BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Pemilihan tempat pada penelitian ini dilakukan secara purposive didasarkan pada cakupan wilayah siaran coverage area RRI Bogor Pro 1 FM 93,75 MHz yakni
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Sukabumi dan Cianjur. Karena keterbatasan biaya maka hanya responden yang bertempat tinggal di Kabupaten dan
Kota Bogor saja yang menjadi responden penelitian ini. Data mengenai lokasi pendengar didapatkan dari pesan singkat SMS atau telepon interaktif ke RRI Bogor
pada saat program siaran “Desa Kita” berlangsung. Waktu penelitian dilakukan
selama dua bulan yaitu pada bulan April dan Mei tahun 2011.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data secara dilakukan dengan metode survei dengan
menggunakan kuesioner. Jumlah pertanyaan dibatasi maksimum dua puluh pertanyaan setiap bagian untuk meminimalisir kejenuhan responden dalam menjawab
pertanyaan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yang tersebar di Kota Bogor.
Data responden tersebut mengacu dari daftar pendengar yang melakukan interaktif ketika program siaran pedesaan “Desa Kita” sedang berlangsung, baik
melalui telepon maupun pesang singkat SMS. Peneliti kemudian menghubungi satu per satu responden untuk meminta kesediaannya menjadi responden dalam penelitian
ini. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data-data
mengenai profil RRI Bogor, profil pendengar RRI Bogor serta data-data lainnya terkait siaran pedesaan “Desa Kita” Programa I RRI Bogor. Data tersebut didapatkan
langsung dari kantor RRI Bogor di Jalan Pangrango No.34, Bogor.
3.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan pengisian kuesioner. Kuesioner yang akan disebarkan kepada responden penelitian kemudian
diuji terlebih dahulu agar kuesioner tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur serta konsisten. Oleh karena itulah dilakukan uji validitas dan reabilitas.
Pemilihan responden tersebut didasarkan pada karakteristik responden uji yang sama dengan sampel asli penelitian.
3.3.1 Validitas Instrumen
Validitas dalam penelitian ini didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaan- pertanyaan pada kuesioner yang dibuat berdasarkan teori-teori yang ada dan pendapat
dari ahli. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan koefisien product moment Pearson. Hal ini dilakukan agar data yang didapat valid. Priyatno 2008 menyatakan
bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis tabel
korelasi. Adapun rumus yang digunakan dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut:
Keterangan: = nilai koefisien validitas
= jumlah responden = skor pertanyaan pertama
= skor total
Setelah dilakukan uji validitas pada kuesioner kepada 34 responden maka diperoleh hasil validitas instrumen. Dari 40 pernyataan yang diajukan terdapat 4
pernyataan yang tidak valid oleh karena itu 4 pernyataan tersebut diganti.
3.3.2 Reliabilitas Instrumen
Uji reabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu Priyatno 2008.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua, di mana pada teknik ini setiap butir pernyataan-pernyataan yang valid dibagi menjadi belahan genap dan
ganjil. Pengukuran koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus pada persamaan berikut:
Keterangan: = angka koefisien reliabilitas keseluruhan item
= angka korelasi belahan pertama dan kedua
Setelah dilakukan uji kuesioner pada 34 responden, maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,812 untuk pernyataan kepuasan yang diinginkan gratification
sought dan nilai sebesar 0,881 untuk pernyataan kepuasan yang diperoleh gratification obtained.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 17 for
Windows. Penggunaan program SPSS adalah untuk mempermudah pengolahan data yang ada. Data dari pengisian kuesioner oleh responden kemudian akan disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Data yang diperoleh bersifat
nominal dan ordinal, sehingga untuk menganalisis hubungan antar data tersebut digunakan analisis Chi-Square.
Data kuantitatif diuji dengan menggunakan uji statistik nonparametrik melalui uji Chi-Square untuk melihat hubungan yang nyata antara variabel-variabel dengan skala
nominal. Hasil uji Chi-Square kemudian digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel-variabel dengan koefisien kontingensi C. Makin besar C
berarti hubungan antar dua variabel semakin erat. C berkisar antara 0 - 1. Rumus Chi-Square Rakhmat 2002 yang digunakan dapat dilihat pada persamaan
berikut:
Di mana: = Chi kuadrat observasi
= frekuensi observasi = frekuensi harapan
Untuk menghitung tingkat kesenjangan kepuasan maka dilakukan dengan membandingkan skor yang diperoleh gratification sought GS dengan gratification
obtained GO, di mana: a. Jika mean rata-rata skor GS lebih besar dari mean skor GO GS GO,
maka terjadi selisih mean negatif, karena kepuasan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kepuasan yang diinginkan. Dengan demikian,
RRI Bogor tidak memuaskan pendengarnya. b. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO GS = GO, maka tidak
terjadi selisih mean karena jumlah kepuasan yang diinginkan semuanya terpenuhi. Dengan demikian, RRI Bogor telah dapat memuaskan
pendengarnya. c. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO GS GO, maka terjadi
selisih mean positif karena kepuasan yang diperoleh lebih banyak
dibandingkan dengan kepuasan yang diinginkan. Dengan demikian, RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat
pendengarnya merasa sangat puas.
BAB IV GAMBARAN UMUM RADIO REPUBLIK INDONESIA RRI BOGOR
4.1 Sejarah Lembaga Penyiaran Publik LPP RRI Bogor
Radio Republik Indonesia RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara. RRI berdiri pada tanggal 11 September 1945. Siarannya ditujukan
untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. RRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik LPP yang
bersifat independen, netral dan tidak komersial yang tugasnya adalah memberikan pelayanan siaran informasi, pelestari budaya, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol
sosial dan menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. RRI sampai saat ini memiliki 62 stasiun penyiaran yang tersebar di seluruh Indonesia ditambah 1 stasiun
penyiaran Siaran Luar Negeri yang dikenal dengan Voice of Indonesia serta 114 stasiun produksi yang terletak di perbatasan Indonesia.
LPP RRI Bogor berawal dari Radio Daerah Bogor RDB yang dikelola oleh AURI LANUD Atang Sanjaya Bogor. Radio Daerah Bogor resmi menjadi Radio
Republik Indonesia Bogor pada tanggal 25 Juli 1968. Pada tanggal tersebut, Walikota Bogor menyerahkan Radio Daerah Bogor RDB kepada Direktorat Radio. Sejak saat
inilah RDB menjadi RRI Bogor yang diresmikan oleh Dirjen RTF atas nama Menteri Penerangan RI pada tanggal 4 Agustus 1968. Walikota Bogor dengan SK No.
236061968 tertanggal 13 Mei 1968 menyerahkan penguasaan atas seluruh gedung di Jalan Pangrango No. 30 Bogor kepada Direktorat RRI Deppen Jakarta untuk
dipergunakan RRI Studio Bogor. Sejak tahun 1968 hingga saat ini LPP RRI Bogor terus berkembang dengan
penambahan daya pancar yang meliputi Wilayah II Bogor Bogor, Sukabumi dan Cianjur. LPP RRI Bogor mengudara dari Jalan Pangrango No. 34 Bogor selama 19
jam sehari melalui Programa 1 dan Programa 2 dengan segmentasi yang berbeda. Sebagai media pelayanan siaran informasi, pelestari budaya, pendidikan, hiburan
yang sehat dan kontrol sosial, RRI Bogor berusaha membidik pangsa pasar pendengar