orang tentang
fenomena sosial.
Responden yang
diukur menggunakan skala Likert dibuat nilai skornya dengan memberikan
nilai numerikal 1, 2, 3, 4, dan 5. Adapun skor skala Likert yang dari jawaban tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Skor Kriterian Jawaban Alternatif
Jawaban Skor
Positif + Negatif -
Sangat Setuju SS 5
1 Setuju S
4 2
Cukup Setuju CS 3
3 Kurang Setuju KS
2 4
Tidak Setuju TS 1
5 Sumber: Sugiyono 2009
Skala Likert digunakan karena pertanyaan ataupun pernyataan yang diberikan kepada responden merupakan pertanyaan atau
pernyataan yang ditujukan untuk menjaring sikap atau pendapat dari responden terkait variabel-variabel yang akan diteliti yaitu mengenai
hubungan rotasi jabatan dengan prestasi kerja pegawai. Skala Likert tersebut digunakan untuk mendeskripsikan variabel rotasi jabatan
dan prestasi kerja pegawai dengan mendistribusikan item-item dari masing-masing variabel.
Analisis deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi. Cara ini dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan
menjelaskan penggambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif situasi. Teknik yang digunakan pada analisis
deskriptif ini adalah modus. Modus merupakan nilai yang sering muncul. Modus sangat baik digunakan untuk data yang memiliki
sekala kategorik, yaitu nominal atau ordinal.
3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas diperlukan untuk melakukan pengujian terhadap item-item yang ada dalam suatu variabel dan
untuk mendapatkan jawaban dari kondisi yang diharapkan.
1. Uji Validitas Uji ini merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat
ketepatan suatu intrumen dan mengetahui ketepatan dari apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan. Cara pengujian validitas dilakukan dengan cara membandingkan hasil koefisien korelasi
antara item dengan total peubah dibandingkan dengan nilai kritisnya. Jika koefisien korelasinya lebih besar daripada nilai
kritisnya, maka disebut valid. Menurut Sugiyono 2009, validitas merupakan pengukuran yang digunakan untuk mendapatkan data
mengukur itu valid. Teknik analisis butir instrumen untuk menguji validitas empirik menggunakan rumus Pearson
Correlation Product Moment, sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑
............. ..................3
Keterangan:
r
xy
= Korelasi antara variabel X dan Y n
= Jumlah responden X = Skor butir instrumen
Y = Skor total item instrumen ∑ = Jumlah skor X
∑ = Jumlah skor Y Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara
dua peubah dan nilai korelasi yang dinyatakan sahih. Hasil perhitungan nilai r
hitung
dibandingkan dengan nilai r
tabel
. Level of significant
atau α sebesar 10 dengan derajat bebas db = N – 2. Kriteria kelayakan adalah sebagai berikut:
1. r
hitung
r
tabel
, maka dinyatakan valid 2. r
hitung
r
tabel
, maka dinyatakan tidak valid
2. Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono 2009, reliabilitas merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah
istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan
berulang kali. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menguji skor antar item untuk menguji tingkat reliabilitas, dalam
penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:
[ ] [
∑
]
............................................................. 4 Keterangan:
Α = Koefisien Alpha Cronbach
K = Butir instrumen yang sahih
Jumlah ragam butir instrumen yang sahih
= Ragam skor total Sebelum dioalah ke dalam rumus Alpha Cronbach terlebih dahulu
harus diketahui jumlah butir instrumen, oleh karena itu maka digunakan rumus sebagai berikut:
∑
∑
................................................................. 5
Keterangan: = Ragam skor total
n = Jumlah responden
X = Jumlah skor Tabel aturan Alpha Cronbach dalam klasifikasi penilaian
koefisien dapat dilihat pada Tabel 5, sebagai berikut:
Tabel 5. Klasifikasi Nilai Alpha Klasifikasi Nilai
Kesimpulan α 0,9
Sempurna excellent α 0,8
Baik good α 0,7
Dapat diterima acceptable α 0,6
Dapat diragukan questionable α 0,5
Lemah poor α 0,5
Tidak dapat diterima unacceptable Sumber: Sekaran 2006
3.6.4 Analisis Tabulasi Silang Crosstab