Suryalaya terletak 9,5 kilometer dari jalan utama Bandung-Tasikmalaya, sekitar 30 kilometer sebelah utara sebelum Tasikmalaya. Jalan kecil ini
mengarah ke Pesantren dan kota Suryalaya dan juga melewati desakampung yang ramai, berpenghuni padat. Rute ini tidaklah terpencil karena masih bias
dilewati dengan kendaraan.
19
Pada saat memasuki kompleks Pesantren Suryalaya, kita akan temukan deretan bangunan yang mengelilingi masjid besar 2 lantai, yang diberi nama
Nurul Asrar. Pada sisi kiri, depan masjid, ada sebuah rumah di mana Abah Anom dan sekeluarga bertempat tinggal. Puncak menara masjid dihiasi dengan
lafadz “Allah”. Sebuah tulisan Arab yang bersinar diterangi oleh lampu di malam hari, menyala di tengah-
tengah lembah yang gelap. Lafadz “Allah” dilihat sebagai lambang cahaya kesucian di hati manusia yang merupakan inti
sari pengajaran di pesantren tersebut.
20
Modal pertama Pondok Pesantren Suryalaya berupa sebuah Masjid yang dijadikan tempat mengaji dan mengajarkan TQN. Masjid itu dibangun atas
restu Syaikh Thalhah. Cikal bakal pesantren itu diberi nama “Patapan
Suryalaya Kejembaran Rahmaniyah”, disingkat “Suryalaya”. Masjid itu diresmikan pada tanggal 7 Rajab 1323 H5 September 1905 M. Tanggal
tersebut kemudian dijadikan titimangsa kelahiran milad Pondok Pesantren Suryalaya. Meskipun nama godebag terkait dengan banyak peristiwa penting
sehingga bagi sementara orang member kesan yang cukup mendalam, namun Suryalaya itu selanjutnya lebih dikenal umum dan lebih popular.
Masa awal perjalanan Pondok Pesantren Suryalaya sebagai lembaga pendidikan Islam dengan cirri khusus dan spesialisasi pengajian, pengamalan,
dan pengembangan TQN tidak berjalan mulus begitu saja, karena ada kesalahpahaman sebagian masyarakat, ditambah kebijakan pemerintah kolonial
Belanda yang kurang mendukung berkembangnya tarekat pada umumnya.
19
Sri Mulyati, Peran Edukasi TQN dengan referensi utama Suryalaya, Jakarta : Kencana Prenada Group, 2010, h. 208
20
Ibid, h. 209
Pemerintah Belanda melihat dan mencatat bahwa Kyai Tarekat termasuk santri dan pesantrennya sebagai provokator, penyulut tumbuhnya kekacauan seperti
Perang Banten 1658-1682, Perang Padri 1821-1838, Perang Aceh 1873- 1903, Perang Diponegoro 1825-1830, dan pemberontakan Cilegon-Banten
1888 serta pemberontakan di Kedongdong Cirebon 1893.
21
Setelah Abah Sepuh wafat pada tahun 1956, Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya di wariskan kepada Abah Anom Putra Abah Sepuh. Abah Anom
harus mandiri sepenuhnya dalam memimpin Pesantren. Dengan rasa ikhlas dan penuh ketauladanan, Abah Anom gigih menyebarluaskan ajaran Islam melalui
metode TQN ke berbagai pelosok tanah air walaupun ketika itu masih terus mendapat ancaman keamanan terutama dari Darul Islam yang masih
merajalela. Pondok Pesantren Suryalaya, dengan kepemimpinan Abah Anom, tampil sebagai pelopor pembangunan perekonomian rakyat, melalui
pembangunan irigasi untuk meningkatkan pertanian, membuat kincir air untuk pembangkit tenaga listrik.
22
Dalam perjalanannya, Pondok Pesantren Suryalaya tetap konsisten kepada Tanbih, wasiat Abah Sepuh yang diantara isinya adalah taat kepada
perintah agama dan Negara. Maka Pondok Pesantren Suryalaya tetap mendukung pemerintahan yang sah dan selalu berada di belakangnya.
Disamping melestarikan dan menyebarluaskan ajaran Islam melalui mertode TQN, Abah Anom juga sangat konsisten terhadap perkembangan dan
kebutuhan masyarakat. Maka sejak tahun 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti dengan berbagai lembaga di dalamnya termasuk pendidikan formal mulai dari
TK, SMP Islam, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, SMU, dan Perguruan Tinggi IALM dan STIE, dan Pondok
Remaja Inabah. Didirikannya Pondok Remaja Inabah sebagai wujud perhatian Abah Anom terhadap kebutuhan umat dan merasa berkewajiban untuk
menolong umat yang sedang tertimpa musibah. Berdirinya Pondok Remaja
21
Ibid, h 6-7
22
Ibid, h.14
Inabah membawa hikmah, diantaranya menjadi jembatan emas untuk menarik masyarakat luas, para pakar ilmu kesehatan, pendidikan, sosiologi dan
psikologi, bahkan pakar ilmu agama mulai yakin bahwa agama Islam dengan berbagai disiplin ilmunya termasuk tasawuf dan tarekat mampu merehabilitasi
kerusakan mental dan membentuk daya tangkal yang kuat melalui pemantapan keimanan dan ketakwaan dengan pengamalan TQN.
23
4. Kondisi dan Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya
Sejak kepemimpinan Abah Anom Tahun 1950, terutama setelah tugas sehari-hari kepemimpinan Pesantren diserahkan kepada beliau 1954 dari
ayahandanya Abah Sepuh, perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya semakin pesat dan berkembang. Walaupun begitu, pada sepuluh tahun pertama
1950-1960 masih sering terganggu oleh situasi keamanan, sehingga waktu berkunjung untuk para tamu yang ingin belajar TQN sangat terbatas. Upaya
pengembangan TQN, di samping di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya, juga dilakukan di luar Pondok Pesantren Suryalaya, yaitu melalui para wakil
Talqin dan para Mubaligh. Usaha ini juga berfungsi melestarikan ajaran yang tertuang dalam asas tujuan TQN. Dari tahun ke tahun, Pondok Pesantren
Suryalaya semakin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan umat. Guna mendukung penyebaran TQN dan fungsi Pondok Pesantren
Suryalaya, pada tanggal 11 Maret 1961 didirikan Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya yang kegiatan utamanya adalah pembinaan ikhwan dalam
bidang TQN dan bidang sosial. Dalam bidang sosial, pada tahun 1973 didirikan Koperasi Putra Bakti,
yang sejak tahun 1979 sampai sekarang berganti nama menjadi Koperasi Hidmat. Pada tahun 1971 Pondok Pesantren Suryalaya membantu program
pemerintah Bakolak Inpres. No. 6 tahun 1971 dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja melalui IBADAH dengan
metode TQN untuk mengembalikan para remaja korban penyalahgunaan
23
Sri Mulyati, Peran Edukasi TQN dengan referensi utama Suryalaya,, h.15
narkoba ke jalan yang benar. Program ini mulai dilembagakan pada tahun 1980 dengan diberi nama Pondok Remaja Inabah.
Begitu juga sarana fisik semakin berkembang, baik sarana pesantren dan masjid sebagai pusat pembinaan santri dan ikhwan, kompleks pendidikan
formal Tsanawiyah dan Aliyah, kompleks Kampus II SLTP, SMU dan SMK, maupun kompleks Kampus I Institut Agama Islam Latifah Mubarakiyah
IAILM dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarakiyah STIELM, juga sarana-sarana lain seperti asrama dan Pusat Latihan Keterampilan PLK
yang diperuntukan bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan. Keadaan Fisik Pondok Pesantren Suryalaya yaitu sebagai berikut:
a. Tanah Status Wakaf
b. Masjid Nurul Asror
c. Masjid Nurul Ulum Kampus IAISTIE-LM
d. Asrama Putra
e. Asrama Putri
f. Kantor Yayasan Serba Bakti
g. Gedung Madrasah Tsanawiyah
h. Gedung Madrasah Aliyah
i. Taman Kanak-Kanak
j. Sekolah Menengah Pertama
k. Sekolah Menengah Atas
l. Sekolah Menengah Kejuruan
m. Gedung Keterampilan
n. Kampus IAISTIE-LM
o. Gedung Serba Guna “Sukriya Bakti”
p. Gedung Perpustakaan “Tarminah Bakti ”
q. Gedung Rektorat
r. Gedung Ikatan Keluarga Alumni Latifah Mubarakiyah
s. Kantor Koperasi Hidmat
t. Gedung Bidang Pendidikan dan Laboratorium
u. Radio Inayah FM 92,85 Suryalaya
v. Lapangan Olahraga
5. Pemikiran dan Karya-karya Abah Anom
Pemikiran dan karya-karya Abah Anom tersebar dalam karya-karyanya sebagai berikut :
a. Miftahus Shudur Kunci pembuka dada, kitab ini terdiri dari 2 juz. Isi dari
kitab ini merupakan keterangan asal mulanya “Thareqat Islam” beserta amalnnya dzikrullah yang berdasarkan : al-
Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas, guna membina Iman manusia, agar teguh dari pada godaan syetan dan
bujukan nafsu serta tabah dan kuat menghadapi segala rintangan untuk menghendaki kemajuan agama, bangsa, dan negara, dhohir dan bathin.
24
b. Uquudul Jumain, merupakan tuntunan bagi para ikhwan atau akhwat
didalam melaksanakan amalan Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya. Kitab ini berisi dzikir harian, khotaman, wiridan,
tawassul dan silsislah.
25
c. Kitab akhlaqul karimah akhlaqul mahmudah berdasarkan mudaawamatu
dzikrillah, yang merupakan pokok sandaran tentang akhlak dalam rangka penyempurnaan kepribadian dalam hidup dan kehidupan dan dalam rangka
beribadah kepada Allah SWT.
26
d. Kitab Ibadah sebagai methoda pembinaan korban penyalahgunaan narkotika
dan kenakalan remaja khusus untuk Ikhwan TQN. Disamping sebagai bekal ibadah kaum muslimin ikhwan TQN, juga mengandung maksud membantu
Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang Pembinaan akhlak remaja,
24
Shohibulwafa Tajul „Arifin, Miftahus Shidur, Tasikmalaya : PT MUDAWWAMAH WAROHMAH, 2005, h.2
25
Shohibulwafa Tajul „Arifin, Kitab Uquudul Jumaaan, Tasikmalaya : PT MUDAWWAMAH WAROHMAH, 2009, h. 1
26
Shohibulwafa Tajul „Arifin, Akhlakul Karimah, Akhlakul Mahmudah, Tasikmalaya : Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya, h. 2
terutama mereka yang menyalahgunakan narkotik dan kenakalan remaja lainnya yang dibina dipondok remaja Inabah Pondok Pesantren Suryalaya.
27
B. Pembahasan
1. Tanbih
Tanbih itu berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata, “Nabbaha- Yunabbihu-Tanbiihan
”. Tsulasi mazid wazna kedua yang sighatnya masdar. Fiilnya muta’adi. Dilakukan oleh seorang dan tembus kepada orang lain. Oleh
karena itu disebut “Pepeling” peringatan. Mengapa kita harus terus sering
mendengarkan Tanbih dengan khusyu dan tawadlu? Karena, Tanbih itu merupakan peringatan dari seorang Guru Mursyid kepada muridnya. Dan
pelaksana-pelaksananyapelaku-pelakunya disebut
“Muntabih”. K.H. Zezen, B.A.
T : Ta’ati
A : Agama N : Negara
B : Bersihkan I
: Isi H : Hati
28
Adab murid di dalam pengamalan dan pengalaman bertarekat, yakni diambil dari tabaruk dengan kalimat “La Ilaahaillalloh Muhammad
Rasululullah”, sebagai berikut:
a. Murid meyakini bahwa gurunya adalah Mursyidnya
27
Shohibulwafa Tajul „Arifin, Ibadah, Tasikmalaya : PT MUDAWWAMAH WAROHMAH, 2005, h.2
28
Mamat Rachmat, Tanbih Dari Masa ke Masa, Wasiat Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya tentang Tuntunan Sikap Hidup yang harus dilaksanakan oleh seluruh komponen
Keluarga besar Pondok Pesantren Suryalaya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, h. i