42 karena kotoran ayam tersebut akan menimbulkan penyakit dan menimbulkan bau
tidak sedap untuk lingkungan sekitarnya.
5.4. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian kerja yang mengatur setiap kegiatan perusahaan agar setiap tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap
bagian dapat terlihat jelas. Struktur organisasi juga menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan siapa melapor kepada siapa.
Mangestoni Putri PS tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan secara umum struktur organisasi di Manggetoni Putri PS adalah antara pemilik,
karyawan dan anggota mitra. Secara struktural organisasi Mangestoni Putri PS ada empat bagian, bagian pertama bagian pakan, kedua bagian peternakan ayam,
ketiga bagian kesehatan ayam dan ketiga bagian kemitraan.
Gambar 5. Struktur Organisasi Mangestoni Putri PS
Sumber: Mangestoni Putri PS 2011 Struktur organisasi di Mangestoni Putri PS tergolong kedalam struktur
organisasi garis, ciri dari struktur organisasi garis adalah kekuasaan mengalir secara langsung dari atas ke bawahan dan setiap bagian menjalankan semua
fungsinya. Di Mangestoni Putri PS tidak hanya bagian yang menjalankan fungsinya tetapi pemiliknya juga tidak jarang harus menguasai fungsi-fungsi di
setiap bagian, hal tersebut mengharuskan pimpinan memiliki kecakapan atau keterampilan dan berpengetahuan luas. Kekurangan dari struktur organisasi garis
antara lain: pertumbuhan fungsi garis tanpa perkembangan fungsi staf akan
Pemilik Mangestoni Putri
Poultry Shop Galih AN
Bagian Pakan
Parjiman Bagian
Peternakan Ayam Samin
Bagian Kesehatan
Jati Bagian
Kemitraan Galih AN
43 membebani tanggung jawab administratif secara berlebihan, sulit untuk
memperoleh dan melatih karyawan yang serba bisa, tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi para petugas sehingga kurang efisien, dan
kurangnya kerjasama di antara masing-masing bagian. Sedangkan kelebihan dari struktur organisasi garis adalah: garis
tanggungjawab dan wewenang yang langsung bersifat sedehana serta mudah dimengerti, disiplin dan pengawasan dipermudah karena jelasnya saluran perintah,
keputusan dapat dibuat lebih cepat, jika digunakan secara tepat dapat memiliki fleksibilitas terhadap perubahan keadaan, pimpinan dapat lebih cepat dalam
mengambil keputusan sebab tidak perlu membicarakannya dengan orang lain, pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah sebab perintah tersebut
dapat diberikan langsung pada bawahan, menghemat biaya sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya dilakukan oleh seorang saja.
Selama ini Mangestoni Putri PS bertumpu pada satu orang yaitu pemiliknya baik dalam hal keputusan maupun wewenang, hal ini akan menjadi
sulit ketika pimpinan dibutuhkan tetapi tidak ada ditempat, selain itu desain seperti itu akan membuat struktur organisasi tidak efisien dan efektif karena
membebankan semua keputusan dan wewenang kepada satu orang. Apalagi jika skala usaha Mangestoni Putri PS bertambah semakin besar pekerjaan dan masalah
pun akan bertambah, jika skala usaha Mangestoni Putri PS semakin besar pemilik harus bisa mempercayai fungsi-fungsi organisasi kepada bagiannya. Single
fighting yang dilakukan pemilik itu terjadi karena pemilik memegang prinsip ³SHUFD\DNHSDGDRUDQJODLQDGDODKEDLNWHWDSLPHQJHFHNDWDXPHODNXNDQVHQGLUL
MDXKOHELKEDLN´ Di sisi lain prinsip tersebut memiliki arti pemilik mengendalikan mutu dari Mangestoni Putri PS.
Selain memiliki kandang yang terletak di Dusun Wonoroto, Mangestoni Putri PS memiliki aset peternak mitra yang bergabung dengan Mangestoni Putri
PS. Sampai saat ini Mangestoni Putri PS berkembang dengan memiliki tujuh kelompok peternak mitra Tabel 7. Bagian kemitraan ini dikelola oleh pemiliknya
sendiri yaitu Galih Adi Nugroho, tugas dari bagian ini adalah melakukan pengawasan terhadap jalannya pemeliharaan ayam. Dari sekian peternak mitra
Mangestoni Putri PS hanya Nanang yang sudah memiliki pengetahuan dan skill
44 tentang beternak ayam, enam yang lainnya adalah para peternak pemula yang
sama sekali belum mempunyai pengetahuan dan skill tentang beternak ayam. Hal itu terlihat dari produksi enam peternak mitra yang lain yang memiliki produksi
ayam yang rendah. Alasan dari pemilik Mangestoni Putri PS melakukan kerjasama dengan para peternak pemula adalah mempertimbangan dua hal yaitu
komitmen dan kejujuran. Pengetahuan dan keterampilan tentang beternak ayam akan secara langsung dapat diperoleh dengan terjun langsung dalam pemeliharaan
ayam, tetapi komitmen dan kejujuran sulit dipelajari dan diperoleh dalam waktu yang singkat. Karena dalam melakukan kerjasama antara satu pihak dan pihak
yang lain komitmen dan kejujuran merupakan kunci keberhasilan.
Tabel 7. Kelompok Mitra Peternak Mangestoni Putri PS
No Nama Usia
tahun Profesi Lain
Lokasi Kapasitas
ekor Produksi
ekor 1
Nanang 35
Penjual Telur Tegal
Layang 3.500
3.000
2 Sugiharjo 46 Kepala
Dusun Ndagan 5.000
1.000 3 Pur
25 Petani Padi
Kerangean 1.500
700 4
Eko 38 Supir Tegal
Layang 5.000
2.000
5 Sukir 45 Lurah
Ndagan 10.000
2.000 6
Hanan 28 Pembudidaya
Ikan Kalimundu
2.000 500
7 Saridal 45 Kepala Dusun
Sanden 4.000
600 Total
31.000 9.800
Sumber: Mangestoni Putri PS 2011 Walaupun kerjasama kemitraan antara Mangestoni Putri PS dan mitra
kerjanya tidak dengan kontrak, tetapi kerjasama tersebut memiliki aturan. Berikut adalah tujuh poin pola kerjasama Mangestoni Putri PS dengan mitra:
1. Mitra kerja menyediakan kandang, peralatan kandang, tenaga kandang, lampu emergency 4, serta tanki semprot.
45 2. Mitra kerja dilarang memelihara hewan unggas jenis lain selain yang
dimitrakan. 3. Mangestoni Putri PS menyediakan permodalan DOC, pakan, obat, vaksin,
listrik, sekam, gas yang berkaitan dengan kegiatan peternakan. 4. Apabila kegiatan peternakan mendapatkan keuntungan, maka keuntungan
tersebut dibagi sama besar antara Mangestoni Putri PS dengan meitra kerja setelah dipotong 2,5 persen untuk zakat.
5. Apabila kegiatan peternakan mengalami kerugian maka kerugian tersebut dibagi sama besar antara Mangestoni Putri PS dengan mitra kerja.
6. Mitra kerja harus mentaati program pemeliharaan yang diberikan oleh Mangestoni Putri PS.
7. Segala kegiatan yang tidak mengacu atau mentaati program pemeliharaan yang telah diberikan oleh Mangestoni Putri PS dan tanpa sepengetahuan
Mangestoni Putri PS di luar tanggung jawab Mangestoni Putri PS.
Gambar 6. Pola kemitraan Kerjasama Operasional Agrbisnis
Sumber: Sumardjo, Sulaksana dan Aris 2004 Status mitra di Mangestoni Putri PS adalah bagian eksternal, karena mitra
tidak diberi upah. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Mangestoni Putri Perusahaan Mitra
Kelompok Mitra
Lahan Sarana
Teknologi Biaya
Modal Teknologi
Manajemen
46 PS dan studi refrensi, penulis menggolongkan kemitraan yang berlaku di
Mangestoni Putri PS tergolong dalam pola Kemitraan kerjasama Operasional Agribisnis KOA. KOA merupakan pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh
kelompok mitra dan perusahaan mitra. Kelompok mitra menyediakan lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan pihak perusahaan mitra menyediakan biaya,
modal manajemen, dan pengadaaan sarana produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditas pertanian. Disamping itu, perusahaan mitra
juga sering berperan sebagai penjamin pasar produk. Dalam KOA terdapat kesepakatan tentang pembagian hasil dan dan risiko dalam usaha komoditas
pertanian yang dimitrakan Sumardjo, Sulaksana dan Aris 2004.
5.5. Aspek Sumberdaya Perusahaan 5.5.1. Karyawan