76 makan Ny. Suharti merupakan rumah makan yang sudah lama berdiri dan
memiliki produk yang melekat kuat pada pelanggan setianya. Selain itu, rumah makan Ny. Suharti memiliki 16 cabang yang tersebar di Jakarta, Bekasi, Bandung,
Tangerang, Semarang, Kutoarjo dan Sumatera Lampiran 6. Rumah makan Ny. Suharti tidak terpatok terhadap pemasok tertentu saja, rumah makan Ny. Suharti
akan menjalin kerjasama dengan pihak yang dapat memenuhi permintaan ayam sesuai dengan spesifikasinya yaitu ayam yang memiliki bobot 7-9 ons per ekor.
Oleh karena itu, rumah makan Ny. Suharti harus mengatur pola produksi agar dapat memenuhi pasokan ke Ny. Suharti.
Strategi pengembangan produk adalah mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk yang sudah ada atau mengembangkan yang baru. Pada
produk ayam Mangestoni Putri PS strategi yang dapat dijalankan adalah memproduksi ayam dengan bobot panen 7-9 ons per ekor. Bobot tersebut
merupakan standar umum yang ditetapkan oleh restoran atau rumah makan. Umumnya, restoran atau rumah makan tidak akan mengambil ayam yang
memiliki bobot lebih dari 7-9 ons. Ayam dengan bobot 7-9 ons memilki harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ayam yang memiliki bobot lebih dari 7-9 ons per ekor. Karena, perhitungan di rumah makan menggunakan satuan ekor dalam
transaksinya, bobot ayam yang berbeda-beda akan dikenakan dengan harga yang sama. Bobot ayam 7-9 ons maupun yang lebih akan memiliki harga sama. Jadi,
ayam yang memiliki bobot 7-9 ons per ekor memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam yang memiliki bobot lebih dari 7-9 ons per ekor.
Dampak dari
memproduksi ayam
dengan bobot 7-9 ons per ekor dibandingkan dengan memproduksi ayam dengan bobot lebih dari itu adalah
adanya kenaikan penjualan bagi Mangestoni Putri PS. Karena, harga ayam yang di pasok ke restoran atau rumah makan berbanding terbalik dengan bobotnya. Bobot
ayam yang rendah memiliki harga yang tinggi dan sebaliknya.
6.2.2. Alternatif Strategi
Analisis SWOT
berdasarkan lingkungan internal dan eksternal
menghasilkan enam alternatif strategi sebagai berikut:
77
Gambar 7. Hasil Matriks SWOT
KEKUATAN S
1. Sudah memiliki pemasok input- input produksi DOC, pakan,
vitamin dan vaksin 2. Ayam petelur jantanproduk
memiliki sifat tahan terhadap penyakit dan teknologi
budidayanya mudah dikuasai 3. Mangestoni Putri PS menggunakan
input-input produksi DOC dan pakan yang berkualitas dalam
peternakan ayam petelur jantan 4. Nama Mangestoni sudah banyak
dikenal masyarakat sekitar dan mempunyai bargaining position
yang kuat di Kecamatan Sanden 5. Dukungan modal Mangestoni Putri
PS yang kuat 6. Mangestoni Putri PS memiliki
kemitraan 7. Pionir dalam budidaya ayam
petelur jantan di Kecamatan Sanden
KELEMAHAN W
1. FCR 1 yaitu 2,2 2. Indeks performance
\DLWX120 3. Kapasitas produksi
kandang belum maksimal
dimanfaatkan 4. Masa panen ayam
petelur jantan relatif lama yaitu 40-60 hari
5. Kapasitas produksi belum memenuhi
permintaan pasar
PELUANG O
1. Peraturan Pemerintah No.72007 tentang pembebasan pajak terhadap
produk pertanian 2. Hari-hari besar keagamaan seperti
menjelang Puasa, Puasa, Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal
3. Liburan sekolah dan libur akhir tahun tahun baru
4. Peningkatan jumlah penduduk DI Yogyakarta rata-rata satu persen
per tahun 2007-2010 5. Peningkatan pendapatan
masyarakat DI Yogyakarta rata-rata setiap tahun tiga persen 2009-
2010 6. Infrastruktur jalan yang memadai
di Kabupaten Bantul 7. Wilayah Kecamatan Sanden yang
cocok untuk peternakan ayam yaitu perbukitan, pesisir dan lahan-lahan
marjinal 8. Rumah Makan Ny. Suharti
memiliki beberapa cabang
STRATEGI SO
1. Mengatur produksi ayam dengan pola produksi ternak yang tepat
untuk memenuhi pasokan ke Ny Suharti S1, S2, S3, S5, S6, O2,
O3, O4, O8
STRATEGI WO
1. Memproduksi ayam dengan bobot 7 ± 9
ons per ekor W1, W2, W4, O8
ANCAMAN T
1. Bencana alam seperti letusan gunung merapi tahun 2010
2. Cuaca buruk dan ketidakpastian musim
3. Tingkat rata-rata inflasi tiap tahun 7,9 2004-2010
4. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar
5. Daya beli masyarakat terhadap daging ayam rata-rata 0,9 persen
dari pengeluaran untuk makanan 2005-2009
6. Pesaing lama maupun baru sebagai pemasok di Rumah Makan Ny.
Suharti
STRATEGI ST
1. Menjalin hubungan baik dengan pemasok, anggota mitra, dan
pembeli S1, S4, S6, T1, T3, T6
STRATEGI WT
1. Menerapkan manajemen budidaya
ternak yang efektif dan efisien W1, W2,
W4, T1, T2, T3, T4, T6
78 1. Strategi Strengths-Opportunities SO
a. Mengatur produksi ayam dengan pola produksi ternak yang tepat untuk memenuhi pasokan ke Ny Suharti
Menerapkan strategi meningkatkan produksi ayam petelur jantan dengan pola produksi ternak yang tepat akan dapat memenuhi permintaan ayam petelur jantan
pada saat yang tepat dan sesuai dengan kuantitas yang dibutuhkan. Karena pelaku agribisnis saat ini tidak hanya mementingkan kualitas ayam tetapi juga ketepatan
waktu dalam hal ketersediaan ayam pada saat yang dibutuhkan dan jumlah yang dibutuhkan harus menjadi perhatian para peternak Mangestoni Putri PS. Dengan
tersebarnya peternak ayam petelur jantan di daerah Blitar, Salatiga, Boyolali dan Malang, merupakan ancaman bagi Mangestoni Putri PS. Pelanggan pembeli
Mangestoni Putri PS dapat beralih ke peternak-peternak Blitar, Salatiga, Boyolali dan Malang jika tidak dapat memenuhi kebutuhan ayam petelur jantan pada waktu
dibutuhkan. Mangestoni Putri PS harus menentukan pola produksi yang sesuai dengan hari-hari keagamaan dan hari-hari libur sekolah, karena pada hari-hari
tersebut permintaan akan daging ayam meningkat. Mangestoni Putri PS harus dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki
seperti kapasitas kandang yang dimiliki oleh para peternak mitra. Dengan menerapkan pola ternak yang tepat Mangestoni Putri PS dapat mengatur panen setiap
hari untuk memenuhi pasokan ke rumah makan Ny. Suharti Lampiran 11. 2. Strategi Strengths-Threats ST
a. Menjalin hubungan baik dengan pemasok, anggota mitra, dan pembeli Peternak mitra, pembeli pelanggan tetap dan pemasok merupakan aset untuk
keberlanjutan usaha Mangestoni Putri PS. Untuk keberlangsungan usaha, Mangestoni Putri PS perlu menjaga hubungan baik yang sudah terjalin dengan ketiga
mitra kerja tersebut dengan kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Kesolidan jaringan kerja akan mampu membentengi Mangestoni Putri PS dari
ancaman eksternal yang tidak bisa dikendalikan seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar mata uang, bencana alam, cuaca buruk, dan kelangkaan DOC.
79 Peternak mitra yang sudah ada harus dikontrol, dibina dan dijadikan sebagai
partner kerja yang satu sama lain saling membutuhkan. Ketidakpuasan peternak mitra terhadap kerjasama yang dilakukan Mangestoni Putri PS akan mengakibatkan
keluarnya peternak mitra dari keanggotaan kemitraan Mangestoni Putri PS dan bahkan dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar seperti menjual ayam tanpa
sepengetahuan pemilik. Pembeli pelanggan yang sudah ada seperti rumah makan Ny Suharti
Yogyakarta harus dipenuhi permintaan ayamnya sesuai dengan kuantitas dan kualitasnya. Karena rumah makan Ny Suharti memiliki pemasok sepuluh pemasok
lain yang juga memenuhi kebutuhan ayam rumah makan Ny Suharti, dengan begitu bargaining position Mangestoni Putri PS terhadap rumah makan Ny Suharti lemah,
ketidakpuasan rumah makan Ny Suharti terhadap produk Magestoni Putri PS dapat mengakibatkan keluarnya Mangestoni Putri PS dari daftar pemasok ayam rumah
makan Ny Suharti. Sama halnya dengan pembeli pelanggan, bargaining position pemasok
terhadap Mangestoni Putri PS kuat. Karena karakteristik pemasok dalam industri perunggasan adalah beberapa gelintir perusahaan besar yang menguasai dan melayani
jumlah peternak yang banyak dan juga setiap perusahaan pemasok melakukan strategi intergrasi ke depan dan strategi diversifikasi konsentrik yang memperkuat posisi
pemasok lebih kuat dibandingkan dengan para peternak yang menggunakan produk- produk dari pemasok tersebut. Keterlambatan pembayaran pakan dalam tenggat
waktu yang telah disepakati dapat mengakibatkan Mangestoni Putri PS kehilangan pasokan yang dibutuhkan.
3. Strategi Weakness-Opportunities WO a. Memproduksi ayam dengan bobot 7 ± 9 ons per ekor
Harga ayam yang dipasok ke restoran dan rumah makan berbanding terbalik dengan bobotnya. Bobot rendah akan dikenakan harga yang tinggi, sebaliknya bobot
yang tinggi akan dikenakan harga yang rendah. Perbedaan bobot ayam akan dikenakan harga yang sama. Di restoran dan rumah makan penjualan ayam
80 menggunakan satuan ekor. Hal tersebut dilakukan pembeli mempertimbangkan dua
hal, pembeli tidak ingin rugi dan bobot yang dikehendaki konsumen rumah makan adalah dengan bobot yang sedang yaitu 7-9 ons per ekor. Dengan menggunakan
satuan ekor pembeli akan mendapatkan ayam bobot besar dan bobot kecil dengan harga yang sama. Sedangkan dari sisi produsen dapat memberikan keuntungan yaitu
mendapatkan harga yang lebih tinggi dan dapat mempersingkat masa pemeliharaan. Dampak dari harga yang diterima tinggi dan mempersingkat masa
pemeliharaan adalah akan menambah penerimaan bagi Mangestoni Putri PS dan secara tidak langsung akan meningkatkan populasi ayam yang dipelihara.
Mempersingkat masa pemeliharaan akan berdampak pada pemotongan biaya-biaya seperti biaya obat, biaya vaksin, biaya pakan dan biaya opersional lainnya.
4. Strategi Weakness-Threats WT a. Menerapkan manajemen budidaya ternak yang efektif dan efisien
Budidaya peternakan yang menerapkan manajemen ternak yang baik akan menjadikan peternakan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai yaitu peternakan
yang menguntungkan. Manajemen diperlukan untuk usaha peternakan dengan populasi yang tinggi maupun peternakan dengan populasi yang rendah. Manajemen
dalam peternakan secara garis besar ada empat: manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan, manajemen pakan, dan manajemen kandang.
Manajemen awal pemeliharaan unggas terbagi dua, manajemen Pre Chick In meliputi, 1 Biosekuriti yang ketat. Biosekuriti ketat adalah kunci menekan penularan
penyakit dari periode sebelumnya. 2 Persiapan peralatan dan perlengkapan kandang. Manajemen Chick In meliputi, 1 Lakukan penimbangan, penghitungan serta
penyeleksian kualitas DOC. Sampel DOC yang akan ditimbang sekitar 10-20 persen. Bobot badan DOC yang tidak sesuai standar breeder di atas atau di bawah standar
dipisahkan untuk selanjutnya dipelihara dan diberi perlakuan tersendiri. 2 Nutrisi. Sediakan air gula 2-5 persen 20-50 gram dalam 1 liter air minum untuk mengganti
energi yang hilang dari tubuh ayam dengan segera. Ada baiknya air minum tersebut hangat 20-240C. Hal ini untuk mencegah cold shock atau ayam trauma meminum
81 air minum karena suhu air terlalu dingin. Bersamaan dengan itu, berikan pula pakan.
Selain sebagai sumber nutrisi, pemberian pakan dini akan memacu perkembangan dan pemanjangan usus. Pemberian yang sedikit demi sedikit akan lebih baik daripada
sekaligus dalam satu kali pemberian. 3 Modifikasi Lingkungan. Pada 1-3 jam setelah chick in, lakukan pemeriksaan suhu litter apakah sudah nyaman atau belum. Salah
satu teknik mendeteksinya ialah melihat kondisi kaki DOC. Jika litter terlalu panas, kaki DOC akan kemerahan dan terlihat pecah-pecah terutama di kuku dan telapak
kaki. DOC yang mengalami hal ini biasanya akan berkumpul jauh dari brooder. Sebaliknya jika litter terlalu dingin, kaki DOC akan teraba dingin dibanding suhu
tubuh kita. Konsumsi pakan dari DOC yang kedinginan atau kepanasan juga akan menurun karena DOC cenderung diam dan meringkuk. 4 Kesehatan. Hal yang tidak
kalah penting setelah ayam chick in ialah memperhatikan faktor kesehatan sebagai faktor pendukung.
Manajemen pengobatan
pada peternakan unggas meliputi, 1 Pemberian obat sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang. Setiap obat mempunyai efek yang
berbeda dan spesifik terhadap setiap penyakit. Pemilihan obat yang tepat menjadi tahapan pertama yang menentukan keberhasilan pengobatan. 2 Obat yang diberikan
mampu mencapai lokasi kerja atau organ sakit. Obat yang diberikan harus mampu mencapai target organ, lokasi kerja atau organ sakit sehingga obat bisa berkerja
secara tepat dan optimal. 3 Obat tersedia dalam kadar yang cukup. Obat akan menghasilkan efek pengobatan yang optimal saat konsentrasi atau kadarnya di dalam
tubuh ayam mencapai kadar minimum atau Minimum Inhibitory Concentration MIC. Sebelum obat mencapai kadar MIC, obat tidak akan bekerja menghasilkan
efek pengobatan. 4 Obat berada dalam waktu yang cukup. Secara alami, kadar obat di dalam tubuh akan berkurang dalam jangka waktu tertentu. Ada parameter penting
yang berhubungan dengan kecepatan eliminasi obat, yaitu waktu paruh. Manajemen pakan pada peternakan unggas meliputi, 1 Peralatan. Kualitas
tempat pakan dan air minum mempengaruhi tingkat konsumsi, oleh karena itu peralatan yang digunakan harus terbuat dari bahan yang tidak beracun, warnanya
menarik, tahan terhadap panas dan asam, mudah dibersihkan dan tidak mudah pecah.
82 2 Instalasi tempat pakan dan air minum. Instalasi tempat pakan dan air minum
mempengaruhi tingkat munculnya penyakit dan konsumsi. 3 Kualitas pakan dan air minum. Kualitas pakan sebelum diberikan harus diketahui secara jelas. Kualitas fisik
pakan minimal tidak kadaluarsa, tidak apek, tidak berkutu dan tidak berjamur. Selain kualitas fisik, kualitas kimia juga perlu diketahui, seperti kandungan protein, lemak,
abu, serat, Ca, P, asam amino dan vitamin. Selain itu perlu menerapkan sistem FIFO First In First Out, yaitu pakan yang pertama masuk dalam gudang maka digunakan
yang pertama. Pakan bentuk pellet lebih tahan lama daripada bentuk mess. Pakan pellet bagus digunakan 30 hari setelah diproduksi, lebih dari itu cenderung akan
mengalami kerusakan. 4 Teknik pemberian pakan dan air minum. Teknik pemberian yang tepat akan memberikan tingkat efisiensi pakan, yaitu pakan habis tanpa ada
yang tercecer. Sehingga secara tidak langsung biaya pakan dapat ditekan. Strategi yang dilakukan adalah memperhatikan waktu, frekuensi, jumlah pemberian, kondisi
tempat pakan dan tempat minum, serta kondisi lingkungan. Secara alamiah ayam makan sebelum matahari terbenam dan sebelum matahari terbit. Oleh karena itu porsi
pemberian pakan hendaknya dilebihkan pada waktu tersebut pagi ± 30±40 persen, malam ± 60-70 persen. Kondisi lingkungan yang panas akan mengurangi konsumsi
pakan, sehingga pada siang hari kegiatan pemberian pakan tidak dilakukan atau dipuasakan.
Manajemen kandang setelah panen meliputi, 1 Mengeluarkan dan membersihkan sisa kotoran feses dan sisa litter. Sisa kotoran ayam, baik berupa
feses, sisa litter, bulu maupun debu hendaknya dikeluarkan dari kandang. Setelah itu, lakukan penyemprotan air bertekanan dengan memakai jetspray. 2 Penyemprotan
desinfektan. Penyemprotan desinfektan bertujuan membasmi bibit penyakit yang masih tersisa di dalam kandang, baik di lantai maupun udara kandang. Penanganan
kandang kotor tidak hanya dilakukan pada kandangnya saja, tetapi juga peralatan dan lingkungan kandang. Peralatan kandang seperti tempat pakan, tempat minum, tirai,
brooder peralatan yang lainnya dibersihkan, kondisi lingkungan kandang juga perlu diperhatikan. Rumput atau semak-semak yang tumbuh di sekitar kandang harus
dikontrol jangan sampai tumbuh secara liar karena bisa menjadi tempat
83 persembunyian nyamuk, lalat maupun insekta lainnya. Selokan dibersihkan sehingga
aliran airnya lancar. Genangan air diselokan akan menjadi media yang cocok untuk perkembangan nyamuk yang menjadi agen atau vektor penularan penyakit malaria
like atau malaria unggas. Saat ditemukan kerusakan pada salah satu bagian kandang tersebut perlu segera dilakukan perbaikan. Kondisi tanah di bawah kandang yang
berperan menyerap air dari feses juga perlu diberikan perlakuan khusus, seperti penambahan kapur. Selain membunuh bibit penyakit, penambahan kapur ini juga
dapat mengembalikan pH tanah menjadi netral dan juga meningkatkan daya serap tanah terhadap air.
6.2.3. Prioritas Strategi Perusahaan