112
BAB V PENUTUP
A KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai “Pendidikan Berbasis Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah TQN Pondok Pesantren
Suryalaya : Analisis Pemikiran dan Aksi K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah Anom”, maka penulis menyimpulkan bahwa :
1.
K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah Anom adalah mursyid tarekat yang memiliki peran yang menyentuh keseluruh aspek kehidupan, baik
dalam segi agama, pendidikan, sosial, ekonomi dan kemasyarakatan. Dalam hal pendidikan, dibuktikan dengan adanya berbagai jenjang pendidikan
formal maupun non-formal yang ada pada yayasan serba bakti, koperasi, perkumpulan Ibu-ibu, perkumpulan para remaja dan radio inayah serta
majalahbuletin tentang TQN “Sinthoris”, selain itu Abah Anom juga membentuk Inabah yang merupakan metode untuk menyembuhkan para
pecandu Narkoba dan kenakalan remaja dengan metode Ibadah. Selain itu beliau juga memiliki karya-karya berupa buku antara lain: Miftahus Shudur
Kunci pembuka dada, kitab ini terdiri dari 2 juz. Isi dari kitab ini merupakan keterangan asal mulanya “Thareqat Islam” beserta amalnnya
dzikrullah yang berdasarkan : al-Q ur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas. Uquudul
Jumain, merupakan tuntunan bagi para ikhwan atau akhwat didalam melaksanakan amalan Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah Pondok Pesantren
Suryalaya. Kitab ini berisi dzikir harian, khotaman, wiridan, tawassul dan silsislah.
Kitab akhlaqul karimah akhlaqul mahmudah berdasarkan
mudaawamatu dzikrillah, yang merupakan pokok sandaran tentang akhlak dalam rangka penyempurnaan kepribadian dalam hidup dan kehidupan dan
dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Kitab Ibadah sebagai methoda
pembinaan korban penyalahgunaan narkotika dan kenakalan remaja khusus untuk Ikhwan TQN.
2. Aksi K.H.A. Shohibulwafa Tajul „Arifin Abah Anom dalam penerapan
pendidikan berbasis TQN sangat penting dan signifikan, karena beliau sebagai rujukan utama terhadap berjalannya sistem pendidikan yang ada di
pondok pesantren suryalaya pada waktu, bahkan sistem tersebut masih di aplikasikan sampai saat ini. Tidak hanya itu aksi beliau dalam penerapan
pendidikan berbasis TQN di suryalaya terlihat bahwa beliau adalah seorang mursyid TQN sekaligus pendidik yang mampu memberi suri tauladan bagi
para murid dan santrinya. Pendidikan berbasis TQN ini memiliki ciri khas yang paling tersendiri karena menurut Abah Anom tujuan pendidikan yang
paling utama adalah pembersihan hati dan mendekatkan diri kepada Allah dan ini semua dapat tercapai apabila dalam pendidikan itu mengarahkan
pada pendidikan rohani.
B IMPLIKASI
Setelah penulis mengadakan penelitian dan kajian pustaka terhadap peran dan aksi Abah Anom. Implikasinya adalah, pertama, Peran Abah Anom yang
menyentuh berbagai macam aspek kehidupan beserta aksi atau tindakan nyatanya adalah bukti nyata betapa pengaruh tasawuf khususnya tarekat dapat
mendatangkan kesucian dan bersihnya hati dan membawa ketentraman hidup bagi mereka yang mau menempuh jalan-Nya. Kedua, Pada hakikatnya
pendidikan dalam tarekat adalah pendidikan jiwa. Para ahli tarekat berkeyakinan, bahwa hakikat manusia adalah jiwanya. Dialah raja dalam
tubuhnya. Sehingga apa saja yang dilakukan oleh anggota tubuhnya adalah atas perintah jiwanya, kalau jiwanya jahat maka jeleklah perbuatan yang dilakukan
oleh anggota tubuhnya, demikian pula sebaliknya.