31 3. Perilaku konsumen melibatkan konsumen maksudnya adalah
pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini
juga menekankan pertukaran. Kotler dan Keller 2012:173, perilaku konsumen adalah studi yang
bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. Sedangkan menurut Schiffman dan Wisenblit 2015:30 perilaku
konsumen didefinisikan sebagai perilaku yang menampilkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk dan
layanan yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Dengan demikian, perilaku konsumen merupakan studi yang mencakup
bidang yang lebih luas, karena mempelajari dampak serta barbagai macam proses dari segala aktivitas yang dilakukan konsumen ke konsumen lainnya ataupun
masyarakat.
E. Minat Beli Y
Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Bila manfaat yang
dirasakan lebih besar dibandingkan dengan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya akan semakin tinggi. Namun sebaliknya
bilamanfaatnya lebih kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya konsumen akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain
32 yang sejenis. Hal ini dikarenakan keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai
produk yang dievaluasi. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali
dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan stimuli dari pihak eksternal, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya.
Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri konsumen tersebut sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya mengambil keputusan untuk
membeli. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen
untuk membeli. Menurut Aaker 2001:274 dalam Suciarco et al. 2015, niat mengacu
harapan seseorang dari perilaku masa depan terhadap suatu objek. Niat tergantung pada kebiasaan membeli seseorang dan perencanaan cakrawala. Ini mencakup
kesediaan untuk membayar produk yang diinginkan. Minat beli dianggap sebagai pengukuran kemungkinan konsumen membeli
produk tertentu, dimana tingginya minat beli akan berdampak pada kemungkinan yang cukup besar dalam terjadinya keputusan pembelian Schiffman dan Kanuk,
2010:253. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari
konsumen yang merefleksikan sebuah rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk
mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk. Biasanya baik para
33 pemasar maupun ahli ekonomi lainnya, menggunakan variabel minat untuk
memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Pada minat, konsumen dirangsang untuk mencari informasi mengenai
inovasi seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak.
Minat beli konsumen merupakan masalah yang kompleks, namun harus tetap menjadi perhatian bagi para pemasar. Minat konsumen untuk membeli dapat
muncul akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Adapun ciri-ciri minat adalah: 1. Minat tidak dibawa orang sejak lahir, melainkan di bentuk dan
dipelajari selama perkembangan orang itu dalam hubungannya dengan objeknya.
2. Minat itu dapat berubah sejalan dengan kedekatan hubungan orang itu dengan objeknya.
3. Minat itu tidak berdiri sendiri melainkan mengandung hubungan terhadap suatu objek.
4. Objek minat bukan hanya merupakan satu hal saja, tetapi dapat merupakan kumpulan hal-hal tertentu.
5. Minat merupakan segi motivasi dan perasaan. Minat konsumen untuk membeli diakibatkan dari adanya stimulus atau
rangsangan yang ditawarkan oleh perusahaan. Masing-masing stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan membeli dari konsumen. Keputusan
34 untuk membeli timbul karena adanya penilaian yang objektif atau karena
dorongan emosi. Menurut Ferdinand 2014:188minat beli dapat didefinisikan melalui
indikator-indikator sebagai berikut: a. Frekuensi Pencari Informasi: intensitas pencarian informasi mengenai
suatu produk b. Keinginan
Segera Membeli:
keinginan untuk
segera membelimemiliki suatu produk
c. Minat Preferensial: preferensi bahwa produk tertentu inilah yang diinginkan, seseorang bersedia mengabaikan pilihan lain
F. Hubungan Antar Variabel 1. Hubungan Promosi Penjualan dengan Minat Beli