Faktor Faktor Penyebab Kemiskinan

Variabel kedekatan dengan konsentrasi jumlah penduduk Ln_Wd ij Pdk i mempunyai pengaruh yang signifikan pada taraf g = 5 dengan nilai probabilitasnya sebesar 0,002 0,002 g 0,05. Koefisien kedekatan dengan konsentrasi jumlah penduduk bernilai positif 1,399 menunjukkan bahwa setiap peningkatan jumlah penduduk sebesar 1 jiwa akan mengakibatkan kenaikan kemiskinan sebesar 1,399 persen, cateris paribus. Penambahan jumlah penduduk yang tinggi diyakini dapat meningkatkan kemiskinan karena dengan semakin banyaknya jumlah penduduk dalam suatu daerah, beban hidupnya akan semakin tinggi. Kabupaten Lebak adalah kabupaten dengan mayoritas penduduk bekerja pada sektor pertanian dan bertindak sebagai petani penggarap bukan pemilik lahan, dengan tingkat pendapatan rendah. meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi yang tidak diikuti oleh penambahan lahan produktif akan membuat tingkat kemiskinan semakin naik. Selain itu dengan adanya ledakan jumlah penduduk secara langsung akan berdampak pada peningkatan kebutuhan masyarakat untuk mencari pekerjaan. Upaya peningkatan lapangan pekerjaan tersebut terlalu sedikit sehingga penambahan jumlah penduduk tidak akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akibat yang akan dirasakan adalah jumlah pengangguran yang semakin meningkat. Variabel topografi Ln_Top i berpengaruh signifikan pada taraf nyata g = 10 0,063 g 0,10. Koefisien topografi bernilai positif 0,173 menunjukkan bahwa setiap perubahan topografi wilayah daerah potensial suatu daerah sebesar 1 akan mengakibatkan kenaikan kemiskinan sebesar 0,173 persen, ceteris paribus. Gambar 5.8. menunjukkan topografi Lebak yang didominasi oleh topografi berbukit di sebelah Selatan. Gambar 5.8. Topografi Kabupaten Lebak Wilayah di Kabupaten Lebak lebih didominasi oleh kawasan berbukit-bukit membuat potensi pemanfaatan lahan menjadi lebih sedikit terbatas. Keterbatasan lahan ini menjadi halangan bagi masyarakat untuk memaksimalkan potensi yang ada. Variabel jumlah petani Ln_Ptn i berpengaruh signifikan pada taraf nyata g = 5 0,000 g 0,05. Koefisien jumlah petani bernilai positif 0,134 menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah petani sebesar 1 jiwa akan mengakibatkan kenaikan kemiskinan sebesar 0,134 persen, ceteris paribus. Hal ini mungkin terjadi karena sebagian besar penduduk yang ada di Kabupaten Lebak bekerja sebagai petani, tetapi hanya sebagai petani penggarap bukan pemilik lahan. Variabel jarak SMK Ln_JrSMK i berpengaruh signifikan pada taraf nyata g = 5 0,002 g 0,05. Koefisien jarak SMK bernilai positif 0,095 menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah pasangan usia subur sebesar 1 km akan mengakibatkan kenaikan kemiskinan sebesar 0,095 persen, ceteris paribus. Sesuai dengan program yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerah, salah satu langkah yang diambil untuk mengurangi tingkat kemiskinan adalah dengan menciptakan tenaga kerja siap pakai. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mempopulerkan SMK sebagai instansi pencipta tenaga kerja terlatih. Jarak SMK yang terlalu jauh akan menjadi penghambat bagi siswa yang akan sekolah, atau bahkan bisa menyurutkan minat masyarakat untuk bersekolah di SMK. Variabel kedekatan dengan jarak pasar Ln_Wd ij JrPsr i berpengaruh signifikan pada taraf nyata g = 5 0,001 g 0,05. Koefisien kedekatan dengan jarak pasar bernilai positif 1,191 menunjukkan bahwa setiap penambahan jarak pasar sebesar 1 km akan mengakibatkan kenaikan kemiskinan sebesar 1,191 persen, ceteris paribus . Jarak suatu desa dengan pusat pemenuhan barang kebutuhan pokok yaitu pasar akan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal yang lainnya adalah adanya penambahan biaya bagi petani untuk menjual hasil panennya ke pasar sehingga keuntungan yang diperoleh tidak maksimal. Variabel kedekatan dengan jumlah industri Ln_Wd ij Inds i berpengaruh signifikan pada taraf nyata g = 5 0,001 g 0,05. Koefisien kedekatan dengan jumlah industri bernilai negatif 0,710 menunjukkan bahwa setiap penambahan jumlah industri pada suatu daerah dan daerah yang ada disekitarnya sebesar 1 akan mengakibatkan penurunan kemiskinan sebesar 0,710 persen, ceteris paribus. Hal ini bisa terjadi karena dengan adanya kenaikan industri atau perkembangan sektor jasa maka akan terjadi penyerapan jumlah tenaga kerja yang secara otomatis akan menurunkan tingkat pengangguran. Dengan adanya penyerapan jumlah tenaga kerja akan terjadi perbaikan tingkat pendapatan dan tingkat daya beli. Dengan membaiknya tingkat daya beli maka akan berakibat pada bertambahnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga akan menurunkan tingkat kemiskinan. Gambar 5.9. Sebaran Jumlah Industri Variabel kedekatan dengan wilayah luas Ln_Wd ij Ls i berpengaruh signifikan pada taraf nyata g = 5 0,000 g 0,05. Koefisien kedekatan dengan wilayah luas bernilai negatif 1,239 menunjukkan bahwa setiap penambahan wilayah luas suatu daerah dan daerah yang ada di sekitarnya sebesar 1 akan mengakibatkan penurunan kemiskinan sebesar 1,239 persen, ceteris paribus. Luas disini adalah luasan daerah yang bisa dimanfaatkan secara optimal. Dalam hal ini bisa berupa lahan garapan sawah oleh petani, atau lahan potensial lainnya, yang bisa dimanfaatkan. Salah satu faktor penyebab kemiskinan di Kabupaten Lebak adalah variabel luas. Kabupaten Lebak adalah salah satu wilayah terluas yang ada di Propinsi Banten, akan tetapi tingkat kemiskinannya juga yang paling tinggi dibandingkan kabupatenkota lainnya di Banten. Hal ini bisa disebabkan di dalam luas wilayah tersebut terdapat suatu potensi yang memang tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini bisa dikarenakan karena kondisi geografis wilayah tersebut. Misalnya adalah lebih banyak lereng daripada daratan. Sehingga pemanfaatan luas lahan tidak maksimal. Faktor lainnya adalah daerah tersebut mempunyai potensi yang tinggi, sumber daya memadai akan tetapi masyarakat sekitar masih miskin. Hal ini mungkin dikarenakan karena status kepemilikan lahan. Seperti diketahui, mayoritas masyarakat Lebak adalah petani. Akan tetapi hanya sebatas petani penggarap bukan pemilik lahan. Hal inilah yang mungkin menjadi penyebab tingginya tingkat kemiskinan. Gambar 5.10. Luas Wilayah Desa

5.3. Kebijakan Pemerintah Untuk Pengentasan Kemiskinan

Kabupaten Lebak adalah satu di antara 2 Kabupaten di Wilayah Selatan Propinsi Banten yang tertinggal. Salah satu isu pokok dalam perjuangan pembentukan Propinsi Banten dengan memisahkan diri dari propinsi Jawa Barat merupakan upaya pembebasan dari kemiskinan, ketertinggalan dan ketimpangan yang terjadi diantara KabupatenKota RTRW Lebak, 2008. Sehingga dapat dikatakan bahwa penanganan masalah kemiskinan selalu menjadi prioritas dalam rencana kerja pemerintah daerah Kabupaten Lebak. Lahirnya Propinsi Banten bersamaan dengan mulai dilaksanakannya otonomi daerah memberikan peluang bagi Kabupaten Lebak untuk segera berbenah diri dan bangkit dari ketertinggalan dengan membangun daerahnya sendiri secara lebih berhasil guna dan berdayaguna sesuai dengan kondisi, potensi dan peluang yang dimiliki. Dengan menselaraskan aspirasi dan kehendak stakeholders di Kabupaten Lebak dalam kerangka koordinasi yang harmonis dengan Pemerintah Propinsi Banten. Berkaitan dengan kondisi demografi Kabupaten Lebak adalah mengenai proporsi penduduk miskin yang masih menunjukkan angka tinggi. Pada tahun 2005 tercatat proporsi penduduk miskin dari total keluarga di Kabupaten Lebak sebesar 25 dengan jumlah keluarga miskin tahun 2005 sebanyak 146.490 KK, dengan kecenderungan meningkat pada tahun 2006 RPJPD Lebak 2008-2028. Besarnya angka kemiskinan yang harus menjadi perhatian penting dalam pembangunan 20 tahun mendatang. Luasnya wilayah dan sangat beragamnya kondisi sosial budaya masyarakat menyebabkan permasalahan kemiskinan di Kabupaten Lebak menjadi sangat beragam dengan sifat-sifat lokal yang kuat dan pengalaman kemiskinan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Masalah kemiskinan bersifat multidimensi, bukan hanya menyangkut ukuran pendapatan tetapi kerentanan dan kerawanan orang atau masyarakat untuk menjadi miskin. Oleh karena itu, masalah kemiskinan menyangkut kegagalan dalam pemenuhan hak dasar dan adanya perbedaan perlakuan seseorang atau kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah perlu dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lebak, tetapi juga untuk menjaga stabilitas dan kesatuan daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka tujuan penting yang akan dicapai untuk mengurangi kesenjangan antar daerah adalah bukan untuk memeratakan pembangunan fisik di setiap daerah, tetapi yang paling utama adalah pengurangan kesenjangan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat antar daerah. Isu-isu strategis penyelenggaraan penataan ruang di Kabupaten Lebak. Adapun isu-isu tersebut diantaranya RPJMD Lebak 2009–2014 : 1. Wilayah kabupaten yang sangat luas dengan ketinggian bervariasi meliputi dataran rendah, pegunungan dan pantai. 2. Penyebaran penduduk yang tidak merata dengan pertumbuhan yang relatif sedang. 3. Potensi sumber daya alam terutama pertambangan dan pariwisata yang cukup besar namun belum dimanfaatkan secara optimal. 4. Prasarana wilayah yang masih kurang sehingga menyebabkan masih banyaknya desa tertinggal. 5. Pengembangan prasarana wilayah : transportasi dan bendungan. Selain itu, dalam usaha pengentasan kemiskinan yang terus dilakukan, Pemerintah Kabupaten Lebak juga menentukan program penunjang, yaitu RTRW Kab. Lebak Tahun 2008-2028: 1. Program Pembangunan Sektoral Penyusunan program pembangunan tidak bisa terlepas dari kebijakan pembangunan yang telah digariskan dalam Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten dan Rencana Pembangunan Tahunan Kabupaten sebagai penjabarannya. Demikian pula perumusan ini perlu memperhatikan program- program yang telah disusun oleh instansi di Propinsi Banten maupun di Kabupaten Lebak. Sesuai dengan tujuan kebijakan pembangunan daerah, prioritas pembangunan tetap diletakan pada peningkatan pertumbuhan di bidang ekonomi yang dititik beratkan pada pertanian, pariwisata dan pertambangan. Pembangunan lainnya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu, dan sesuai dengan potensi dan kendala spesifik kecamatan dan desa di Kabupaten Lebak. Penyusunan program dalam rangka pemantapan kawasan lindung dan pengembangan kawasan budidaya didasarkan pada potensi pengembangan spasial maupun sektoral yang dihadapi di daerah, tujuan penanganan, dan dikaitkan pada alokasi pemanfaatan ruang bagi sektor yang bersangkutan. Pengembangan kawasan budidaya sebagai pengisian daripada rencana- rencana pembangunan di kecamatan, sebagaimana telah dikemukakan, akan dibatasi oleh pendeliniasian dan pemantapan terlebih dahulu kawasan yang berfungi lindung. Dalam penyusunan indikasi program, sektor yang terkait dalam setiap kawasan akan ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Disusun berdasarkan arahan pemanfaatan ruang pada RTRW. b. Disusun atas dasar potensi dan kendala sektoral. c. Diurutkan berdasarkan tingkat kepentingan penanganan skala prioritas dan yang mempunyai peranan yang besar. d. Disusun dengan memperhatikan keterpaduan usaha-usaha pembangunan antar sektor sesuai dengan tujuan pengembangan Kabupaten Lebak. Secara umum, sektor yang akan disusun indikasi program pembangunannya adalah sektor sub sektor yang langsung memanfaatkan ruang sebagai implikasi dari rencana tata ruang yang telah disusun, beserta lokasi realisasi program dalam kurun waktu perencanaan, instansi pengelola. 2. Program Pembangunan di Kawasan Prioritas Indikasi program ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penyusunan program-program tahunan yang akan mendorong perkembangan kawasan- kawasan prioritas dan diharapkan akan berdampak positif dalam memacu pembangunan daerah secara keseluruhan. Secara umum program dalam penataan ruang tersebut yang diindikasikan untuk dilaksanakan dalam rencana lima tahunan sampai dua puluh tahun yang akan datang, dikaitkan pada sektorsub sektor yang secara langsung dan banyak memanfaatkan ruang, sebagai implikasi dari rencana tata ruang yang telah dirumuskan. Karena itu sebagai implikasi langsung dari RTRW Kabupaten Lebak yang telah dirumuskan, sektor-sektor yang dijelaskan indikasi programnya dalam penataan ruang Kabupaten Lebak adalah : Pertanian, Industri, Pertambangan, Pariwisata. Selanjutnya dalam program penataan ruang Kabupaten Lebak dikemukan secara lebih khusus indikasi program bagi kawasan prioritas sebagaimana telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Meliputi arahan pengembangan bagi wilayah-wilayah prioritas di Kabupaten Lebak, baik berupa kawasan prioritas, kawasan kritis dan rawan, maupun kawasan untuk aspek-aspek Hankam. Dalam kaitan ini pengembangan kawasan strategis Iebih ditekankan pada upaya untuk memacu perkembangan sektor-sektor strategis yang dapat memberi dampak positif terhadap pembangunan daerah secara keseluruhan. Perkembangan kawasan kritis dan rawan lebih ditekankan pada penanganan permasalahan lingkungan yang kritis dan rawan. Pengembangan kawasan khusus yang dalam hal ini merupakan kawasan yang berkaitan dengan masalah pertahanan-keamanan dan pengembangan sosial-ekonomi untuk mengurangi kesenjangan perkembangan dengan daerah lainnya. Kriteria umum penyusunan indikasi program kawasan prioritas adalah : a. Kawasan yang diharapkan akan memberikan konstribusi dan dampak pengembangan daerah yang besar. b. Kawasan yang merupakan kawasan strategis dan penting dalam struktur pengembangan tata ruang. c. Mempunyai nilai hankam dan politik yang perlu dipertahankan. d. Mempunyai nilai lingkungan yang perlu dilestarikan.

5.3.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Wilayah

Pengembangan suatu wilayah tentunya harus didasarkan pada pertimbangan- pertimbangan spasial serta strategi pengembangan yang cukup baik. Hal ini dimaksudkan agar perkembangan yang terjadi kemudian tidak menimbulkan masalah terhadap ruang yang ada. Oleh karena itu dengan didasari oleh pertimbangan-pertimbangan diatas maka diharapkan bahwa perkembangan yang terjadi di wilayah Kabupaten Lebak dapat memberikan pelayanan yang seefektif mungkin keseluruh bagian wilayah, sehingga tingkat kesenjangan dapat dikurangi melalui rangsangan penjalaran perkembangan wilayah secara merata. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak, RTRW Kabupaten Lebak mempunyai tujuan mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Lebak yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan