16
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Hubungan Attribution Theory
Teori Hubungan telah dikemukakan untuk mengembangkan penjelasan tentang cara-cara menilai individu secara berbeda, bergantung
pada arti yang kita hubungan dengan perilaku tertentu. Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori ini menjelaskan tentang
perilaku seseorang dan menjelaskan mengenai proses bagaimana kita menentukan penyebab dan motif tentang perilaku seseorang. Teori ini
mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan dari internal
misalnya sifat, karakter, sikap atau eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku
individu. Secara sederhana atribusi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang
lain Robbin dan Mary, 2010:56-57. Pada dasarnya teori atribusi mengemukakan bahwa ketika
mengobservasi perilaku seorang individu, kita berupaya menentukan perilaku tersebut disebabkan secara internal atau eksternal. Perilaku yang
disebabkan secara internal adalah perilaku yang dipengaruhi oleh kendali pribadi seorang individu yang berasal dari dalam diri seperti ciri
17
kepribadian, motivasi atau kemampuan. Perilaku yang disebabkan secara eksternal dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar atau berasal dari
luar diri individu, yaitu individu tersebut dianggap telah dipaksa berprilaku demikian oleh situasi atau pengaruh sosial dari orang lain.
Namun, sebagian besar penentuan tersebut bergantung pada tiga faktor Robbins dan Timothy 2008:177-178 :
a. Ciri Khas Distinctiveness adalah perilaku yang ditunjukkan
apakah seorang individu memperlihatkan perilaku-perilaku berbeda dalam situasi-situasi tertentu.
b. Konsensus consensus adalah perilaku yang ditunjukkan jika
semua orang yang menghadapi situasi yang serupa merespon dengan cara yang sama.
c. Konsistensi consistency adalah perilaku yang sama dalam
tindakan seseorang dari waktu ke waktu. Menurut Robbin dan Mary 2010:56-57 ciri khas distinctiveness
mengacu pada apakah seseorang memperlihatkan perilaku yang berbeda dalam situasi tertentu. Situasinya adalah apakah karyawan yang datang
terlambat hari ini adalah orang yang sama yang dianggap karyawan lain sebagai orang yang sering datang terlambat? Apabila tidak sering
melakukan, pengamat cenderung mengatribusikan perilaku ini akibat pengaruh eksternal, hal-hal yang berada di luar kendali orang tersebut.
Akan tetapi, apabila perilakunya sering melakukan pengamat akan menilainya sebagai perilaku internal. Semakin tinggi distinctiveness
18
menganggap berasal dari eksternal dan sebaliknya semakin rendah distinctiveness
menganggap berasal dari internal. Setiap orang yang menghadapi satu situasi merespons dengan cara
yang sama, kita bisa mengatakan bahwa perilaku mereka menunjukkan suatu konsensus. Perilaku karyawan yang terlambat akan memenuhi
kriteria ini jika semua karyawan yang mengambil rute yang sama mengalami keterlambatan. Dari perspektif atribusi, apabila konsensusnya
tinggi cenderung memberikan atribusi eksternal terhadap keterlambatan karyawan: yakni adanya faktor luar mungkin saja ada perbaikan jalan atau
kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan perilaku ini. Apabila karyawan lain yang mengambil rute yang sama datang tepat waktu, semakin
konsensusnya tinggi cenderung memberikan atribusi bahwa penyebab dari perilaku keterlambatan bersifat internal.
Terakhir, mengamati konsistensi dalam tindakan seseorang datang terlambat 10 menit bagi karyawan tidak pernah telat beberapa bulan
terakhir merupakan kasus yang tidak biasa dilakukan. Akan tetapi bagi karyawan yang terlambat dua hingga tiga kali dalam seminggu hal ini
merupakan pola yang rutin dan biasa dilakukan. Semakin tinggi konsistensinya semakin menganggap bahwa perilaku tersebut berasal dari
internal. Semakin rendah konsistensinya menganggap bahwa perilaku tersebut berasal dari eksternal. Gambar 2.1 meringkas elemen-elemen
kunci dalam teori atribusi.
19
Sumber: Robbin dan Mary 2010:56-57
2. Audit Internal