50
asumsi membantu dalam mencapai akurasi. Pengungkapan keterbatasan data dan pengungkapan lain juga berkontribusi untuk
memproduksi laporan audit yang lebih akurat. Salah satu cara untuk membantu organisasi audit yang menyiapkan laporan audit yang
akurat adalah dengan menggunakan proses pengendalian kualitas seperti referensi. Referensi adalah suatu proses di mana seorang
auditor berpengalaman yang independen memeriksa dengan memberikan pernyataan fakta, angka, dan tanggal dilaporkan dengan
benar, temuan didukung bukti-bukti dalam dokumentasi audit, kesimpulan dan rekomendasi didasarkan atas bukti.
Berdasarkan definisi di atas, pengertian kualitas audit internal adalah suatu pemeriksaan sistematik yang dilakukan oleh auditor dengan
memenuhi standar audit dan kode etik yang telah ditetapkan, agar dapat menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi. Sehingga laporan
pemeriksaannya dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan.
B. Pengembangan Hipotesis
1. Tekanan Ketaatan Terhadap Kualitas Audit Internal
Tekanan ketaatan obedience presure merupakan tipe dari tekanan pengaruh sosial social influence pressure. Tekanan pengaruh sosial
adalah perubahan yang digambarkan sebagai suatu pemikiran, perasaan, sikap, atau perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan individu atau
kelompok yang lain. Literatur dalam bidang akuntansi telah banyak
51
merefleksikan dan mengakui pentingnya mengevaluasi pengaruh tekanan Nadirsyah dan Razaq: 2013. Dezoort dan Lord 1994 juga melihat
bahwa dalam mencapai kualitas audit. Auditor yang menerima instruksi yang bertentangan dari baik seorang manajer maupun mitranya lebih
cenderung untuk melanggar norma-norma profesional atau standar dibanding auditor yang tidak di bawah tekanan. Sehingga dengan
semakin besarnya tekanan maka makin besar pula kemungkinan penurunan kualitas hasil kerja auditor. Sama hal dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nadirsyah dan Razaq 2013 melihat pengaruh terhadap kualitas audit, menyatakan bahwa tekanan pengaruh sosial berpengaruh
secara negatif terhadap kualitas hasil kerja auditor. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan pengaruh sosial, maka semakin rendah
kualitas hasil kerja yang dihasilkan auditor. Tekanan ketaatan adalah tekanan yang diterima auditor dari atasan
maupun klienauditee dengan maksud agar auditor menjalankan perintah atau keinginan atasan atau klien. Faisal 2007 mendefinisikan tekanan
ketaatan Obedience Pressure sebagai instruksi atasan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi perilaku bawahan karena atasan memiliki
otoritas. Tekanan ketaatan merupakan tekanan yang dihadapi oleh auditor yang dalam melaksanakan tugasnya, tekanan yang diterima auditor
tersebut bisa dari atasan ataupun klien untuk melakukan tindakan menyimpang dari standar atau etika. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh DeZoort dan Lord 1994 juga mengindikasikan bahwa
52
auditor rentan akan obediance pressure. Auditor yang menerima intruksiperintah yang tidak tepat dari atasan atau teman sekerja secara
signifikan lebih mungkin untuk melanggar norma atau standar dibandingkan auditor yang tidak berada di bawah tekanan.
Berdasarkan hasil penelitian Nadirsyah dan Razaq 2013. Maka hal ini diduga bahwa pengaruh tekanan sosial berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H
1
: Pengaruh tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit internal
2. Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Internal