Perkembangan dan Pengelolaan Biogas di Desa Haurngombong

40 Tabel 6. Data Jumlah Peternak dan Ternak pada Tiap Kelompok Peternak Sumber : Data Kelompok Peternak, 2012 Rata-rata jumlah kepemilikan ternak 2-3 ekor sapi perah yang merupakan usahaternak sapi perah rakyat. Populasi ternak di Desa Haurngombong mengalami peningkatan dan perkembangan setelah adanya program pemerintah yang memberikan sapi kepada masyarakat dengan sistem bantuan, dimana apabila sapi yang dipelihara menghasilkan pedet dan susu maka seluruhnya menjadi hak peternakpemelihara, sedangkan jika sapi bantuan dijual maka sebagian hasil penjualan harus dikembalikan kepada pemerintah. Pemberian bantuan sapi tersebut juga terdapat pihak pengawas baik dari pemerintah pusat yang bekerja sama dengan pemerintah desa dan kelompok ternak setempat untuk melakukan pengawasan dan evaluasi. Perkembangan usahaternak sapi perah di Desa Haurngombong tidak terlepas dari daya dukung sumberdaya untuk pakan hijauanrumput ternak yang tersedia cukup melimpah, baik dari kebun milik warga maupun kebun “carik desa ” yang merupakan kebun dengan lahan milik pemerintah desa yang dimanfaatkan warga untuk berkebun dengan sistem bagi hasil ataupun dibiarkan ditumbuhi rumput untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.

5.1.3 Perkembangan dan Pengelolaan Biogas di Desa Haurngombong

Potensi limbah kotoran ternak yang melimpah serta naiknya harga BBM, menimbulkan inisiatif kepala Desa Haurngombong Bapak Adang untuk melakukan pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Pada tahun 2003 Kelompok Tani Ternak Jumlah Peternak orang Jumlah Ternak ekor Wargi Saluyu 135 400 Harapan Jaya 48 223 Harapan Sawargi 25 80 Jumlah 208 703 41 diprakarsai oleh Bapak Komar ketua kelompok peternak Harapan Sawargi yang membuat instalasi biogas dengan peralatan yang digunakan masih sangat sederhana yaitu reaktor dan penampungan gas yang terbuat dari plastik, kompor yang terbuat dari kaleng bekas serta selang plastik. Upaya pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi biogas didukung oleh pemerintah desa sebagai salah satu upaya untuk menjadikan Desa Haurngombong sebagai Desa Mandiri Energi. Pada tahun 2004-2005 Desa Haurngombong bekerjasama dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran UNPAD dengan memberikan dukungan teknologi biogas dan pembinaan warga. Pada Tahun 2008 konstruksi biogas plastik berkembang menjadi konstruksi yang terbuat dari fiber, namun tempat penampungan gas masih terbuat dari plastik. Pada tahun 2010 Bapak Mamat selaku ketua kelompok peternak Harapan Jaya bekerjasama dengan SIPOS Belanda. Pada Oktober 2010 bantuan dalam rangka promosi reaktor biogas konstruksi beton skala Rumahtangga dengan kapasitas reaktor 6 m 3 dibangun. Perbedaan konstruksi ketiga instalasi biogas pada Tabel 7. Tabel 7. Perbedaan Konstruksi Reaktor Biogas Di Desa Haurngombong Jenis Konstruksi Reaktor Tempat Penampung Gas Alat Bantu Pipa Saluran Plastik Plastik Alat kendali gas blower Selang plastik Fiber Plastik Blower Selang plastik- pipa paralon Beton Tanpa alat penampung Keran pengatur gas Pipa parlon Sumber : Data Primer, 2012 Desa Haurngombong merupakan salah satu Desa Mandiri Energi DME dengan energi non-BBM. Desa mandiri energi di Indonesia sendiri ada dua jenis, yaitu DME yang menggunakan energi non-BBM dan DME yang menggunakan energi nabati atau biofuel. 42 Berdasarkan surat keputusan Kepala Desa Haurngombong Nomor 14105SKDS2007 tentang disahkannya Desa Haurngombong sebagai salah satu desa mandiri energi DME. Tujuan dari pelaksanaan program DME di Desa Haurngombong ini adalah meningkatkan ketersediaan energi alternatif berbasis biogas sapi perah bagi peternak sapi perah serta anggota masyarakat lainnya di sentra peternakan sapi perah. DME Haurngombong sangat sesuai untuk pengembangan energi alternatif biogas dikarenakan mayoritas penduduk Desa Haurngombong adalah peternak. Berdasarkan SK Kepala Desa Haurngombong nomor 14105SKDS2007, tertanggal 7 Oktober 2007, maka dibentuklah panitia pembangunan instalasi biogas Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Struktur kepanitiaan ini terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, tim teknis dan tenaga kerja. Hasil akhir yang diharapkan dari program DME Haurngombong adalah terpasangnya instalasi biogas dengan optimal yang digunakan oleh keluarga peternak maupun non-peternak. Manfaat yang diharapkan adalah peningkatan jumlah instalasi biogas yang ada akan memberikan kontribusi nyata bagi penghematan energi bahan bakar minyak dan kayu bakar sehingga mengurangi pengeluaran rumahtangga, dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Desa Haurngombong juga menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam mengembangkan program biogas di desa tersebut, antara lain kerjasama antara Desa Haurngombong dengan Pemerintah melalui Dinas Pertambangan Energi Sumberdaya Mineral baik Pusat, Provinsi maupun Kabupaten, Fakultas Peternakan UNPAD serta Yayasan Cahaya Keluarga YCK 43 yang bekerja sama dengan PT. PLN Persero, ITENAS dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat bidang pengembangan Energi Alternatif Tabel 8. Tabel 8. Perkembangan Biogas di Desa Haurngombong Tahun Keterangan Gambar 2003 Biogas dengan rektor yang terbuat dari plastik 2004-2005 kerjasama dengan pihak UNPAD melalui penelitian, pembinaan dan pengawasan instalasi biogas 2007 Desa Haurngombong Dijadikan Desa Mandiri Energi 2008 instalasi biogas terbuat dari fiber umur teknis 5 tahun menggunakan blower dan plastik penampung gas 2010 instalasi biogas biru beton umur teknis 10 tahun tanpa blower dan plastik tempat menampung gas. 2011 instalasi biogas beton bantuan pemerintah umur teknis 10 tahun tanpa blower dan plastik tempat menampung gas. Sumber: Data Primer diolah, 2012 44 Pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas di Desa Haurngombong ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ialah peternak yang memiliki 1-2 ekor sapi. Kelompok kedua ialah peternak yang memiliki lebih dari dua ekor sapi. Pada kelompok pertama, peternak dapat menggunakan biogas bersama keluarga non-peternak di dekat rumahnya 1-2 KK dengan kapasitas reaktor 6 m 3 . Pada kelompok peternak kedua peternak dapat memanfaatkan biogas bersama rumahtangga nonpeternak sekitar 4-7 KK di dekat lokasi usahaternakinstalasi biogas dengan kapasitas reaktor 40 m 3 . Pendistribusian biogas dihubungkan dengan pipa paralon ke kompor biogas pada tiap rumah. Penggunaan biogas non peternak dengan sistem pembagian kerja secara bergiliran dalam pengisian bahan baku atau secara bergotong royong. Pengguna biogas baik peternak maupun non peternak dikenakan biaya iuran sebesar Rp 10.000bulan untuk biaya perawatan dan lainnya yang dikelola oleh kelompok peternak. Limbah sisa biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik. Pengelolaan dan Pengawasan instalasi biogas dilakukan secara berkala setiap tiga bulan sekali Gambar 4. Gambar 4. Skema Pengelolaan dan Pengawasan Instalasi Biogas Program DME Pengelola Program DME Peternak dengan 1-2 ekor sapi Kelompok Peternak Peternak dengan 2 ekor sapi Non Peternak Instalasi Biogas 45 Kondisi perkembangan usahaternak dalam pemanfaatan limbah ternak sapi perah menjadi biogas sebagai energi alternatif terbarukan pengganti minyak tanah, gas elpiji, dan tenaga listrik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Total peternak pengguna biogas di Desa Haurngombong sebanyak 135 peternak 65 di Desa Haurngombong. Jumlah pengguna biogas terbanyak yaitu 73 peternak 53 berada pada kelompok Wargi Saluyu dikarenakan merupakan kelompok dengan jumlah peternak terbanyak jika dibandingkan dengan kelompok yang lain. Jumlah peternak pengguna biogas pada masing-masing kelompok sebanyak 42 peternak 31 Harapan Jaya dan 22 peternak 16 kelompok Harapan Sawargi. Program Desa Mandiri Energi di Desa Haurngombong telah berhasil mengajak 115 keluarga non peternak untuk menggunakan biogas atau sebesar 46 dari total pengguna biogas, sedangkan 71 peternak 34 tidak menggunakan biogas Tabel 9. Hal ini dikarenakan sebagian peternak masih memiliki persepsi penggunaan biogas yang tidak praktis, sebagian responden merupakan peternak yang mengalami kerusakan pada instalasi biogas berupa kebocoran dan rapuh dengan instalasi jenis plastik dan fiber, namun tidak adanya upaya perbaikan, serta kerusakan pada komponen lainnya seperti kompor biogas, blower alat kendali gas, pipa paralon, dan lainnya. Tabel 9. Data Jumlah Pengguna Biogas di Desa Haurngombong Keterangan Kelompok Peternak Wargi Saluyu Harapan Jaya Harapan Sawargi Jumlah Pengguna Biogas a. Peternak 73 42 22 137 b. Non Peternak 76 18 20 115 Jumlah Pengguna Biogas 149 60 42 251 Peternak Non Biogas 62 6 3 71 Sumber : Data Kelompok Ternak, 2012 46

5.1.4 Proses Produksi Biogas