Eksternalitas Limbah Peternakan TINJAUAN PUSTAKA

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Eksternalitas Limbah Peternakan

Eksternalitas merupakan suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan. Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi, eksternalitas dan ketidakefisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumberdaya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumberdaya publik, ketidaksempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsur hak pemilikan sumberdaya property rights tidak terpenuhi. Faktor-faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan ketidakefisienan ini akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang Mangkoesoebroto, 2003. Berkembangnya kegiatan usahaternak mengakibatkan semakin besar volume limbah yang dihasilkan sehingga akan berdampak pada menurunnya kondisi lingkungan hidup yang akhirnya mempengaruhi aktivitas dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, setiap usahaternak atau peternakan, sebaiknya memiliki pengelolaan limbah yang mampu menanggulangi dan mengurangi dampak tersebut. 2.2 Dampak Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Keberadaan usaha peternakan sapi perah akan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas dan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan sekitarnya. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang 11 dinamis dan meliputi hubungan antara masing-masing individu perorangan, antar kelompok manusia, maupun antar perorangan dengan kelompok manusia Fattah, 2006. Hasil penelitian Darmawan et al 2008 di Desa Pagerwangi Lembang, Bandung, Jawa Barat menginformasikan bahwa aktivitas kehidupan masyarakat peternak sapi perah untuk kepentingan pendapatan keluarga, kepentingan interaksi gotong royong. Prestasi keunggulan dalam pengelolaan pemeliharaan dan produktivitas susu menduduki tingkat sosial lebih tinggi dibandingkan para peternak pada umumnya. Peternakan sapi perah yang membutuhkan paket teknologi dan biaya yang relatif mahal ternyata dapat diadopsi oleh peternak- peternak rakyat di pedesaan melalui interaksi sosial diantara mereka dengan menggunakan wadah kelompok peternak. Hal ini mengindikasikan bahwa dari aspek sosial usaha peternakan sapi perah secara tidak langsung meningkatkan semangat gotong royong, selain menciptakan lapangan kerja dan usaha. Pembangunan pertanian berkelanjutan memiliki tiga tujuan Sanim, 2006, yaitu tujuan ekonomi efisiensi dan pertumbuhan, tujuan sosial kepemilikankeadilan dan tujuan ekologi kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Tiga tujuan tersebut saling terkait seperti disajikan pada Gambar 1. Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat terwujud bila tiga tujuan pembangunan tersebut tercapai. 12 Sumber: Sanim, 2006 Gambar 1. Hubungan antara ketiga tujuan pembangunan berkelanjutan

2.3 Pemanfaatan Limbah Peternakan