56
6.1.1 Persepsi Responden Mengenai Biogas
Pengetahuan responden mengenai biogas didasarkan pada penggunaan biogas di Desa Haurngombong yang umumnya berasal dari kotoran sapi, sehingga
sebagian besar 80 responden menganggap bahwa biogas hanya dapat dihasilkan dari kotoran sapi. Sebanyak 100 responden mengetahui mengenai pemanfaatan
limbah kotoran ternak menjadi pupuk dan biogas namun 13 orang 14 responden mengetahui bahwa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.
Hal ini dikarenakan pemanfaatan biogas menjadi sumber energi listrik masih belum diterapkan pada seluruh pengguna biogas atau masih dalam proses
penelitian pada instalasi biogas percontohan yang terdapat di Desa Haurngombong. Sebanyak 18 responden peternak non biogas 67 pada
awalnya merupakan pengguna biogas, rendahnya pemahaman akan perawatan, operasional
dan perbaikan
kerusakan menyebabkan
peternak tidak
memanfaatkanya kembali. Kondisi perkembangan pemanfaatan limbah kotoran sapi perah menjadi
biogas dapat meningkatkan keswadayaan dan kesadaran masyarakat ke arah perubahan yang positif. Instalasi biogas pada awalnya merupakan inovasi dengan
alat, sarana dan prasarana yang sangat sederhana namun membutuhkan perawatan yang tinggi dan peralatan yang mudah rusak. Instalasi tersebut dikenal dengan
instalasi biogas plastik yaitu reaktor biogas yang terbuat dari plastik. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini instalasi biogas terbuat dari fiber dan
beton dengan peralatan pendukung yang lebih maju. Pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi perah di Desa Haurngombong
sudah dikenal oleh seluruh masyarakat desa, hal ini ditunjukan seluruh responden
57 100 menyatakan bahwa biogas merupakan program yang murah, mudah dan
ramah lingkungan. Kondisi pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas terus dilaksanakan dan tumbuh berkembang dengan teknologi yang lebih maju.
Tingkat penguasaan pengetahuan dan praktek operasional responden peternak lebih menguasai dibandingkan dengan responden non peternak, hal ini
disebabkan karena responden non peternak sebagian besar bukan merupakan anggota kelompok sehingga kurangnya pengetahuan mengenai informasi seputar
usahaternak dan pemanfaatan limbahnya. Pengorganisasian peternak di Desa Haurngombong tergolong sangat baik, hal ini terlihat dari pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan secara terpadu dengan pemusatan penyebaran informasi pada tiga kelompok tani ternak dan dikoordinir oleh pemerintah desa.
Frekuensi kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, pembinaan dan sosialisasi dilaksanakan secara rutin di kelompok-kelompok tani ternak, dan
dilaksanakan secara berkala untuk kegiatan di tingkat kecamatan, ternyata masih terdapat kesalahan pelaksanaan di lapangan dalam hal pengoperasian instalasi
biogas. Sebanyak 2 responden 2 yang merupakan peternak biogas melakukan pengisian yang terlalu sering sehingga gas yang dihasilkan tidak optimum. Oleh
karena itu, masih perlu diadakan penyuluhan atau sosialisasi terhadap masyarakat dengan program intensif tepat sasaran bagi peternak dan masyarakat.
6.1.2 Persepsi Responden terhadap Manfaat Ekonomi Biogas