Gambar 4.1. Sektor Penyumbang Jumlah Tenaga Kerja Terbesar
Tabel 4.6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas
Tahun Besaran Tahun Besaran 2000 49,00 2005 59.88
2001 49.92 2006 60.98 2002 50.90 2007 66.87
2003 55.43 2008 67.62 2004 58.19
Sumber : Lebak dalam Angka Berbagai Edisi Berdasarkan Tabel 4.6. terlihat bahwa kecenderungan dari tingkat
partisipasi angkatan kerja dari tahun 2000 sampai 2008 adalah meningkat. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2006 – 2007 sebesar 5,89.
4.3. Infrastruktur Umum
Pembangunan infrastruktur adalah bagian integral dari pembangunan daerah. Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi, sosial dan
politik. Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah sangat ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Kondisi
sarana prasarana yang merupakan faktor pendorong percepatan pertumbuhan di Kabupaten Lebak saat ini antara lain transportasi, jalan, terminal dan angkutan
umum, perkeretaapian, irigasi, telekomunikasi, dan ketenagalistrikan. Dengan demikian apabila faktor pendorong tidak dikelola dengan baik,
maka ketidaknyamanan yang sering kali dikeluhkan oleh masyarakat mulai was- was jika berada di pusat keramaian, bahkan ketika berada di dalam angkutan umum
karena berbagai bentuk kejahatan. Hal ini akibat dari kesemrawutan angkutan umum. Perubahan fungsi trotoar untuk pejalan kaki berubah menjadi tempat untuk
menjajakan dagangan Dalam penelitian ini, infrastruktur dibagi ke dalam tiga bagian, yakni
infrastruktur umum, pendidikan dan kesehatan. Infrastruktur umum terdiri dari sarana transportasi dan jalan, prasarana dan sarana utilitas pemukiman dan
perumahan, telekomunikasi dan informasi, sumber daya airirigasi, ketenagalistrikan, sarana dan prasarana desa tertinggal.
Tabel 4.7. Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten Di Kabupaten Lebak Tahun 2004-2008
No. Tahun
Panjang Ruas Jalan
KM Kondisi KM
Baik Sedang Rusak
Ringan
Rusak Berat 1
2004 827,80 464,30
246,00 54,90 62,60
2 2005 874,60
285,00 169,40
87,45 332,75 3
2006 892,20 285,00
168,60 87,55 351,05
4 2007
803,00 396,80 175,70 228,70 1,80
5 2008
856,21 477,61
124,75 134,00
119,85
Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2009 Kondisi sarana dan prasarana jalan di Kabupaten Lebak adalah sebagai
berikut : Panjang Jalan Propinsi di Kabupaten Lebak adalah 302,87 Km, dengan
jenis permukaan hotmix 218,87 Km dan permukaan lapen 84,00 Km dengan kondisi baik 151,82 Km, kondisi sedang 8,95 Km, kondisi rusak
ringan 75,00 Km dan kondisi rusak berat 67,10 Km. Apabila ditinjau dari kelas jalan, maka terdapat 4,4 Km jalan kelas II dan 298,47 Km jalan
kelas III. Tabel 4.8. Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Propinsi Di Kabupaten
Lebak Tahun 2004-2008
No. Tahun
Panjang Ruas Jalan
KM Kondisi KM
Baik Sedang Rusak Ringan
Rusak Berat 1
2004 107,61 61,39
45,34 0,86
- 2
2005 106,74 61,39
45,34 0,87
- 3
2006 107,61 61,39
45,34 0,87
- 4
2007 281,71 177,26
0,00 51,63
52,82 5
2008 267,65
29,03 94,47
15,42 128,73
Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2009
Panjang jalan kabupaten adalah 856,21 Km, terdiri dari ruas-ruas jalan dalam Kota Rangkasbitung sepanjang 57,87 Km dan ruas-ruas jalan luar
kota sepanjang 798,34 Km dengan jenis permukaan hotmix 542,61 Km, lapen 40,25 Km, batu 179,55 Km dan tanah 93,80 Km dengan kondisi jalan
baik 477,61 Km 55,78, kondisi sedang 124,75 Km 14,57, kondisi rusak 134,00 Km 15,65 dan rusak berat 119,85 Km 14.
Panjang jalan desa di Kabupaten Lebak adalah 5.647,2 Km terdiri dari jalan tanah sepanjang 2.571,85 Km dan jalan desa dengan kontruksi beraspal
3.075,35 Km, dengan kondisi baik 75,50 Km 2,45, kondisi sedang 812,40 Km 26,42 dan kondisi rusak 2.187,45 Km 71,13.
Selain jalan nasional, Propinsi dan Kabupaten, pemerintah daerah juga telah melakukan terobosan yang sangat signifikan dengan pencanangan dan
penanganan Jalan Poros Desa melalui Program Hotmik Masuk Desa HMD. Program tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2007 dan akan terus dilanjutkan
pada tahun-tahun berikutnya dengan tetap menentukan prioritas ruas jalan poros desa yang akan dibangun atau ditingkatkan berdasarkan kriteria yang telah kita
tetapkan. Adapun jumlah penanganan jumlah poros desa yang sudah ditangani dari tahun 2007 sampai dengan 2009 sepanjang 488,84 Km yang tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Lebak. Tabel 4.9. Jumlah Ruas Jalan, Panjang dan Kondisi Jalan Nasional di Kabupaten
Lebak Tahun 2004-2008
No. Tahun
Panjang Ruas Jalan
KM Kondisi KM
Baik Sedang Rusak
Ringan
Rusak Berat 1
2004 130,34 78,33 35,37 16,64
- 2
2005 130,34 78,33 35,37 16,64
3 2006 130,34
78,33 35,37
16,64 -
4 2007 140,00
128,00 0,00
12,00 -
5 2008
NR NR
NR NR
NR
Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2008 Prasarana dan Sarana Utilitas permukiman dan perumahan di Kabupaten
Lebak pada umumnya meliputi : penyediaan sarana air bersih, penanganan jalan lingkungan, dan pembangunan serta rehabilitasi gedung-gedung pemerintahan dan
bangunan lainnya.
Tabel 4.10. Jumlah Penanganan Jalan Poros Desa HMD di Kabupaten Lebak Tahun 2007-2009
No. Tahun
Jumlah Penanganan Km Keterangan
1 2007
104,37 Tersebar di seluruh Kecamatan
2 2008
190,04 Tersebar di seluruh Kecamatan
3 2009
194,43 Tersebar di seluruh Kecamatan
Jumlah 488,84
Sumber : Dinas Bina Marga Kab. Lebak, Tahun 2009 Penyediaan sarana dan prasarana air bersih di Kabupaten Lebak
dilaksanakan oleh tiga institusi, yaitu PDAM, Dinas Cipta Karya dan Dinas Kesehatan. Penyediaan sarana tersebut selalu terus dianggarkan setiap tahunnya
karena hal ini ditujukan untuk terus meningkatkan cakupan air bersih yang sampai dengan tahun 2010 baru mencapai 45,46 perkotaan dan perdesaaan. Untuk lebih
rincinya berikut kami gambarkan cakupan air bersih setiap kecamatan di Kabupaten Lebak sampai dengan tahun 2008.
Sarana telekomunikasi di Kabupaten Lebak berdasarkan data tahun 2006 telah mampu mencapai kapasitas 17.796 SST dengan kapasitas yang telah
dimanfaatkan sebanyak 8.079 SST 45,40 dan telah mampu menjangkau semua kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak. Selain itu untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara lebih luas, telah disediakan pula telepon umum dan warung telekomunikasi sebanyak 425 buah. Kabupaten Lebak juga dilayani oleh
jasa Pos dan Giro melalui PT. Pos Indonesia sebanyak 50 unit dengan klasifikasi 1 unit Kantor Pos Cabang Rangkasbitung, 9 unit Kantor Pos Kecamatan dan 40 unit
Kantor Pos Desa. Selain itu sarana telekomunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat yaitu
melalui penyediaan layanan seluler oleh beberapa provider yang mengembangkan investasinya di Kabupaten Lebak. Hal ini dapat diketahui dengan terbangunnya
tower seluler yang tersebar di 28 kecamatan sebanyak 139 tower yang telah memiliki izin pada akhir tahun 2007.
Penyediaan air bersih oleh pemerintah daerah dipenuhi melalui pembangunan sarana MCK, sumur bor, sipas gravitasi dan sarana air bersih
lainnya. Selain pemenuhan kebutuhan air bersih, pada bidang keciptakaryaan Pemerintah daerah selalu meningkatkan dan menangani jalan pemukiman.
Peningkatan jalan pemukiman dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 sekarang
ini baru mencapai 68,20 Km yang dialokasikan sebagian besar untuk di perkotaan dan di lokasi-lokasi penyelenggaraan MTQ Kabupaten. Mengingat masih banyak
kondisi jalan lingkungan yang rusak dan tidak memadai untuk aksesibilitas, Pemerintah daerah perlu terus merencanakan pembangunan atau peningkatan jalan
lingkungan terutama di perdesaan. Tabel 4.11. Cakupan Air Bersih per Kecamatan Di Kabupaten Lebak Tahun 2008
No Kecamatan
Jumlah KK KK Terlayani
Persentase
1 Rangkasbitung 20,864
14,417 69.10
2 Kalanganyar 7,236
3,808 52.63
3 Cibadak 12,559
10,156 80.87
4 Warunggunung 11,555
4,328 37.46
5 Cikulur 10,941
6,209 56.75
6 Sajira 9,433
6,563 69.57
7 Cipanas 11,314 6,296
55.65
8 Lebak Gedong
4,172 1,708
40.94
9 Maja 11,316
6,468 57.16
10 Curugbitung 7,601
4,449 58.53
11 Muncang 6,980 2,484
35.59
12 Sobang 7,452
2,346 31.48
13 Cimarga 12,622 4,135
32.76
14 Leuwidamar 12,489
4,227 33.85
15 Cileles 12,776
1,134 8.88
16 Gunung
Kencana 7,449 2,919
39.19
17 Cijaku 6,669
3,157 47.34
18 Cigemblong 5,284 1,221
23.11
19 Banjarsari 13,029 5,208
39.97
20 Malingping 18,604
9,790 52.62
21 Wanasalam 9,798 5,354
54.64
22 Bojongmanik 4,841
913 18.86
23 Cirinten 5,173
1,210 23.39
24 Panggarangan 9,215
6,983 75.78
25 Cihara 7,608
2,014 26.47
26 Bayah 10,315
2,016 19.54
27 Cilograng 5,720 1,707
29.84
28 Cibeber 14,981 5,158
34.43 Jumlah 277,996 126,378 45.46
Sumber : Kompilasi Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya, Tahun 2009 Kabupaten Lebak merupakan daerah penyangga stok pangan padi sawah di
Propinsi Banten, mengingat kawasan Banten Utara yang meliputi daerah Serang, Cilegon dan Tangerang yang sudah beralih fungsi penggunaan lahan pertaniannya
menjadi lahan permukiman dan industri. Oleh karenanya pengembangan pertanian padi sawah diarahkan ke Kabupaten Lebak dan Pandeglang sebagai wilayah
pengembangan budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, konservasi
lahan kritis sebagai fungsi kawasan tangkapan air baku sungai dan situ yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku Irigasi.
Jaringan irigasi yang telah dibangun dan dikembangkan sejak PELITA I sampai dengan Tahun 2008 berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air Kabupaten
Lebak adalah seluas 61.158 Ha yang meliputi : 1
Irigasi Pemerintah sebanyak 358 Unit 48.367 Ha yang terdiri dari : a.
Irigasi Teknis 17 Unit, luas areal potensial 13.030 Ha 21,31 b.
Irigasi Semi Teknis 45 Unit, luas areal optensial 10.787 Ha 17,64
c. Irigasi Sederhana 247 unit, luas areal potensial 24.550 Ha 40,14
2 Irigasi Perdesaan 123 Unit, luas areal potensial 12.791 Ha 20.91
Dari total luas areal potensial tersebut di atas 61.158 Ha, jaringan irigasi yang berfungsi pada tahun 2003 adalah seluas 24.300 Ha. Adapun penanganan
pembangunan baik pembangunan baru maupun rehabilitasi dari tahun 2004 sampai dengan 2008 sebanyak 243 daerah irigasi dengan luas areal 26.591 Ha sehingga
total luas potensial sampai dengan tahun 2008 adalah 50.921 Ha. Sedangkan potensi sawah tadah hujan baik yang bisa dikembangkan dan yang tidak bisa
dikembangkan adalah seluas 14.132 Ha dengan rincian : a.
Sawah yang bisa dikembangkan seluas 4.386 Ha b.
Sawah yang tidak bisa dikembangkan seluas 9.746 Ha
Pembangunan di Kabupaten Lebak tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana energi listrik dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomiaan dan
pembangunan lainnya. Energi listrik ini dipergunakan untuk keperluan domestik dan industri. Berdasarkan data yang diolah dari PT. PLN Cabang Rangkasbitung,
rasio elektrifikasi di kabupaten Lebak baru mencapai 54,58. Hal ini menggambarkan bahwa setengah dari penduduk Kabupaten Lebak belum tersentuh
oleh tenaga listrik. Berdasarkan tabel di atas, rasio elektrifikasi yang tertinggi adalah Kecamatan Maja dan Rangkasbitung, sementara yang terendah terdapat di
kecamatan Cigemblong dan kecamatan-kecamatan lain yang relatif terisolir. Sedangkan untuk Penerangan Jalan Umum PJU yang sudah terpasang dan masuk
kontrak dengan pihak PT. PLN sebanyak 2092 titik, dengan mekanisme pengelolaan yang terpadu bersama Pemerintah Daerah.
Tabel 4.12. Rasio Elektrifikasi per Kecamatan Di Kabupaten Lebak Tahun 2008
No Kecamatan Kebutuhan
KK Terlayani
KK Terlayani
1 Maja 11,679
9,310 79.7
2 Rangkasbitung 28,459 22,392 78.7
3 Sajira 11,628
8,433 72.5
4 Cibadak 12,587
9,107 72.4
5 Gunungkencana 7,798
5,557 71.3
6 Cileles 10,840
7,332 67.6
7 Bayah 10,315
6,847 66.4
8 Cipanas 11,257
7,471 66.4
9 Malingping 14,669 9,571
65.2
10 Muncang
7,269 4,334
59.6
11 Cikulur 11,545
6,507 56.4
12 Curugbitung 7,281
3,804 52.2
13 Kalanganyar 6,718 3,499
52.1
14 Cimarga 14,246
7,227 50.7
15 Warunggunung 12,410
6,277 50.6
16 Panggarangan 9,065 4,244
46.8
17 Banjarsari 17,332
8,109 46.8
18 Bojongmanik 5,624 2,606
46.3
19 Cijaku 6,891
2,948 42.8
20 Leuwidamar 12,846 5,386
41.9
21 Sobang 7343
3023 41.2
22 Cibeber 15,505
6,290 40.6
23 Wanasalam
13,857 4,956
35.8
24 Lebakgedong 4,699 1,664
35.4
25 Cilograng 8,516
2,996 35.2
26 Cihara 7,414
2,354 31.8
27 Cirinten
6,074 1,739
28.6
28 Cigemblong 6,596 796
12.1
Jumlah 300,463 164,779
54.8
Sumber : Bappeda Kab. Lebak, Tahun 2009
4.4. Potret Kemiskinan