lxiv
Cara kedua yang banyak dilakukan petani responden adalah tanah langsung diolah bersamaan dengan pembuatan guludan-guludan tanpa ada
pembajakan lahan. Lahan dapat langsung ditanami atau didiamkan dulu selama dua minggu. Lahan didiamkan untuk menetralsir lahan dari kemungkinan adanya
hama dan penyakit tanaman yang tertinggal pada lahan pada saat pengolahan. Cara ini digunakan pada lahan yang sebelumnya ditanami komoditas ubi jalar
ataupun komoditas palawija lainnya. Lahan bekas tanaman sayuran mengandung pupuk organik sehingga pada produksi ubi jalar tidak memerlukan pupuk organik
kembali. Jumlah tenaga kerja rata-rata per hektar yang digunakan untuk semua aktivitas pengolahan lahan berasal dari TKLK sebanyak 103,17 HOK. Sedangkan
yang berasal dari TKDK sebesar 29,68 HOK. Berikut ini gambaran pengolahan lahan dan lahan yang akan digunakan untuk membudidayakan ubi jalar pada
daerah penelitian.
6.1.3. Penanaman
Petani responden pada daerah penelitian menanam komoditas ubi jalar dengan sistem monokultur. Proses penanaman dilakukan dengan pembuatan
larikan-larikan dangkal pada guludan dengan kedalaman 5-10 cm.. Jarak tanam pada masing-masing petani responden pada saat penanaman sangat beragam
berkisar antara 15-30 cm dengan jarak baris 75-100 cm hal ini belum sesuai anjuran yaitu 25-35 dan jarak baris 100 cm. Kerapatan tanaman yang terlalu tinggi
pada daerah penelitian mengakibatkan hasil yang diperoleh kurang dari maksimal.
Gambar 3.
Aktivitas Pengolahan Lahan
Gambar 4.
Lahan Siap Tanam Guludan
lxv
Sebelum dilakukan penanaman lahan juga diberiakan pupuk dasar dengan unsur N, P, dan K. Pupuk dibuat larikan pada sekitar lubang tanam. Pupuk dasar
yang banyak digunakan petani responden adalah Urea, TSP, dan Phonska. Pada daerah penlitian penanaman dilakukan dengan dua teknik yaitu tegak
lurus dan miring terhadap lahan tanam. Masing-masing teknik ini berpengaruh terhadap hasil dan bentuk umbi dari ubi jalar yang ditanam. Tanaman yang
ditanam berdiri akan menghasilkan umbi yang tidak terlalu banyak, berbentuk bulat dan berukuran besar, sedangkan tanaman yang ditanam miring akan
menghasilkan umbi yang agak memanjang dan berukuran tidak terlalu besar tetapi jumlah umbi banyak. Jumlah tenaga kerja rata-rata per hektar yang digunakan
untuk aktivitas penanaman terdiri dari TKDK sebanyak 2,89 HOK dan TKLK sebanyak 17,23 HOK.
6.1.4. Pengairan
Aktivitas pengairan pada usahatani didaerah penelitian tidak banyak dilakukan. Pengairan hanya berasal dari adanya hujan. Hal ini kurang sesuai
dengan kebutuhan ubi jalar pada saat fase awal pertumbuhan membutuhkan pengairan yang cukup . Umumnya aktivitas pengairan dilakukan dengan cara
disiram pada permukaan guludan hingga basah namun tanah tidak sampai lembek. Pengairan dilakukan sekitar 7-15 hari sekali di lahan yang beririgasi, sedangkan di
lahan tadah hujan pengairan dilakukan 15-30 hari sekali. Pengairan secara kontinu dapat menurunkan peluang tanaman diserang hama lanas.
6.1.5. Penyulaman