Autokorelasi Spasial TINJAUAN PUSTAKA

c. Autokorelasi Spasial

Autokorelasi spasial spatial autocorrelation adalah suatu ukuran kemiripan dari objek di dalam ruang jarak, waktu, dan wilayah Anselin, 1999. Definisi yang lain yaitu korelasi antara suatu peubah dengan dirinya sendiri berdasarkan ruang, dalam domain spasial berarti korelasi antara nilai di lokasi-i dengan nilai di lokasi-j Anselin, 1988. Autokorelasi spasial dapat mengukur kemunculan suatu kejadian dalam unit area yang berdekatan. Adanya autokorelasi spasial mengindikasikan bahwa nilai suatu peubah pada area tertentu dipengaruhi oleh nilai peubah tersebut pada area lain yang letaknya berdekatan. Masalah penting dalam autokorelasi spasial adalah : a nilai suatu peubah di daerah r ditentukan oleh peubah yang diukur di beberapa daerah sekelilingnya; dan b peubah di daerah r mempengaruhi nilai peubah di daerah sekelilingnya Ngudiantoro, 2004. Jika dari suatu peubah ditemukan bentuk yang sistematis dalam autokorelasi spasialnya, maka peubah tersebut dikatakan berautokorelasi secara spasial. Jika wilayah atau area yang berdekatan mirip, maka wilayah tersebut berautokorelasi spasial positif. Sebaliknya, jika wilayah atau area yang berdekatan tidak mirip atau berlawanan maka wilayah tersebut berautokorelasi spasial negatif, dan bentuk acaknya mengindikasikan tidak terdapat autokorelasi spasial. Prosedur dalam analisis autokorelasi spasial adalah sebagai berikut Anselin, 1999: 1. Menentukan peubah yang akan diamati. 2. Menentukan hubungan spasial antar lokasi yang akan diamati. 3. Menentukan interval jarak antar lokasi yang akan diamati. Salah satu statistik umum yang digunakan dalam autokorelasi spasial adalah Indeks Moran dan Indeks Geary akan dirinci pada metode. Hubungan spasial antar lokasi yang akan diamati dapat ditunjukkan oleh Gambar 2.4. Gambar 2.4. Hubungan Spasial Antar Lokasi Pengamatan Sumber : Anselin 1999 Dalam autokorelasi spasial terdapat 3 pengelompokan, yaitu Arlinghaus, 1996: 1. Autokorelasi spasial positif, yaitu apabila diindikasikan terdapat kesamaan nilai dalam suatu wilayah yang mengelompok atau mempunyai hubungan spasial yang sama. 2. Autokorelasi spasial negatif, yaitu jika di dalam kelompok yang berdekatan atau berhubungan secara spasial memiliki nilai yang berbeda. 3. Tidak ada autokorelasi spasial, jika pola dari nilai menyebar secara acak. Sedangkan untuk formulasi dari autokorelasi spasial Moran dan Geary Indeks adalah: 1. Formulasi umum dari Indeks Moran adalah Arlinghaus, 1996: ∑ = − − ∑ = ∑ = − = n i i x x j x i x n i n j x i x ij W x S n I 1 2 1 1 Dengan nilai ∑∑ = = = n i n j ij o W S 1 1 Di mana : I : Indeks Moran W ij : indeksukuran analisis spasial yang menyatakan kedekatan desa i dan j n : banyaknya desa x i : variabel X i x j : variabel X j 2. Formulasi umum dari Indeks Geary adalah Arlinghaus, 1996: ∑ = − − ∑ = ∑ = − = n i i x x j x i x n i n j ij W x S n C 1 2 2 1 1 2 1 Dengan nilai ∑∑ = = = n i n j ij o W S 1 1 Di mana: C : Indeks Geary Wij : Indeksukuran analisis spasial yang menyatakan kedekatan desa i dan j n : banyaknya desa x i : variabel X i x j : variabel X j

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Lebak. Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah karena Kabupaten Lebak adalah salah kabupaten yang memisahkan diri pada tahun 2000 dan membentuk Propinsi Banten, dengan segala permasalahan yang masih sangat kompleks. Salah satunya adalah permasalahan kemiskinan dan ketimpangan yang tinggi. Akibatnya adalah pemerintah yang ada dituntut untuk dapat menangkap orientasi pengembangan wilayah dan mengoptimalkan potensi wilayah yang ada serta menghilangkan atau menurunkan permasalahan wilayah yang ada. Gambar 3.1. berikut adalah lokasi dari penelitian yang akan dilakukan: Gambar 3.1. Peta administrasi Kabupaten Lebak