Karakteristik Ekonomi GAMBARAN UMUM

dan 2003 desa tersebut masuk dalam kategori 1 desa dengan jumlah KK miskin sedikit. Dengan terlihatnya perubahan konfigurasi konsentrasi jumlah KK miskin dengan kecenderungan yang berubah-ubah antara tahun 2000 sampai 2003, maka diharapkan pemerintah mampu membuat suatu kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat lokal. Jenis kebijakan yang dianggap tepat adalah kebijakan yang lebih melihat karakteristik konsentrasi jumlah KK miskin. Maksudnya adalah cara perlakuan antara daerah satu dengan daerah yang lain dengan tingkat kemiskinan yang berbeda akan diberlakukan secara berbeda juga. Sehingga kebijakan tersebut diharapkan tepat sasaran. Dari hasil analisis visual spasial deskriptif untuk variabel persentase jumlah KK miskin ditunjukkan pada Gambar 5.2. Pada tahun 2000, konsentrasi persentase jumlah KK miskin masih berada di Lebak bagian Utara. Pada bagian Utara ini, desa dengan kelas 3 persentase KK miskin banyak dan kelas 4 persentase KK miskin sangat banyak masih mendominasi. Kemudian pada tahun 2003, terjadi pergeseran dalam struktur persebaran desa dengan konsentrasi persentase jumlah KK miskin. Pada Lebak bagian Utara, desa yang pada tahun 2000 berada pada kelas 3 dan 4, mulai bergeser masuk kelas 3 dan 2 pada tahun 2003. Selain itu pada tahun 2003 juga terdapat perubahan yang sangat signifikan di Lebak bagian Selatan, yaitu desa yang pada tahun 2000 berada pada kelas 1, pada tahun 2003 berubah menjadi kelas 3 dan 4. Hal ini harus menjadi perhatian dari pemerintah. Perubahan ini juga bisa dikatakan terjadi kegagalan dalam hal pembangunan. Pada tahun 2006 terjadi perbaikan dibandingkan tahun 2003. Jumlah desa yang masuk dalam kategori 3 dan 4 di Bagian Utara berubah menjadi kelas 1. Selain itu di bagian Selatan, juga terjadi peningkatan dalam hal jumlah desa yang masuk kategori 1. Komposisi dari persentase jumlah KK miskin ditunjukkan oleh Gambar 5.2. Gambar 5.1. Peta Jumlah KK Miskin jiwa Jumlah KK Miskin jiwa Gambar 5.2. Peta Persentase Jumlah KK Miskin Persentase Jumlah KK Miskin 1 0–7,99 2 8–12,80 4 17,21–23,77 3 12,81–17,20 Ditinjau dari hasil analisis visual untuk variabel tingkat kepadatan penduduk KK miskin Gambar 5.3 pada tahun 2000, terkonsentrasi pada Lebak bagian Utara akan tetapi masih didominasi oleh kelas 2 tingkat kepadatan penduduk KK miskin sedang. Pada tahun 2000 juga terdapat wilayah yang masuk kategori 4 yaitu di Rangkasbitung tingkat kepadatan penduduk KK miskin sangat tinggi. Hal ini bisa disebabkan oleh posisi Rangkasbitung sebagai pusat dari segala kegiatan administrasi, sehingga banyak masyarakat yang melakukan migrasi ke Rangkasbitung. Akibat yang ditimbulkan adalah tingkat kepadatan penduduk KK miskin menjadi tinggi. Pada tahun 2003, konsentrasi tingkat kepadatan penduduk KK miskin masih terkonsentrasi di Lebak bagian Utara, dengan perubahan sedikit, yaitu terdapat pengurangan jumlah desa dengan tingkat kepadatan penduduk KK miskin tinggi. Atau bisa dikatakan terjadi perubahan perbaikan perekonomian. Kemudian pada tahun 2006, berbanding terbalik dengan tahun 2000 dan 2003. Yaitu terjadi penambahan konsentrasi tingkat kepadatan penduduk KK miskin. Pada tahun 2006 ini muncul kantong kemiskinan dengan konsentrasi tingkat kepadatan penduduk KK miskin tinggi, yang terdapat di Lebak Bagian Selatan. Selanjutnya untuk hasil dari analisis visual spasial variabel tingkat kepadatan penduduk KK miskin yang terdapat pada Gambar 5.3, terlihat bahwa trend pergerakan konsentrasi kepadatan penduduk KK miskin dari tahun 2000 ke 2006, terjadi penambahan dalam hal jumlah desa dengan kepadatan penduduk KK miskin tinggi. Kantong kemiskinan terbesar muncul pada tahun 2006. Kantong kemiskinan ini terjadi pada desa yang dekat dengan pusat kegiatan yaitu Rangkasbitung. Kantong kemiskinan seperti ini mempunyai kategori Daerah Kumuh Perkotaan Urban Slum, yaitu kantong kemiskinan dengan mayoritas masyarakatnya dan pembentuk kantong kemiskinan adalah kaum migran. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat banyak warga di Kabupaten Lebak bertindak sebagai kaum commuter. Munculnya daerah kumuh perkotaan ini tentunya membawa banyak konsekuensi bagi daerah yang dituju, yaitu Rangkasbitung. Masalah sosial masyarakat adalah permasalahan yang pasti muncul akibat dari pergerakan kaum migran ini. Kantong kemiskinan inilah yang harus menjadi prioritas kebijakan penanganan kemiskinan dari pemerintah. Visualisasi dari tingkat kepadatan penduduk miskin ditunjukkan oleh Gambar 5.3.