Tabel 20 Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan
Frekuensi
Tingkat Pendidikan
Frekuensi Total
Jarang Sering
Jumlah Jumlah
Jumlah Dasar
Menengah 6
17,6 8
23,5 14
41,2 Tinggi
13 38,2
7 20,6
20 58,8
Total 19
55,9 15
44,1 34
100
Ket: Chi-Square hitung = 1,638 dan nilai signifikansi = 0,201
Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui pada tingkat pendidikan menengah
sebanyak 6 17,6 orang responden mendengarkan program siaran “Desa Kita”
RRI Bogor dalam kategori jarang. Pada tingkat pendidikan menengah juga terdapat 8 23,5
orang responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori sering. Pada tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13 38,2
responden mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori jarang. Pada tingkat pendidikan tinggi sebanyak 7 20,6 orang responden
mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori sering. Berdasarkan hasil uji Chi-Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows
didapatkan nilai p-value 0,201. Dengan alpha 10 dan nilai p-value tersebut lebih dari alpha. Hal ini maka terima H
yang artinya antara tingkat pendidikan dan frekuensi tidak ada hubungan. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan tidak
menentukan frekuensi pendengar dalam mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor.
6.3.4 Hubungan antara Pekerjaan dengan Frekuensi
Pekerjaan dalam penelitian ini digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu bekerja dan tidak bekerja. Hubungan antara pekerjaan dengan frekuensi mendengarkan
program siaran “Desa Kita” RRI Bogor diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis apakah pekerjaan yang berbeda diikuti
denga n frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” RRI Bogor
yang berbeda juga. Hubungan antara pekerjaan dengan frekuensi mendengarkan terhadap program siaran “Desa Kita” disajikan pada Tabel 21 berikut ini.
Tabel 21 Jumlah dan Persentase Responden menurut Pekerjaan dan Frekuensi
Pekerjaan Frekuensi
Total Jarang
Sering Jumlah
Jumlah Jumlah
Tidak Bekerja 5
14,7 5
14,7 Bekerja
14 41,2
15 44,1
29 85,3
Total 19
55,9 15
44,1 34
100
Ket: Chi-Square hitung = 1,638 dan nilai signifikansi = 0,031
Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui responden yang tidak bekerja sebanyak 5 14,7
orang mendengarkan program siaran “Desa Kita” dalam kategori jarang. Pada responden yang bekerja terdapat 14 41,2 orang yang mendengarkan
program siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori jarang. Sementara itu pada responden yang bekerja terdapat 15 44,1 orang yang mendengarkan program
siaran “Desa Kita” RRI Bogor dalam kategori sering. Berdasarkan hasil uji Chi Square di atas menggunakan SPSS 17 for Windows
didapatkan nilai 0,031. Dengan alpha 10 dan nilai p-value tersebut kurang dari alpha. Hal ini maka tolak H
artinya antara pekerjaan dengan frekuensi ada hubungan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pekerjaan menentukan frekuensi pendengar dalam
mendengarkan program siaran “Desa Kita” RRI Bogor.
BAB VII ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN
GRATIFICATION DISCREPRANCY
PENDENGAR PROGRAM SIARAN “DESA KITA” PADA RADIO REPUBLIK INDONESIA RRI BOGOR FM 93,75 MHz
Analisis kesenjangan kepuasan gratification discrepancy dilakukan dengan melakukan penghitungan pada seluruh motif yang terhimpun dalam komponen-
komponen motif yang terdiri atas motif motif informasi surveillance, motif identitas pribadi personal identity, motif hubungan personal personal relationship, dan
motif hiburan diversion. Untuk menghitung kesenjangan kepuasan dilakukan dengan membandingkan skor
yang diperoleh dari kepuasan yang dicarigratification sought GS dengan kepuasan yang didapatgratification obtained GO, di mana:
a. Jika mean rata-rata skor GS lebih besar dari mean skor GO GS GO, maka terjadi selisih mean negatif, karena kebutuhan yang diperoleh lebih
sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian, program siaran “Desa Kita” RRI Bogor tidak memuaskan pendengarnya.
b. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO GS = GO, maka tidak terjadi selisih mean karena jumlah kebutuhan yang diinginkan semuanya
terpenuhi. Dengan demikian, program siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah
dapat memuaskan pendengarnya. c. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO GS GO, maka terjadi
selisih mean positif karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan demikian, program
siaran “Desa Kita” RRI Bogor telah dapat memuaskan pendengarnya dan bahkan membuat pendengarnya merasa sangat puas.
Adapun penjelasan masing-masing komponen akan dijelaskan lebih lanjut pada subbab berikut ini.