13 biaya operasional, keuntungan dari pengurangan kesalahan-kesalahan proses,
keuntungan dari pengurangan biaya telekomunikasi, keuntungan akibat peningkatan penjualan, keuntungan akibat pengurangan biaya persediaan, dan
keuntungan akibat pengurangan kredit yang tidak tertagih. Intangible Benefits atau manfaat keuntungan yang tidak berwujud adalah
nilai keuntungan yang sulit diukur dalam bentuk satuan nilai moneter atau uang. Diantaranya adalah seperti: keuntungan akibat peningkatan pelayanan yang lebih
baik kepada pelanggan, keuntungan akibat peningkatan kepuasan kerja sumber daya manusia yang ada, dan keuntungan akibat peningkatan pengambilan
keputusan manajerial yang lebih baik. Intangible benefits sulit untuk diukur dalam satuan nilai moneter, karena itu cara pengukurannya dapat dilakukan dengan
menggunakan penaksiran. Sebagai contoh : kualitas pelayanan kepada pelanggan yang menjadi lebih baik merupakan salah satu bentuk intangible benefits.
2.3.1 Pemanfaatan untuk Pupuk Organik
Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai
pupuk organik. Penggunaan pupuk kandang manure selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan
memperbaiki struktur tanah tersebut. Kandungan Nitrogen, Posphat, dan Kalium sebagai unsur makro yang diperlukan tanaman Hidayati, 2006.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pupuk organik sangat mendukung usaha pertanian. Kotoran ternak yang dihasilkan di daerah sentra
produksi ternak dalam jumlah yang banyak belum dimanfaatkan secara optimal,
14 sebagian diantaranya terbuang begitu saja, sehingga sering merusak lingkungan
akibat menghasilkan bau yang tidak sedap. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan
kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Kompos yang berbahan kotoran sapi mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan pupuk anorganik. Selain itu, kompos juga mempunyai prospek dan peluang yang besar untuk dipasarkan secara lebih meluas untuk
mengurangi ketergantungan petani terhadap pemakaian pupuk kimia. Penyediaan kompos organik yang berkelanjutan dan praktis dapat mempermudah petani untuk
memanfaatkanya sebagai penyubur tanah dan tanaman pertanian. Limbah kotoran ternak pupuk kandang tidak hanya menghasilkan unsur hara mikro, pupuk
kandang juga menghasilkan sejumlah unsur hara mikro, seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo. Jadi dapat dikatakan bahwa, pupuk kandang ini dapat dianggap
sebagai pupuk alternatif untuk mempertahankan produksi tanaman. Pupuk organik dalam penggunaanya dapat mengurangi tingkat pencemaran tanah, air dan
lingkungan Santosa et al, 2009.
2.3.2 Pemanfaatan untuk Biogas
Permasalahan limbah ternak, khususnya manure dapat diatasi dengan memanfaatkan menjadi bahan yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Salah satu
bentuk pengolahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan limbah tersebut sebagai bahan masukan untuk menghasilkan bahan bakar biogas. Kotoran ternak
ruminansia sangat baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Biogas adalah salah satu sumber energi terbarukan yang bisa menjawab
kebutuhan akan energi sekaligus dapat menyediakan kebutuhan hara tanah dalam
15 suatu sistem pertanian yang berkelanjutan. Pemanfaatan kotoran ternak menjadi
biogas mendukung penerapan konsep zero waste sehingga pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat dicapai Widodo et al, 2006
Biogas di perdesaan dapat digunakan untuk keperluan penerangan dan memasak sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada minyak tanah
ataupun listrik dan kayu bakar. Bahkan jika dimodifikasi dengan peralatan yang memadai, biogas juga dapat untuk menggerakkan mesin. Biogas merupakan
renewable energy yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas
alam. Akhir-akhir ini diversifikasi penggunaan energi menjadi isu yang sangat penting karena berkurangnya sumber bahan baku minyak. Pemanfaatan limbah
pertanian untuk memproduksi biogas dapat memperkecil konsumsi sumber energi komersial seperti minyak tanah dan penggunaan kayu bakar. Biogas dihasilkan
oleh proses pemecahan bahan limbah organik yang melibatkan aktivitas bakteri anaerob dalam kondisi anaerobik dalam suatu digester Kementerian Pertanian,
2006. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Sumber energi biogas
yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, dan kuda. Dalam aplikasinya, biogas digunakan sebagai gas alternatif untuk memanaskan dan menghasilkan
energi listrik sangat tergantung dari jumlah gas metana. Setiap 1 m
3
metana setara dengan 10 kwh. Nilai ini setara dengan 0.6 fuel oil. Sebagai pembangkit tenaga
listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara dengan 60-100 watt lampu
16 selama enam jam penerangan. Nilai Kesetaraan Biogas dan Energi yang
dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Kesetaraan 1 m
3
Biogas dan Energi yang Dihasilkan Jenis Energi
Kesetaraan dengan 1 m
3
gas bio
Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak Solar 0,52 liter
Bensin 0,80 liter
Gas kota 1,50 m
3
Kayu Bakar 3,50 kg
Sumber : Kementerian Pertanian 2006
Menurut Santi 2006, beberapa keuntungan penggunaan kotoran ternak sebagai penghasil biogas sebagai berikut :
1 Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air dan tanah, pencemaran
udara. 2
Memanfaatkan limbah ternak tersebut sebagai bahan bakar biogas yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk keperluan rumah tangga.
3 Mengurangi biaya pengeluaran peternak untuk kebutuhan energi bagi
kegiatan rumah tangga yang berarti dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.
4 Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya biogas
untuk menjadi energi listrik untuk diterapkan di lokasi yang masih belum memiliki akses listrik.
5 Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya
kegiatan ini sebagai usulan untuk mekanisme pembangunan bersih Clean Development Mechanism.
17
2.3.3 Pemanfaatan Lainnya