didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
3
4 Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentukya kepribadian yang utama insan
kamil.
4
5 Menurut Ahmad Tafsir, pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan
oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
5
Dari beberapa definisi yang diberikan oleh para tokoh di atas, dapat disimpulakan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan Islam adalah suatu
sistem yang memungkinkan seseorang peserta didik dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi Islam, melalui pendekatan Pendidikan
Islam ini ia akan dapat dengan mudah membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam yang diyakini.
b. Tujuan Pendidikan
Pada acara kongres Pendidikan Islam Sedunia tanggal 15-20 Maret tahun 1980 di Islamabad Pakistan menetapkan Pendidikan Islam sebagai berikut: “
Pendidikan harus ditujukan ke arah pertumbuhan yang berkeseimbangan dari kepribadian manusia yang menyeluruh melalui latihan spiritual, kecerdasan,
dan rasio, perasaan serta pancaindra. Oleh karenanya, maka pendidikan harus memberikan pelayanan kepada pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya,
yaitu aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, linguistik, baik secara individual maupun secara kolektif, serta mendorong semua aspek itu ke
arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan terletak
3
Ibid, h. 31
4
Ibid, h. 32
5
Ibid, h. 32
di dalam sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah pada tingkat individual, masyarakat, dan pada tingkat kemanusiaan pada umumnya.
6
Menurut rumusan di atas, jelas telah tampak bahwa tujuan pendidikan Islam itu tidak sempit, melainkan menjangkau seluruh lapangan hidup manusia
yang bertitik optimal pada penyerahan diri manusia kepada Khaliknya, Allah Subhanahu Wata’ala. Dengan demikian, pendidikan agama hanyalah
merupakan bagian dari ruang lingkup pendidikan Islam, karena apa yang dituju oleg proses kependidikan Islam pada hakikatnya adalah terwujudnya
kepribadian muslim yang paripurna dalam mengembangkan kehidupan dunia akhiratnya di atas landasan iman takwanya kepada Allah.
Sejalan dengan pengertian ideal dari tujuan pendidikan Islam itu seorang cendekiawan muslim Guru Besar Ilmu Pendidikan di Universitas Tunisia
Moh. Fadhil Al-Djamaly, menyatakan kesimpulan dari studinya bahwa “sasaran pendidikan menurut Alquran ialah membina pengetahuankesadaran
manusia atas dirinya, dan atas sistem kemasyarakatan islami serta atas sikap dan rasa tanggung jawab sosial. Juga memberikan kesadaran manusia terhadap
alam sekitar dan ciptaan Allah serta mengembangkan ciptaan-Nya bagi kebaikan umat manusia. Akan tetapi yang lebih utama dari semua itu ialah
makrifat kepada Pencipta alam dan beribadah kepada-Nya dengan cara menaati perintah-perintah dan menjauhi segala larangan-
Nya.” Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam menurut pendapat di atas
ialah menanamkan kesadaran dalam diri manusia terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah, kesadaran selaku anggota masyarakat yang harus
memiliki rasa tanggung jawab sosial terhadap pembinaan masyarakatnya, serta menanamkan kemampuan manusia untuk mengelola, memanfaatkan alam
sekitar sebagai ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan manusia, dan kegiatan ibadahnya kepada Pencipta alam itu sendiri.
6
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2010, h.119-120
Jelaslah bahwa dalam proses kependidikan yang dikehendaki oleh Islam untuk mencapai sasaran dan tujuan akhir, nilai-nilai islami akan mendasari dan
lebih lanjut akan membentuk corak kepribadian anak didik pada masa dewasanya. Dengan kata lain, pendidikan Islam secara filosofis beroirientasi
kepdada nilai-nilai islami yang bersasaran pada tiga dimensi hubungan manusia selaku “khalifah” di muka bumi, yaitu sebagai berikut:
1 Menanamkan sikap hubungan yang seimbang dan selaras dengan Tuhannya.
2 Membentuk sikap hubungan yang harmonis, selaras, dan seimbang dengan
masyarakatnya. 3
Mengembangkan kemampuannnya untuk menggali, mengelola, dan memanfaatkan kekayaan alam ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan
hidupnya dan hidup sesamanya serta bagi kepentingan ubudiahnya kepada Allah, dengan dilandasi sikap hubungan yang harmonis pula.
Sikap hubungan yang harmonis itu ialah sikap yang tidak memusuhi alam sekitar, seperti merusak alam atau menguras habis kekayaan alam tanpa
memikirkan kelangsungan ekosistem yang ada. Dalam hal ini sikap take and give mengambil dan memberi kepada alam sekitar akan mampu menjaga
kelestarian alam itu. Para ahli pendidikan muslim merumuskan tujuan pendidikan Islam. Di
antaranya al-Syaibani, mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh. Pisik, kemauan, dan akalnya
secara dinamis, sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi al-ardh. Sementara tujuan akhir
yang akan dicapai dalam pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.
Pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta
didik sebagai muslim paripurna insan al-kamil. Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman,