41
audit sehingga auditor dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar dan kode etik yang berlaku.
6. Supervisi Audit
Institut Akuntan Publik Indonesia 2011 Standar Audit Seksi 311, Pernyataan Standar Audit PSA Nomor 5 mendefinisikan supervisi
sebagai pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Supervisi audit merupakan
salah satu aktivitas manajerial yang berfungsi untuk melakukan pengawasan, pengontrolan atas penugasan audit agar tujuan audit dapat
dicapai dengan ekonomis, efektif dan efisien untuk memberikan rekomendasi perbaikan kinerja auditi. Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara 2007 menyatakan bahwa pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan
semestinya. Selanjutnya didalam Standar Audit menjelaskan pengertian supervisi audit antara lain sebagai berikut:
a. Supervisi mencakup pengarahan kegiatan pemeriksa dan pihak lain seperti tenaga ahli yang terlibat dalam pemeriksaan agar tujuan
pemeriksaan dapat dicapai. b. Unsur supervisi meliputi pemberian instruksi kepada staf, pemberian
informasi mutakhir tentang masalah signifikan yang dihadapi, pelaksanaan reviu atas pekerjaan yang dilakukan, dan pemberian
pelatihan kerja lapangan on the job training yang efektif.
42
c. Supervisor harus yakin bahwa staf benar-benar memahami mengenai pekerjaan pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapa pekerjaan
tersebut harus dilakukan, dan apa yang diharapkan akan dicapai. d. Bagi staf yang berpengalaman, supervisor dapat memberikan pokok-
pokok mengenai lingkup pekerjaan pemeriksaan dan menyerahkan rinciannya kepada staf tersebut.
e. Bagi staf yang kurang berpengalaman, supervisor harus memberikan pengarahan mengenai teknik menganalisis dan cara mengumpulkan
data. Pelaksanaan supervisi pada audit internal merupakan salah satu
bagian yang sangat pokok untuk mendukung aktivitas organisasi. Supervisi terhadap pekerjaan auditor internal harus dilakukan secara
berkesinambungan untuk memastikan adanya kepatuhan terhadap standar audit, kebijaksnaan, prosedur dan program audit yang disusun. Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 05M.PAN032008 tentang Standar Audit pada bagian objektivitas mendeskripsikan bahwa:
“Supervisi dilaksanakan secara seksama, terdokumentasi dan dapat diuji keefektifannya atas pelaksanaan tugas secara berkelanjutan mulai
dari perencanaan, penyusunan, program kerja, pelaksanaan tugas di lapangan, pelaporan, dan pemantauan tindak lanjut”.
Supervisi harus dilaksanakan pada setiap tahapan audit agar dicapai sasaran audit yang ditetapkan, terjaminnya kualitas audit yang
tinggi, dan meningkatnya kemampuan auditor. Inti dari supervisi audit itu sendiri adalah kepemimpinan dalam memaksimalkan pengawasan auditor
senior terhadap auditor junior yang dilakukan untuk mencapai tujuan
43
hasil kerja yang memuaskan. Dalam audit, tindakan supervisi dibahas dalam standar audit yang merupakan pedoman bagi auditor dalam
melaksanakan tugas profesionalnya. Di Amerika Serikat, Accounting Education Change Commission
AECC merupakan lembaga yang dibentuk untuk menangani pendidikan akuntansi dalam upaya untuk
mempertahankan profesi auditor sebagai pilihan karir di negara tersebut. AECC menerbitkan Issue Statement Nomor 4 1993 yang salah satu
pembahasannya adalah AECC, Recommendations for Supervisors of Early Work Experience.
Isi dari AECC adalah mengenai rekomendasi AECC kepada supervisor akuntan pemula untuk melaksanakan supervisi
dengan tepat khususnya dalam 3 aspek utama tindakan supervisi yaitu aspek kepemimpinan dan mentoring, aspek kondisi kerja, dan aspek
penugasan. Berikut adalah rincian saran mengenai supervisi yang digunakan Patten 1995:
a. Supervisor hendaknya menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring yang kuat.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Mentoring didefinisikan sebagai proses
membentuk dan mempertahankan hubungan secara intensif antara karyawan senior dengan karyawan junior dan supervisi sebagai
penghubung. Rincian aktivitas yang disarankan oleh AECC adalah: 1 Supervisor sering memberikan feedback yang jujur, terbuka dan
interaktif kepada akuntan pemula dibawah supervisinya.
44
2 Supervisor memperhatikan pesan-pesan tak langsung dari akuntan pemula jika disampaikan adalah ketidakpuasan, secara langsung
supervisor menanyakan keadaan dan penyebabnya. 3 Supervisor meningkatkan konseling dan mentoring, misalnya:
a Dengan memberikan pujian terhadap kinerja yang baik. b Memperlakukan akuntan pemula sebagai profesional.
c Membantu akuntan pemula untuk mengenali peluang kerja dimasa mendatang dan memperdulikan minat serta rencana
akuntan pemula. 4 Supervisor dituntut mampu menjadi panutan sebagai profesional
dibidangnya, mampu menumbuhkan kebanggaan akan profesi dan mampu menunjukkan kepada klien dan masyarakat akan peran
penting profesi yang digeluti tersebut. b. Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong
tercapainya kesuksesan. Rincian aktivitas yang disarankan AECC adalah:
1 Menumbuhkan sikap mental pada akuntan pemula untuk bekerja dengan benar sejak awal dan menciptakan kondisi yang
memungkinkan hal itu terjadi. Hal tersebut dapat dilaksanakan: a Dengan menjelaskan suatu penugasan kepada akuntan
pemula secara detail. b Mengalokasikan waktu yang cukup dalam penugasan yang
rumit sehingga bisa terselesaikan dengan baik.
45
c Menampung semua keluhan akan hambatan yang dihadapi termasuk diantaranya hambatan budgeter dan menjelaskan
bagaimana suatu bagian penugasan sesuai dengan penugasan keseluruhan serta senantiasa mengawasi akuntan pemula
sampai penugasan selesai. 2 Mendistribusikan tugas dan beban secara adil dan sesuai dengan
tingkat kemampuan auditor pemula. 3 Meminimalkan stres yang berkaitan dengan pekerjaan.
c. Supervisor hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan menstimulasi terselesainya tugas.
Rincian aktivitas yang disarankan oleh AECC adalah sebagai berikut : 1 Supervisor mendelegasikan tanggung jawab sesuai dengan
kemampuan dan kesiapan akuntan pemula. 2 Kesempatan akuntan pemula untuk menggunakan kemampuan
verbal, baik lisan maupun tulisan, berpikir kritis dan menggunakan teknik analitis serta membantu akuntan pemula
untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Peneliti dalam mengembangkan butir pertanyaan dalam kuesioner
penelitian ini menggunakan kerangka kerja di atas karena kerangka kerja tersebut lebih menekankan pada penjelasan supervisi audit dalam lingkup
kualitas yang dihasilkannya. Beberapa praktisi lebih menggunakan model yang ditawarkan oleh Accounting Education Change Commission
AECC Issues Statement Nomor 4. Pertanyaan yang diajukan dalam
46
menilai variabel supervisi audit ini yaitu kerangka kerja pada butir a1, a2, a3a, a4, b1a, b1b, b2, c1, c2. Dari beberapa definisi di atas
pengertian supervisi audit adalah melakukan pengawasan, pengontrolan atau penyeliaan atas penugasan audit agar dapat memberikan jaminan dan
keyakinan bahwa telah mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan.
7. Kualitas Audit Internal