46
menilai variabel supervisi audit ini yaitu kerangka kerja pada butir a1, a2, a3a,  a4,  b1a,  b1b,  b2,  c1,  c2.  Dari  beberapa  definisi  di  atas
pengertian  supervisi  audit  adalah  melakukan  pengawasan,  pengontrolan atau penyeliaan atas penugasan audit agar dapat memberikan jaminan dan
keyakinan bahwa telah mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan.
7. Kualitas Audit Internal
Setiap  profesi  selalu  dikaitkan  dengan  kualitas  jasa  yang dihasilkan.  Untuk  profesi  sebagai  auditor,  kualitas  audit  merupakan
kualitas jasa yang dihasilkan untuk memberikan keyakinan bahwa profesi tersebut  dapat  bertanggungjawab  kepada  klien,  masyarakat  umum  dan
aturan-aturan.  The  Institute  of  Internal  Auditors  2011  mendefinisikan kualitas  sebagai  metode  untuk  pemeriksaan  dan  melakukan  investigasi.
Kualitas  audit  dapat  ditentukan  dari  praktek  atau  proses  kerja  audit. Dalam  proses  kerja  audit,  auditor  harus  memiliki  perencanaan  yang
memadai mengenai tahapan kerja yang akan dilakukan selama pekerjaan audit.  Sutton  1993  menjelaskan  bahwa  kualitas  audit  dapat  diukur
dengan  tahap  proses  audit  yaitu  bagaimana  pekerjaan  audit  yang dilaksanakan oleh auditor sesuai dengan ketaatan pada standar yang telah
ditetapkan.  Pengukuran  kualitas  audit  pada  tahap  proses  ini  harus dibangun  sejal  awal  pelaksanaan  audit  hingga  pelaporan  dan  pemberian
rekomendasi.  Efendy  2010  juga  menyatakan  mengenai  pengukuran kualitas audit antara lain dengan menggunakan kualitas proses.
47
Government  Accountability  Office 2011  mendefinisikan  kualitas
audit  sebagai:  Compliance  with  professional  standards  and  contractual terms  for  the  audit  under  consideration
.  Kualitas  audit  didefinisikan sebagai  ketaatan  terhadap  standar  profesi  dan  ikatan  kontrak  selama
melaksanakan  audit.  Kualitas  audit  dapat  berhubungan  dengan  seberapa baik  sebuah  pekerjaan  diselesaikan  dan  dibanding  dengan  kriteria  yang
telah  ditetapkan.  Menurut  Tunggal  2008:10  kualitas  audit  dapat dipengaruhi  oleh  kriteria  yang  ada  pada  standar  audit  dan  etika
profesional.  Auditor  dalam  melakukan  proses  audit  harus  mematuhi  dan melaksanakan  apa  yang  diwajibkan  dalam  standar  kerja  dan  etika
profesinya.  Standar  audit  berkaitan  dengan  kriteria  atau  ukuran  mutu kinerja, tindakan yang harus dilakukan dan berkaitan dengan tujuan yang
hendak  dicapai  dalam  pelaksanaan  proses  audit.  Bagi  auditor  yang bekerja  sesuai  dengan  standar  yang  telah  ditetapkan  akan  menghasilkan
audit yang berkualitas Mustofa dan Edvin: 2015. Sedangkan  menurut  Tan  dan  Alison  1999  bagi  seorang  auditor,
audit  yang  berkualitas  juga  dapat  dilihat  dari  seberapa  banyak  respon yang  benar  dari  setiap  pekerjaan  yang  diselesaikan.  Respon  yang  benar
adalah  kemungkinan  auditor  dapat  menemukan  dan  melaporkan  adanya suatu  pelanggaran  Mustofa  dan  Edvin:  2015.  Menurut  Arens  et  al.
2012:105  kualitas  audit  merupakan:  How  tell  an  auditor  detects  and report material misstatements in financial statements
. Bagaimana seorang auditor  dapat  mendeteksi  dan  melaporkan  pelanggaran  yang  material  di
48
laporan  keuangan.  Pendapat  yang  sama  dikemukakan  oleh  DeAngelo 1981  yang  mendefinisikan  kualitas  audit  sebagai:  To  be  market-
assessed  joint  probabilitiy  that  a  given  auditor  will  both  a  discover  a breach  in  the  client’s  accounting  system,  and  b  report  the  breach.
Probabilitas auditor dapat mendeteksi salah saji material dan melaporkan pelanggaran  tersebut  dengan  baik  kualitas  audit  sebagai  probabilitas
nilaian  pasar  bahwa  laporan  keuangan  mengandung  kekeliruan  material dan  auditor  akan  menemukan  dan  melaporkannya.  Tingginya  kualitas
hasil audit dapat ditentukan oleh dua bagian Sukriah et al: 2009, yaitu: a. Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar Audit
Kualitas  audit  bisa  dihubungkan  dengan  kesesuaian pemeriksaan  dengan  standar  audit.  Menurut  Tunggal  2008:10,
standar  audit  berkaitan  dengan  kriteria  atau  ukuran  mutu  kinerja, tindakan  yang  harus  dilakukan  dan  berkaitan  dengan  tujuan  yang
hendak  dicapai  melalui  penggunaan  prosedur  audit.  Standar  audit berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional auditor, namun juga
berkaitan  dengan  pertimbangan  yang  digunakan  dalam  pelaksanaan auditnya  dan  dalam  laporannya.  Berdasarkan  Peraturan  Peraturan
Menteri  Negara  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  Nomor: 05M.PAN032008  tentang  Standar  Audit  Aparat  Pegawas  Intern
Pemerintah, audit yang dilaksanakan dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar audit APIP. Standar audit APIP terdiri atas :
49
1  Standar  Umum:  mengatur  tentang  keahlian,  independensi  dan objektivitas,  kecermatan  professional  dan  kepatuhan  terhadap
kode etik. 2  Standar  pelaksanaan  pekerjaan:  mengatur  tentang  perencanaan,
supervisi,  pengumpulan  dan  pengujian  bukti,  pengembangan temuan dan dokumentasi.
3  Standar  pelaporan:  mencakup  tentang  kewajiban  membuat laporan, cara dan saat pelaporan, bentuk dan isi laporan, kualitas
laporan,  tanggapan  auditi  dan  penerbitan  dan  pendistribusian laporan.
4  Standar  tindak  lanjut:  mencakup  tentang  komunikasi  dengan auditi,  prosedur  pemantauan,  status  temuan,  dan  kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan. b.  Kualitas Laporan Hasil Audit
Hal  yang  penting  dalam  pelaksanaan  audit  adalah  bagaimana auditor  melaksanakan  proses  audit  dan  mengkomunikasikan  hasil
audit dalam bentuk laporan. Laporan audit akan memuat temuan dan simpulan audit yang diberikan beserta rekomendasi kepada para pihak
berkepentingan. Government
Accountability Office
2011 menyatakan  bahwa  sebuah  laporan  yang  akurat  harus  didukung  oleh
bukti  yang  cukup  dan  tepat  dengan  fakta-fakta  kunci,  angka,  dan temuan  yang  dapat  ditelusuri  ke  bukti  audit.  Laporan  yang
berdasarkan fakta, dengan jelas dari sumber pernyataan, metode, dan
50
asumsi  membantu  dalam  mencapai  akurasi.  Pengungkapan keterbatasan  data  dan  pengungkapan  lain  juga  berkontribusi  untuk
memproduksi  laporan  audit  yang  lebih  akurat.  Salah  satu  cara  untuk membantu  organisasi  audit  yang  menyiapkan  laporan  audit  yang
akurat  adalah  dengan  menggunakan  proses  pengendalian  kualitas seperti  referensi.  Referensi  adalah  suatu  proses  di  mana  seorang
auditor  berpengalaman  yang  independen  memeriksa  dengan memberikan pernyataan fakta, angka, dan tanggal dilaporkan dengan
benar,  temuan  didukung  bukti-bukti  dalam  dokumentasi  audit, kesimpulan dan rekomendasi didasarkan atas bukti.
Berdasarkan  definisi  di  atas,  pengertian  kualitas  audit  internal  adalah suatu  pemeriksaan  sistematik  yang  dilakukan  oleh  auditor  dengan
memenuhi standar  audit dan kode  etik  yang telah ditetapkan, agar dapat menemukan dan melaporkan pelanggaran yang terjadi. Sehingga laporan
pemeriksaannya  dapat  dipertanggungjawabkan  kepada  pihak  yang berkepentingan.
B. Pengembangan Hipotesis
1. Tekanan Ketaatan Terhadap Kualitas Audit Internal
Tekanan ketaatan obedience presure merupakan tipe dari tekanan pengaruh  sosial  social  influence  pressure.  Tekanan  pengaruh  sosial
adalah  perubahan  yang  digambarkan  sebagai  suatu  pemikiran,  perasaan, sikap, atau perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan individu atau
kelompok  yang  lain.  Literatur  dalam  bidang  akuntansi  telah  banyak