Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

xliv Pendapatan usahatani terbagi atas pendapatan tunai usahatani dan pendapatan total usahatani. Pendapatan kotor mengukur pendapatan kerja petani tanpa memasukan biaya yang diperhitungkan sebagai komponennya. Pendapatan tunai usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya tunai usahatani. Sedangkan pendapatan total usahatani mengukur pendapatan kerja petani dari seluruh biaya usahatani yang dikeluarkan. Pendapatan bersih usahatani diperoleh dari selisih penerimaan usahatani dengan biaya total usahatani. Selain dapat juga dilakukan analisis RC rasio yang menunjukan besar penerimaan usahatani yang akan diperoleh petani untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani. Semakin besar nilai RC maka semakin besar pula penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan usahatani tersebut menguntungkan untuk dilaksanakan. Kegiatan usahatani dapat dikatakan layak apabila biaya rasio RC lebih besar dari satu, artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biayanya. Sederhananya, kegiatan usahatani tersebut menguntungkan. Sebaliknya, apabila nilai rasio RC lebih kecil dari satu, artinya tambahan biaya menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil sehingga kegiatan usahatani dikatakan tidak menguntungkan. Sedangkan jika nilai rasio RC sama dengan satu, maka kegiatan usahatani memperoleh keuntungan normal.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Ubi jalar mempunyai potensi yang besar sebagai penunjang program diversifikasi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional. Ubi jalar memiliki keunggulan kandungan berbagai gizi dan nutrisi penting. Di samping sebagai bahan pangan , ubi jalar dapat juga dipergunakan sebagai bahan baku industri pengolahan pangan, sebagai bahan pakan ternak, dan sumber bioethanol . Potensi pasar untuk ubi jalar pun masih terbuka lebar. Dengan perannya yang semakin penting dan strategis tersebut maka peluang untuk mengembangkan komoditi ubi jalar masih sangat terbuka. Kabupaten Bogor sendiri Potensi pengembangan usahatani ubi jalar masih besar dengan luasnya lahan tanam dan xlv sumber daya manusia yang tersedia. Potensi permintaan pasar akan komoditas ubi jalar pun semakin meningkat, didukung oleh berkembangnya sektor industri pengolahan ubi jalar baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Pada kasus usahatani ubi jalar di Desa Purwasari sebagian besar masih dilaksanakan secara tradisional. Pelaksanaan ushatani dengan teknik budidaya yang tradisional cenderung menggunakan input sumber daya secara berlebihan sehingga tingkat efisiensi produksi optimal tidak tercapai. Ruang lingkup dari penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik pembudidayaan ubi jalar, menganalisis pendapatan usahatani ubi jalar. Selanjutnya menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap tingkat produksi usaha budidaya ubi jalar serta menganalisis efisiensi penggunaanya. Faktor-faktor produksi yang akan dianalisis yaitu lahan, tenaga kerja, bibit, penggunaan pupuk N, penggunaan pupuk K. Kemudian dilakuakn analisis terhadap efsiensi alokasi dari penggunaan faktor-faktor produksi usahatani ubijalar. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 2. xlvi Gambar 2 . Kerangka Pemikiran Operasional Usahatani Ubi Jalar 1. Komoditas penunjang Ketahanan Pangan melalui Diversifikasi Pangan 2. Potensi peningkatan permintaan dan produksi 3. Sebagian besar budidaya tradisional, bargaining position petani rendah, harga given sehingga pendapatan petani masih rendah. 4. Produktivitas mengalami penurunan 5. Tingkat efisiensi petani diduga belum optimal di bawah potensi produksi Diperlukannya analisis pendaptan dan faktor yang mempengaruhi produksi usahatani ubijalar Rekomendasi Usahatani yang Efisien dan Memberikan Keuntungan Maksimum bagi Petani Keragaan Usahatani Ubi Jalar Input Produksi Output Analsisis Faktor-faktor produksi Lahan, Bibit, TK, Pupuk N, dan Pupuk K Pendapatan Usahatani 1. Pendapatan bersih usahatani 2. RC atas Biaya Tunai dan RC atas Biaya Total Usahatani 1. Budidaya : pembibitan-panen 2. Penggunaan Sarana Produksi : bibit, pupuk, alat pertanian, lahan, TK, modal Pendapatan Usahatani Analisis efisiensi alokasi faktor-faktor produksi xlvii

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian