Analisis Peran dan Aksi K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah
Anom ”. Study Peran Peran dan Aksi Abah Anom Dalam Penerapan
Pendidikan Berbasis TQN di Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. B.
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Abah Anom merupakan figur seorang guru mursyid yang menjadi pusat
rujukan dari segala aktivitas pengikut TQN, khususnya di wilayah beliau, sehingga penulis tertarik ingin menggali dan mengetahui lebih dalam
bagaiamana peran sosok figur Abah Anom dalam memanfaatkan organisasi TQN untuk mengembangkan kegiatan pendidikan di tanah priangan
Tasikmalaya. 2.
Kekuatan daya tarik Abah Anom tampak pada kepribadiannya yang terpuji, tutur kata yang baik, selalu bersikap baik tanpa membeda-bedakannya
berdasarkan status dan kedudukan, maka penulis ingin mendalami dan memahami aksi sosok figur ini dalam menerapkan pendidikan berbasis TQN
di tanah sunda tasikmalaya.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi dan perumusan masalah di atas, maka penulis membatasi permasalahan dan ruang lingkup penelitian ini pada : Peran dan
Aksi K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah Anom dalam Penerapan
Pendidikan Berbasis Tarekat Qaririyyah wa Naqsabandiyyah TQN.
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan bebrapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana Peran K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah Anom dalam
Penerapan Pendidikan Berbasis TQN. 2.
Bagaimana Aksi Abah Anom dalam Penerapan Pendidikan Berbasis TQN.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui Peran K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah
Anom Dalam Penerapan Pendidikan Berbasis Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsabandiyyah TQN di Pondok Pesantren Suryalaya.
b. Untuk mengetahui Aksi K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah
Anom Dalam Penerapan Pendidikan Berbasis Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsabandiyyah TQN di Pondok Pesantren Suryalaya.
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut: Untuk melahirkan paradigma, konsep, dan teori
mengenai Peran dan Aksi K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah Anom
dalam penerapan pendidikan berbasis TQN untuk mengatasi kenakalan remaja.
Dengan demikian diharapkan pula penelitian ini juga akan memberi kontribusi dan manfaat bagi semua kalangan diantaranya:
a. Akademis : Menyumbang khazanah ilmu pengetahuan kepada semua
insan akademisi. b.
Peneliti : Sebagai pembelajaran bagi peneliti serta tambahan pengetahuan sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan
dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah.
c. Studi Ilmiah : Sebagai hasil studi yang murni untuk mendapatkan
pengalaman dan pelajaran yang bisa di ambil hikmahnya dan untuk menambah literature kepustakaan.
d. Pondok Pesantren : Sebagai kontribusi untuk meningkatkan cita-cita
luhur yang dimiliki pondok pesantren, dan sebagai wawasan bagi
kalangan pondok pesantren yang bisa di ambil pelajaran positif dari sosok inspiratif serta kharismatik ini.
e. Kalangan Pendidikan : merupakan hasil pemikiran yang dapat dipakai
sebagai pedoman untuk melaksanakan usaha pengajaran menuju tercapainya tujuan yang dicita-citakan.
f. Masyarakat umum : Sebagai literature dan bahan bacaan, sehingga
masyarakat bisa memetik pelajaran positif dari sosok kharismatik Abah Anom ini yang selalu menjadi inspirasi setiap saat.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pendidikan
a. Definisi Pendidikan
Ketika kita berbicara mengenai pendidikan, banyak ahli dan pakar pendidikan yang memberikn definisi tentang pendidikan, diantaranya :
1 Menurut M. „Atihiyah Al-Abrasjy:
Pendidikan adalah mempersiapkan manusia, supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia, mencintai tanah airnya, tegap jasmaninya,
sempurna budi pekertinya akhlaknya, teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, saling tolong menolong
dengan orang lain, manis tutur bahasanya baik dengan lisan maupun dengan tulisan.
1
2 Menurut al-Syaibaniy, pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah
laku individu atau eserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan
pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
2
3 Menurut Fadhil al-Jamaly, pendidikan islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang
mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi peserta
1
Mahmud yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta : PT. Hidakarya Agung, h. 5
2
Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Ciputat Press, 2005, h. 3