63 atau Odds Ratio yang diperoleh sebesar 251,185 menunjukan bahwa tambahan
satu pemahaman peternak terhadap pengetahuan biogas akan meningkatkan peluang peternak dalam pengambilan keputusan untuk pemanfaatan biogas
sebesar 251,185 kali lebih tinggi dibandingkan tidak melakukan pemanfaatan biogas, ceteris paribus. Tingkat pengetahuan peternak mengenai biogas di Desa
Haurngombong terbilang cukup tinggi dikarenakan sosialisasi dan kegiatan kelompok ternak yang dilakukan secara rutin secara berkala yang umumnya
dilaksanakan oleh kelompok ternak dan program sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan oleh instansi baik pemerintah maupun swasta.
6.2.2 Variabel yang Tidak Signifikan
Variabel yang tidak signifikan berdasarkan hasil olahan data adalah variabel umur X
2
, tingkat pendidikan X
3
, jumlah tanggungan keluarga X
4
. Keikutsertaan kelompok ternak X
6
, dan jumlah ternak X
7
. Variabel umur X
2
tidak signifikan karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,27 yang lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata lima persen, sehingga pengaruh umur dapat
diabaikan secara statistik. Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa bukan hanya peternak yang berusia muda yang memanfaatkan biogas tetapi peternak yang
sudah berumur pun mampu mengelola biogas dengan baik. Variabel Tingkat pendidikan X
3
tidak signifikan secara statistik karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,49 yang lebih besar dari taraf nyata lima
persen, sehingga pengaruh tingkat pendidikan dapat diabaikan secara statistik. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa tidak ada kecenderungan
tingkat pendidikan tertentu dalam pemanfaatan limbah ternak, di Desa Haurngombong tidak hanya peternak yang memiliki tingkat pendidikan terakhir
64 SMA dan Perguruan Tinggi saja yang melakukan pemanfaatan limbah menjadi
biogas, tetapi sebagian besar peternak memiliki tingkat pendidikan terakhir SD. Variabel jumlah tanggungan keluarga X
4
tidak signifikan secara statistik karena memiliki nilai signifikan sebesar 0,31 yang lebih besar dibandingkan taraf
nyata lima persen, sehingga variabel jumlah tanggunagan dapat diabaikan secara statistik. Peternak responden di Desa Haurngombong yang memiliki jumlah
tanggungan lebih banyak tidak mempengaruhi dalam pemanfaatan biogas dikarenakan sebagian besar tanggunagn peternak masih pada usia sekolah
sehingga tidak dapat dijadikan tenaga kerja dalam keluarga yang dapat membantu operasional pemanfaatan biogas.
Variabel keikutsertaan kelompok peternak X
6
dan jumlah ternak X
7
tidak berpengaruh nyata dikarenakan nilai signifikan keduanya lebih dari taraf lima persen,yakni 0,68 dan 0,88 sehingga kedua variabel tersebut dapat diabaikan
secara statistik. Keikutsertaan kelompok ternak belum berpengaruh nyata terhadap keputusan peternak dalam pemanfaatan biogas dikarenakan sebagian besar
peternak non biogas merupakan anggota kelompok peternak. Variabel jumlah ternak dapat diabaikan secara statistik dikarenakan instalasi biogas yang dibangun
merupakan sekala rumah tangga dan komunal sehingga peternak yang memiliki jumlah ternak 1-2 ekor pun dapat dapat melakukan pemanfaatan limbah kotoran
ternak menjadi biogas.
6.3 Dampak Ekonomi Pemanfaatan Limbah Ternak