Model Uses and Gratifications

menjadi hidup. Bila media lain membutuhkan waktu khusus untuk bisa dinikmati, mendengarkan radio dapat dinikmati sambil melakukan hal-hal lainnya. Radio merupakan media yang sangat fleksibel di mana pendengar radio tidak harus berada di depan pesawat radionya. Sementara itu Alwi Dahlan seorang pakar komunikasi Indonesia yang dikutip Kasali 2007 menyebutkan bahwa kebudayaan radio telah mengakar pada masyarakat luas. Masyarakat bawah pun telah terbiasa ditemani radio pada setiap kesempatan, seperti waktu bertani dan menangkap ikan. Potensi masyarakat pendengar radio dewasa ini lebih besar lagi karena sekarang siaran atau stasiun radio berpangkal pada lokasi setempat. Dengan demikian, radio dapat mengacu pada keadaan sosial budaya dan perkembangan masyarakat yang bersangkutan.

2.1.2 Model Uses and Gratifications

Herbert Blumler dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication: Current Perspectives on Gratification Research. Teori uses and gratifications milik Blumler dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Model uses and gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi khususnya media massa tidak mempunyai kekuatan mempengaruhi khalayak. Inti teori uses and gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif Kriyantono 2008. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang what media do to people, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media what people do to media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa komunikasi massa berguna utility; bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif intentionality; bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi selectivity; dan bahwa khalayak sebenarnya keras kepala stubborn karena penggunaan media adalah salah satu cara untuk memperoleh pemenuhan kebutuhan, maka efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai Rakhmat 2002. Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratifications menurut Katz, Blumler dan Gurevitch Morissan 2010 adalah: 1. Khalayak dianggap aktif: artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Untuk lebih jelasnya teori uses and gratifications divisualisasikan melalui gambar di bawah ini Rakhmat 2002. Gambar 1 Model Uses and Gratifications Penjelasan struktur model tersebut adalah sebagai berikut. 1. Variabel anteseden terbagi atas dua dimensi yaitu: a. Individual. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data demografis seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. b. Lingkungan. Dimensi ini terdiri atas data mengenai organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. 2. Variabel motif terbagi atas tiga dimensi yaitu: a. Kognitif. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi dan surveillance atau eksplorasi realitas. b. Diversi. Dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. c. Personal identity. Dimensi ini menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. 3. Variabel penggunaan media terbagi atas tiga dimensi yakni: a. Hubungan. Dimensi ini menyajikan perihal hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan b. Jenis isi media. Dimensi ini menyajikan jenis media yang dipergunakan. Anteseden Variabel individual Variabel lingkungan Motif Kognitif Diversi Personal identity Penggunaan media Hubungan Macam isi Hubungan dengan isi Efek Kepuasan Pengetahuan Dependensi c. Jumlah waktu. Dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan dalam menggunakan media. 4. Variabel efek terbagi menjadi tiga dimensi yaitu: a. Kepuasan. Dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan. b. Pengetahuan. Dimensi ini menyajikan perihal persoalan tertentu. c. Dependensi media. Dimensi ini menyajikan informasi perihal ketergantungan responden pada media dan isi media untuk kebutuhannya.

2.1.3 Gratification Sought dan Gratification Obtained