yang bersifat rasionalistis. Sedangkan pendidikan dalam tarekat lebih bersifat agamis, mistis dan pedagogis. Penekanan dalam pelatihannya adalah untuk
melatih kemampuan analisis yang bersifat zauqi, sehingga yang dilatih buka ketajaman otak rasio, tetapi ketajaman hati perasaan kejiwaan.
Walaupun demikian kesamaan dalam kedua filsafat pendidikan ini masih tetap dominan, terutama dalam aspek praktisnya. Seperti halnya dengan filsafat
progessivisme, filsafat dalam pendidikan yang diterapkan dalam Tarekat qadiriyah wa Naqsabandiyah berpandanagn bahwa jiwa manusia dapat
menurun kedudukannya menjadi dan mempunyai hakikat seperti unsur-unsur materi. Inilah unsur-unsur matrealisme dalam progessivisme. Demikian juga
dalam pandangan filsafat pendidikan Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang mengatakan bahwa keberhasilan sebuah pendidikan sangat bertumpu
pada keseriusan dalam praktek langsung atau eksperimental. Dan sekali lagi juga merupakan unsur utama dalam filsafat progessivisme.
Tarbiyat al-zikr wa al-muraqabat sebagai aspek dimensi lahiriyah dalam suluk Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kualitas jiwa seseorang. Jiwa yang semula sangat rendah matrealis dididik secara intensif dan progresif untuk menjadi jiwa manusia
yang bernilai tinggi, tentunya menurut pandangan nilai-nilai sufistik islam.
93
B Hasil Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu menyangkut dengan Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah berkenaan dengan Pesantren Suryalaya yaitu :
1. Haryatno meneliti Pondok Pesantren Suryala di bidang terapi psikhis dalam tesisnya berjudul Jangka waktu Pembinaan dengan Penurunan Gejala-gejala
Ketergantungan Narkotika di Inabah I PP Suryalaya, Yogyakarta FPS UGM, 1994.
2. Penelitian yang dilakukan Kharisudin Aqib menyangkut upaya kesufian dalam mensucikan jiwa yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Suryalay dengan judul
93
Kharisudin Aqib, Al-Hikmah, Memahami Teosofi Tarekat qadiriyah wa Naqsabandiyah, h. 153-161
disertasinya, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Suryalaya Studi Tentang Tazkiyatun Nafsi Sebagai Metode Penyadaran Diri, Disertasi UIN Jakarta ini
selesai pada Tahun 2001. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Layly Fadliyah dengan judul Metodologi Penanggulangan Narkoba di Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren Abah
Anom, Suryalaya. Dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa Penyembuhan terhadap para remaja yang telah kecanduan narkoba bisa sehat kembali dengan
cara Inabah yang ditreapkan oleh Abah Anom. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, FITK, UIN syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013.
4. Sebuah buku berjudul Peran Edukasi Tarekat Qadiriyyah Naqsabandiyyah dengan referensi utama Suryalaya oleh Dr. Hj. Sri Mulyati, MA. Buku ini menjelaskan
banyak hal tentang perkembangan TQN ditanah air, terutama TQN Suryalaya dibawah
otoritas Abah
Anom, Sejarah
perkembangannya, silsilah
kemursyidannya, amalan rohaninya, hingga menyentuh ke pengaruh sosial dan politik TQN di Tanah Air.
62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Adapun waktu pelaksannaanya adalah bulan April-Juni 2014.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,
dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam
bidang pendidikan.
1
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan library research yaitu
mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan.
2
Pendekatan yang digunakan bersifat fenomenologis, yang mengacu pada pandangan dan
keyakinan masyarakat yang diteliti dan apara penganut dan pengamal TQN Di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian, instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah :
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R D, Bandung : Alfabeta, 2013, h. 6
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, 60-61.
1 Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek dan
objek penelitian tindakan kelas.
3
Catatan lapangan ini memuat kondisi atau keadaan Pondok Pesantren suryalaya.
2 Wawancara
Menurut Denzin Goetz dan Le Compte, wawancara adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu.
4
Wawancara dilakukan dengan pimpinan pondok, dan pihak terkait yang dapat memberikan informasi.
3 Lembar Observasi
Observasi adalah kegiaatn pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
5
Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat
bagaimana praktek amaliah para pengikut TQN yang ada dipondok pesantren Suryalaya.
4 Dokumentasi
Dokumentasi dalam hal ini berupa foto-foto, buku-buku atau kitab- kitab karya Abah Anom ataupun karya penulis lain yang berkaitan dengan
TQN Abah Anom dan rekaman proses kegiatan harian yang ada di Pondok Pesantren Suryalaya.
D. Cara Pengumpulan Data
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi lapangan di Pondok Pesantren
Suryalaya. Selanjutnya peneliti mengajukan perizinan kepada pimpinan
3
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan profesi Guru, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 197
4
Rochiati Wiriatnadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : PT Remaja rosdakarya, 2008, h.117
5
Kunandar, op.cit, h. 143
pondok pesantren Suryalaya. Setelah mendapatkan izin, baru peneliti melakukan penelitian lebih lanjut.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara interview, observasi observation, studi pustaka dan dokumentasi documentation.
1. Wawancara interview, peneliti melakukan wawancara langsung dengan
bebrapa responden, diantaranya : pimpinan pondok posantren, para pengurus, santri serta pihak terkait yang dapat memberikan informasi terkait
hal yang diteliti. Wawancara dilakukan secara bebas dan terarah, agar peneliti dapat mendapatkan data yang lebih mendalam, untuk menghindari
adanya kelupaan, peneliti menulis langsung secara manual hasil wawancara yang sedang dilakukan.
2. Observasi observation, dalam hal ini observasi yang dilakukan oleh
peneliti adalah mengamati secara langsung keadaan pondok pesantren suryalaya serta aktifitas atau amaliah yang dilakukan oleh para anggota
TQN. Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan observasi partisipasi dengan mengikuti berbagai kegiatan dan rutinitas yang telah
berjalan di pondok pesantren suryalaya. 3.
Studi Pustaka dan Dokumentasi documentation, studi pustaka dan dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data pendukung sekaligus
penguat hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Studi pustaka disini yang dimaksud adalah kumpulan dari berbagai teori yang berasal dari
beberapa literatur terkait yang membahas mengenai Pondok Pesantren Suryalaya. Sedangkan dokumentasi disini adalah berupa foto-foto selama
penelitian berlangsung dan data-data terkait yang nantinya akan menjadi lampiran sekaligus pendukung untuk hasil penelitian nantinya.
E. Analisis Data
Analisis data dalam kajian pustaka library research ini adalah Analisis Isi content analysis yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
6
Atau analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi
yang dapat ditiru replicabel dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.
6
http:andreyuris.wordpress.com20090902analisis-isi-content-analysis online, diakses pada 13-04-2010.