Latar Belakang Masalah Pengaruh Promosi Penjualan, Kualitas Website, Dan Green Marketing Terhadap Minat Beli Konsumen The Body Shop (Studi Kasus Di Jakarta Dan Tangerang Selatan)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan, pemerintah dan masyarakat merupakan sebuah kesatuan yang saling bergantung satu sama lain. Perusahaan telah memberi pengaruh yang sangat besar kepada seluruh aspek kehidupan masyarakat luas, baik pengaruh positif maupun negatif, tindakan-tindakan masyarakat juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.Terlebih jika melihat beberapa waktu belakangan ini banyak usaha berbentuk ritel mulai menjamur. Adapun pengertian dari ritel menurut Kotler dan Armstrong 2014:396, ritel mencakup semua kegiatan yang terlibat dalam menjual produk atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi mereka, bukan untuk penggunaan dalam industri bisnis. Usaha ritel harus melihat serangkaian konsep pemasaran agar dapat memasarkan produk-produknya, supaya mampu bertahan dalam industrinya.Namun seiring dengan perkembangan zaman, khususnya dibidang teknologi yang semakin dan menuntut untuk hidup lebih cepat. Hal ini juga didukung dengan adanya koneksi internet yang semakin cepat. Internet merupakan web publik yang luas, dari jaringan komputer yang dapat menghubungkan pengguna dari berbagaikalangan di seluruh dunia untuk mendapatkan informasi Kotler dan Armstrong, 2014:47. 2 Tentunya trend global ini mempengaruhi Indonesia secara siginifikan, hal ini dapat terlihat dari bagaimana pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Hasil riset dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia APJII yang bekerjasama dengan Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesiamengemukakan bahwa jumlah dan penetrasi pengguna internet di Indonesia dari tahun 2005-2014 terus meningkat. Terlihat bahwa pertumbuhan jumlah penduduk dibarengi juga dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet. Gambar 1.1 sumber APJII,2014 Pertumbuhan jumlah pengguna internet dan gadget yang signifikan memicu fenomena baru seperti belanja online online shopping. Belanja 3 onlinesaat ini menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat. Selain karena dapat menghemat hemat waktu dan biaya yang lebih murah, tersedianya banyak pilihan online shopping kian digemari oleh pengguna internet. Perkembangan ini berdampak dengan banyaknya perusahaan, baik ritel maupun industri kecil yang mulai merambah bisnisnya untuk memasuki perdagangan onlineatau e-commerce. Dalam e-commerce sebuah kepercayaan terhadap website menyiratkan sejauh mana pelanggan percaya bahwa website adalah etika, hukum dan kredibel serta memiliki kemampuan untuk melindungi privasi mereka Wan, 2000 dalam Mona et. al, 2013. Hal ini memunculkan berbagai ide kreatif dalam pembuatan website. Maka sebuah websiteharus memiliki kualitas yang baik agar dapat menarik para konsumen. Menurut Law dan Bai 2008 dalam Mona et. al 2013 juga menemukan bahwa dampak kualitas website pada niat pembelian secara online pengguna melalui kepuasan mereka dengan fitur kegunaan dan fungsi website. Berdasarkan persepsi tersebut, kualitas website memiliki manfaat lebih bagi pelanggan terutama perusahaan. Websiteyang baik dapat memberikan lebih banyak keuntungan kepada perusahaan. Di sisi lain website yang buruk dapat memberikan bencana bagi perusahaan. Untuk mendapatkan tanggapan yang baik dari para konsumennya, perusahaan harus mengerti tentang kualitas website. Dalam penelitian ini, kualitas websitesebagai variabel independen X 2 . Sehingga tidaklah heran semakin banyak perusahaan baikskala besar maupun kecil yang membuat website untuk menunjang kesuksesan bisnisnya 4 karena website memiliki keuntungan seperti yang telah disebutkan diatas. Selain itu menurut Hermawan Kertajaya, dilansir dari vivanews.com, pengusaha yang tidak mempromosikan produknya melalui media online akan merugi, sebab menurutnya teknologi informasi secara online sangat efektif dalam memasarkan berbagai produk Kusumadewi dan Andalan, 2012. Penting pula bagi para pebisnis untuk memahami niat pembelian pelanggan mereka. Hal ini memungkinkan perusahaan dalam membuat berbagai kegiatan menarik seperti promosi dalam hal penjualan agar dapat memikat serta meningkatkan jumlah konsumen. Perusahaan berupaya mempromosikan agar konsumen mengenal dan mengetahui produknya tersebut. Dalam penelitian ini, promosi penjualan merupakan variabel independen X 1 . Promosi penjualan merupakan bentuk utama dalam pemasaran, terdiri dari kumpulan alat insentif, jangka pendek, dan dirancang untuk merangsang lebih cepat atau pembelian yang lebih besar dari produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan Kotler dan Keller, 2012:541. Penjual dapat menggunakan promosi konsumen untuk mendesak pembelian pelanggan dalam jangka pendek atau meningkatkan pelanggan dalam keterlibatan merek Kotler dan Armstrong, 2014:502. Sejatinya wanita dan kecantikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, wanita selalu identik dengan kecantikan, begitu pula sebaliknya. Hal ini perlu ditunjang dengan peran penting dalam pembelian sehingga menciptakan potensi dalam kehadiran industri kosmetik. Produk kosmetik baik lokal maupun internasional telah merambah konsumen Indonesia, mereka bertarung 5 menciptakan produk terbaiknya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan perempuan Indonesia akan kecantikan kriteria ideal yang diakui secara umum.Saat ini tren berubah ke arah yang lebih positif, di mana kosmetik tak hanya alat untuk bersolek, akan tetapi kosmetik juga memiliki nilai-nilai humanistik, yang pada prinsipnya membawa makna lebih dari sekadar media kecantikan.Namun kini tidak hanya wanita yang membutuhkan perawatan tubuh, tetapi pria juga butuh perawatan tubuh agar tetap tampil mempesona. Walau perlengkapan perawatan tubuh pria tak sebanyak wanita, tidak membuat perawatan pria menjadi tidak penting. Keadaan udara kota yang terbilang tidak bersih dan tidak dapat dihindari dalam melakukan aktivitas sehari-hari membuat kulit pria kering dan kusam. Untuk itu, The Body Shop menyediakan beragam produk alami untuk perawatan khusus pria. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa, Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan bagi para perusahaan kosmetik. Saat ini perkembangan industri kosmetik Indonesia tergolong solid. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada 2012 14 menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian www.kemenperin.go.id . Kaum hawa sudah tidak asing dengan berbagai produk tata rias dan perawatan kulit. Namun, selain ragam warna, kualitas, dan varian produk, kosmetika pun dituntut halal.Adapun dalam daftar MUI, beberapa label kosmetika yang sudah mendapatkan sertifikasi halal selain Zahra, Sariayu, dan Wardah adalah Camilla, Purbasari, Ristra, Trustee, Citra, La Tulipe, LT Pro, Inez, serta Caring Colors. Sehingga The Body Shop dapat mengambil peluang ini untuk ikut 6 membuat produk berlabel halal dari Majelis Ulama Indonesia MUI http:lifestyle.okezone.com 2013. Sehingga beberapa tahun belakangan ini mulai muncul promosi produk kosmetik berlabelkan halal, dengan mengincar niche market di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam. Dengan banyaknya pilihan produk kosmetik dipasaran, konsumen di Indonesia dihadapkan pada kesulitan dan kebingungan dalam memilih produk mana yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, karena jika salah dalam memilih produk maka dapat berdampak fatal bagi kesehatannya, terutama keindahan kulit dan wajah mereka. Maka perusahaan yang mampu bertahan adalah mereka yang memanfaatkan brand dengan berbagai konsep strateginya. Dengan itu The Body Shop lahir menggunakan konsep dan ide-ide unik terutama dengan konsep green marketing yang menjadi ciri khas untuk memperkenalkan produk-produknya.Green marketing merupakan sebuah gaya hidup baru didunia pemasaran. The Body Shop adalah perusahaan yang memproduksi produk-produk kosmetik dan kecantikan yang membawa isu-isu lingkungan dalam memasarkan produknya, beberapa diantaranya untuk menggunakan kembali, mengisi ulang, dan mendaur ulang apa yang mereka bisa pakai kembali, menjadi cerminan munculnya pendekatan “triple bottom lines” yang mengarahkan bisnis untukmengukur keberhasilan dari tiga pilar pendukungnya yaitu profit, people, danplanet Shankleman, 2013. Polonsky 2011 dalam Wu dan Chen 2014 mendefinisikan bahwa pemasaran hijau yaitu semua kegiatan yang dirancang oleh perusahaan dalam 7 rangka untuk memenuhi kebutuhan manusia atau ingin dengan meminimalkan dampakpada lingkungan alam. Di tahun pertamanya, The Body Shop menjadi sponsor untuk poster Greenpeace pada tahun 1985. Setahun kemudian, mereka juga menciptakan kampanye besaruntuk pertama kalinya dengan tema Save the Whale bersama perusahaan Greenpeace di tahun 1986 www.thebodyshop.co.uk . The Body Shop memiliki produk dengan menggubnakan bahan-bahan yang alami , selain itu The Body Shop lahir dengan slogan “be your self” yang dapat meyakinkan konsumennya dengan tidak pernah menjanjikan kecantikan, karena menurutnya manusia harus dapat mengembangkan dan menumbuhkan rasa percaya diri dengan keadaaan tubuh yang dimiliki. The Body Shop terkenal oleh produk-produknya yang menggunakan zat herbal mulai dari Body Care and Treatment Product, Bath Equipment Product, Skin Care Product, Make-Up Product, Hair Care and Treatment Product, Fragrance Aroma Theraphy, dan Mens Care Product www.thebodyshop.com . Dalam memasarkan produknya The Body Shop juga memiliki satu filosofi “Profit With Principle” Kartajaya, 2003, maksudnya adalah dalam menjalankan semua aktivitas bisnisnya, The Body Shop tidak hanya menjual produk-produk kosmetik, tetapi juga membentuk sebuah komunitas global yang bertanggung jawab terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat sekitar. Kegiatan pemasaran hijau dapat mempengaruhi sikap dan sikap mempengaruhi niat beli Atilgan-Inan dan Karaca, 2011 dalam Suciarco et. al, 2015. Sehingga penelitian ini menggunakan green marketing sebagai variabel independen X 3 . 8 Kampanye The Body Shop atas kepedulian terhadap pendidikan HAM juga turut menghadirkan produk hand cream yang tak hanya berkhasiat merawat kulit tangan, tapi juga sebagai wujud partisipasi kepedulian sosial di mana setiap hasil penjualan dari hand cream ini akan disisihkan untuk didonasikan dalam program pendidikan HAM di Museum Omah Munir, Malang, Jawa Timur Fajrian, 2015. The Body Shop tidak hanya sekedar melakukan kegiatan kampanye saja, akan tetapi The Body Shop juga berusaha untuk lebih mendekatkan dan mengajak para konsumen mereka, untuk lebih peduli terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.Di Indonesia sendiri konsumen loyal The Body Shop rata-rata berusia antara 25-35 tahun.Dengan adanya perubahan gaya hidup remaja Indonesia tersebut, saat ini range usia konsumen The Body Shop meluas dari 15-35 tahun Intana, 2013. Fenomena inilah yang menjadi alasan bagi The Body Shop untuk peduli terhadap masalah sosial, memfokuskan program kampanyenya sebagai salah satu bentuk publisitas dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, dan menyediakan berbagai promosi penjualan bagi para konsumennya. The Body Shop merupakan salah satu merek yang gencar melakukan program daur ulang di Indonesia adalah melalui program Bring Back Our Bottle BBOB yaitu, setiap 3 botol produk The Body Shop yang dikembalikan ke counter, konsumen akan mendapatkan 5 poin. Poin yang terkumpul bisa digunakan untuk ditukar dengan produk The Body Shop ataupun digunakan untuk mendapat diskon saat berbelanja Dara, 2015 9 GM Corporate Communication The Body Shop Indonesia, mengatakan BBOB adalah program edukasi lingkungan dengan cara mengajak konsumen The Body Shop Indonesia untuk mengembalikan kemasan kosong produk ke toko The Body Shop guna mengurangi sampah rumah tangga agar tidak tertimbun di lingkungan sekitar ataupun di Tempat Pembuangan Air TPA Ratnaningsih, 2015. Sehingga program tersebut bukan hanya sekedar strategi promosi penjualan yang diterapkan oleh The Body Shop, namun juga sebagai salah satu kampanye dalam pengurangan sampah. Namun The Body Shop juga melakukan berbagai strategi pengembangan produk yang berupa: 1. The Body Shop mendirikan The Body Shop Foundation sebagai program charity amal dengan fokus pada hak asasi manusia, dan perlindungan terhadap hewan serta lingkungan. 2. Strategi komunikasi promosi yang dilakukan The Body Shop yaitu adanya direct marketing dengan mengaktifkan website yang dapat dijadikan akses e-commerce untuk dapat berkomunikasi langsung dengan konsumennya. 3. The Body Shop juga melaksanakan program sales promotion dengan mengadakan sale, buy one get one, dan inovasi sales promotion lainnya. 4. The Body Shop juga melakukan berbagai kegiatan-kegiatan kepedulian dan social campaign sebagai salah satu program Public Relation mereka. Bahkan The Body Shop pun kini telah merubah konsep bisnisnya dengan menggunakan bisnis ritel dan juga e-commerce. The Body Shop memiliki 10 websitesebagai salah satu strategi komunikasi promosi hingga penjualan produk- produknya melalui penjualan online. The Body Shop menawarkan berbagai pilihan produk yang dimilikinya kepada konsumennya yang berada di Indonesia melalui website resminya di www.thebodyshop.co.id . Namun beberapa konsumen The Body Shop menyayangkan bahwa pada saat mereka melakukan pembelian produk secara online, sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang. Hal ini disampaikan langsung oleh konsumen The Body Shop melalui akun facebook resmi The Body Shop Indonesia. Melihat fenomena tersebut peneliti ingin melihat apakah promosi penjualan yang dilakukan The Body Shop mempengaruhi minat beli konsumennya, apakah kualitas website yang diberikan oleh The Body Shop mempengaruhi minat beli konsumen selanjutnya, serta apakah konsep green marketing yang dilakukan The Body Shop mempengaruhi minat beli konsumennya. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Promosi Penjualan, Kualitas Website, dan Green Marketing terhadap Minat Beli Konsumen The Body Shop Studi Kasus di Jakarta dan Tangerang Selatan ”.

B. Perumusan Masalah