52
auditor rentan akan obediance pressure. Auditor yang menerima intruksiperintah yang tidak tepat dari atasan atau teman sekerja secara
signifikan lebih mungkin untuk melanggar norma atau standar dibandingkan auditor yang tidak berada di bawah tekanan.
Berdasarkan hasil penelitian Nadirsyah dan Razaq 2013. Maka hal ini diduga bahwa pengaruh tekanan sosial berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H
1
: Pengaruh tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit internal
2. Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Internal
Akuntabilitas mampu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil audit. Mardiasmo 2009:18 mendefinisikan
akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban kepada publik atas setiap
aktivitas yang dilakukan. Auditor bertanggungjawab terhadap hasil
penilaian bukti-bukti audit yang diberikan klien, sehingga hasil dari penilaian tersebut dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh
klien. Jika auditor memiliki akuntabilitas yang tinggi, maka hasil penilaian akan berkualitas. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan
bahwa akuntabilitas dan kualitas audit memiliki hubungan sejajar. Penelitian Singgih dan Bawono 2010 menunjukkan hasil bahwa
akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik “Big Four” yang ada di Indonesia. Penelitian Mardisar
53
dan Sari 2007, Nugraheni 2009 dan Salsabila dan Prayudiawan 2011 mengatakan bahwa kualitas hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi
oleh rasa kebertanggungjawaban akuntabilitas yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Hasil penelitian menunjukan
bahwa akuntabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas hasil kerja auditor internal.
Oleh karena itu akuntabilitas merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor dalam melaksanakan
pekerjaannya. Menurut Meisser dan Quilliem dalam Mardisar dan Sari 2007 Akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses
kognitif auditor dalam mengambil keputusan. Auditor memiliki kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis mereka kepada organisasi,
profesi, masyarakat, dan pribadi mereka sendiri. Auditor yang memiliki akuntabilitas tinggi akan bertanggungjawab penuh terhadap pekerjaannya
sehingga kualitas audit yang dihasilkan pun akan semakin baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan
Sari 2007, Singgih dan Bawono 2010, dan Salsabila dan Prayudiawan 2011, dan Nugraheni 2009 maka hal ini diduga bahwa akuntabilitas
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H
2
: Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit internal.
54
3. Independensi Terhadap Kualitas Audit Internal