Sosial Analisis Lingkungan Eksternal

62 krisis menjadi 3.312 peternak saat krisis yang masih melakukan usaha budidaya, terdapat ± 12.626 peternak yang tidak dapat melanjutkan usahanya. Salah satu penyebabnya adalah tingginya harga pakan dan sapronak ayam ras saat itu Ditjennak 1998. Variabel lain yang mempengaruhi peternakan ayam antara lain pendapatan. Pendapatan masyarakat DI Yogyakarta dalam rentang waktu 2009- 2010 mengalami peningkatan sebesar tiga persen BPS 2010. Peningkatan pendapatan secara langsung akan mempengaruhi pola konsumsi, produk-produk unggas terutama telur dan daging ayam masih merupakan sumber protein hewani daging yang utama, dan terlihat adanya tren kenaikan konsumsi daging dan telur ayam seiring terjadinya perbaikan pendapatan. Tetapi di sisi lain, rata-rata konsumsi daging ayam nasional tahun 2005-2009 masih kecil yakni 0,075 kg per minggu. masyarakat Indonesia mengalokasikan pendapatannya untuk membeli rokok tiga kali lebih besar dibandingkan dengan anggaran untuk membeli susu, telur dan daging. Kampanye sadar gizi yang dilakukan secara konsisten, terarah, dan melibatkan semua pemangku kepentingan di sektor peternakan diharapkan mampu memicu adanya perubahan dari lebih banyak rokok ke lebih banyak protein hewani. Kesuksesan kampanye sadar gizi ini berpotensi untuk meningkatkan konsumsi daging ayam perkapita masyarakat Indonesia.

6.1.2.3. Sosial

Permintaan besar bagi para peternak ayam adalah pada saat hari-hari besar keagamaan, liburan sekolah dan libur bersama. Dalam menyambut hari-hari besar keagamaan nasional hampir semua masyarakat Indonesia merayakannya, mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah penduduk yang beragama yang terdiri dari agama Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Dengan kemajemukan masyarakat Indonesia memeluk agama tersebut maka masing-masing agama mempunyai hari-hari besar keagamaan yang dirayakan oleh pemeluknya. Perayaan hari-hari besar keagamaan tersebut tidak lepas dengan kebutuhan akan konsumsi makanan yang salah satu bahan bakunya bersumber dari komoditi ternak. Sebagaimana kita ketahui bahwa kebutuhan makanan yang bersumber dari komoditi ternak pada umumnya jarang di 63 konsumsi secara rutin oleh masyarakat golongan bawah mengingat kebutuhan akan konsumsi makanan yang berasal dari ternak khususnya daging sangat sulit dijangkau harganya dan merupakan prestise bagi masyarakat yang mengkonsumsi. Pada hari-hari besar keagamaan Harga komoditi ternak khususnya daging ayam, daging sapi dan telur ayam tersebut terus merangkak naik. Permintaan kebutuhan makanan tersebut meningkat tajam seperti terlihat pada perayaan keagaaman umat muslim pada waktu menjelang puasa, diwaktu puasa, lebaran dan Idul adha dimana harga tersebut naik secara tidak wajar. Kenaikan tersebut merupakan efek psikologis dari pedagang yang juga ingin ikut merayakan hari-hari besar tersebut untuk meraup keuntungan setahun sekali. Kenaikan tersebut hampir merata diseluruh propinsi Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia hampir 80 persen adalah pemeluk agama Islam yang tentunya membawa dampak kenaikan harga tersebut secara nasional di Indonesia. Perayaan lain yang membawa dampak terhadap kenaikan harga komoditi peternakan adalah pada waktu hari Natal dan Tahun Baru yang selalu dirayakan oleh umat Nasrani, sedangkan perayaan hari raya Imlek, galungan dan kuningan yang biasanya dirayakan oleh umat Budha dan Hindu kurang membawa dampak yang signifikan terhadap kenaikan harga komoditi tersebut. Hari-hari libur panjang sekolah juga permintaan akan ayam meningkat karena masyarakat pada umumnya banyak yang sudah merencanakan rencana liburannya di tempat-tempat liburan yang akan ditujunya, meningkatnya kunjungan masyarakat di tempat-tempat liburan wisata akan meningkatkan juga belanja untuk konsumsinya, begitu juga konsumsi ayam pada saat liburan meningkat. Selain hari-hari besar keagamaan dan hari libur sekolah, variabel eksternal lain yang berpengaruh terhadap usaha peternakan ayam adalah jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS tahun 2010 penduduk DI Yogyakarta meningkat sebesar satu persen dalam rentang waktu 2007-2010. Peningkatan jumlah penduduk akan berdampak pada peningkatan konsumsi, protein sebagai indikator konsumsi antara lain diwakili oleh daging ayam. Dengan demikian peningkatan jumlah penduduk akan mendorong pada peningkatan permintaan daging ayam. 64

6.1.2.4. Teknologi