi tersebut adalah sebagi berikut:
1. Identifikasi Variabel Bebas dan Terkait
Digunakan untuk mendaftar faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh dalam proses produksi ubi jalar. Faktor-faktor tersebut
diantaranya luas lahan, benih, pupuk N dan pupuk K, serta tenaga kerja. Faktor-faktor produksi tersebut merupakan variabel bebas yang akan diuji
pengaruhnya terhadap produksi ubi jalar. 2.
Analisis Regresi
l
Dalam analisis regresi, pendekatan fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb Douglas yaitu:
Y=b X
1 b1
X
2 b2
X
3 b3
X
4 b4
X
5 b5
e
u
Transformasi dari fungsi Cobb Douglas kedalam bentuk linear logaritma, model fungsi produksi ubi jalar dapat ditulis sebagai berikut:
Ln Y=Lnb +b
1
nX
1
+ b
2
lnX
2+
b
3
lnX
3+
b
4
lnX
4
+ b
5
lnX
5
Dimana yaitu lahan, tenaga kerja, bibit, penggunaan pupuk N, dan penggunaan pupuk K,
Y =hasil produksi ubi jalar permusim tanam kg
X
1
=Luas lahan ha X
2
=Jumlah bibit permusim tanam stek X
3
=Jumlah tenaga kerja permusim tanam HOK X
4
=Jumlah unsur N yang digunakan kg X
5
=Jumlah unsur K yang digunakan kg b
=Intersep, merupakan besaran parameter e
=Bilangan naturale=2,7182 u
=unsur galat b
1,
b
2,
b
3,……
b
6,
nilai dugaan besaran parameter 3.
Pengujian Hipotesis a.
Pengujian Terhadap Model Penduga Pengujian ini digunkan untuk mengetahui apakah faktor produksi
yang digunkan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar.
Hipotesis: H
;b
1
=b
2
……..=b
1
=0 H
1
;salah satu dari b ada ≠0
Uji statistik yang digunakan adalah uji F F-hitung F-Tabelk-1, n-
k pada taraf nata α ;tolak H F-hitung F-Tabelk-1, n-
k pada taraf nata α ;terima H Untuk memperkuat pengujian, dihitung besarnya koefisien
determinasi R
2
, untuk mengetahui berapa jauh keragaman produksi
li
yang dapat diterangkan oleh variabel penjelas yang dipilih. Koefisien determinasi dapat dituliskan sebagai berikut
R
2
= Jumlah Kuadrat RegresiJumlah Kuadrat Total b.
Pengujian untuk masing-masing parameter Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variabel bebas yang
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Hipotesis:
H ;b
1
= 0 H
1
;b
1
≠ 0 Uji statistika yang digunkan adalah uji t
t-hitung = bi-0Sbi Kriteria uji:
t-hitungt-tabelà2,n- v pada taraf nyata α: tolak H
t-hitungt-tabelà2,n- v pada taraf nyata α: terima H
Keterangan v = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah responden Jika tolak H
artinya variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas dalam model
c. Pengujian Autokolinearitas dan Multikolinearitas
Pendugaan parameter dari fungsi produksi dilakukan dengan metode kuadrat terkecil OLS = Ordinary Least Square sehingga dengan
sendirinya asumsi OLS harus terpenuhi. Syarat terpenuhinya asumsi OLS antara lain model linier dalam parameter, tidak terdapat autokorelasi nilai
Durbin Watson = 1,55 s.d. 2,46, tidak terjadi multikolineraritas VIF 10, nilai tengah dari error = 0, dan komponen error terdistribusi normal.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka untuk menyelesaikan atau menduga koefisien dari fungsi produksi digunakan metode kuadrat terkecil OLS =
Ordinary Least Square .
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan koefisien determinasi yang tinggi
namun dari uji-t banyak variabel bebas yang tidak signifikan atau dapat diukur dengan Variance Inflation Faktor VIF, secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
lii
Diman, Rj= Koefisien determinasi dari model regresi dengan Xj sebagai variabel dependen dan X lainnya sebagi variabel independent.
Jika VIF Xj 10 maka dapat disimpulkan bahwa model dugaan ada multikolinearitas.
4.4.3. Analisis Efisiensi Alokasi Faktor Produksi