Potret Kemiskinan Karakteristik Ekonomi

kontrak dengan pihak PT. PLN sebanyak 2092 titik, dengan mekanisme pengelolaan yang terpadu bersama Pemerintah Daerah. Tabel 4.12. Rasio Elektrifikasi per Kecamatan Di Kabupaten Lebak Tahun 2008 No Kecamatan Kebutuhan KK Terlayani KK Terlayani 1 Maja 11,679 9,310 79.7 2 Rangkasbitung 28,459 22,392 78.7 3 Sajira 11,628 8,433 72.5 4 Cibadak 12,587 9,107 72.4 5 Gunungkencana 7,798 5,557 71.3 6 Cileles 10,840 7,332 67.6 7 Bayah 10,315 6,847 66.4 8 Cipanas 11,257 7,471 66.4 9 Malingping 14,669 9,571 65.2 10 Muncang 7,269 4,334 59.6 11 Cikulur 11,545 6,507 56.4 12 Curugbitung 7,281 3,804 52.2 13 Kalanganyar 6,718 3,499 52.1 14 Cimarga 14,246 7,227 50.7 15 Warunggunung 12,410 6,277 50.6 16 Panggarangan 9,065 4,244 46.8 17 Banjarsari 17,332 8,109 46.8 18 Bojongmanik 5,624 2,606 46.3 19 Cijaku 6,891 2,948 42.8 20 Leuwidamar 12,846 5,386 41.9 21 Sobang 7343 3023 41.2 22 Cibeber 15,505 6,290 40.6 23 Wanasalam 13,857 4,956 35.8 24 Lebakgedong 4,699 1,664 35.4 25 Cilograng 8,516 2,996 35.2 26 Cihara 7,414 2,354 31.8 27 Cirinten 6,074 1,739 28.6 28 Cigemblong 6,596 796 12.1 Jumlah 300,463 164,779 54.8 Sumber : Bappeda Kab. Lebak, Tahun 2009

4.4. Potret Kemiskinan

Lebak Kabupaten Lebak, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten, yang Ibukotanya berkedudukan di Rangkasbitung. Kabupaten Lebak terdiri atas 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Rangkasbitung, yang berada di bagian utara wilayah kabupaten. Secara rinci, peta kemiskinan di Lebak, jumlah warga miskin versi Badan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana Masyarakat dan Pemerintahan Desa BPPKBMPD Lebak di tahun 2007, sebanyak 159.831 KK. Dari jumlah tersebut 73.750 KK dikategorikan keluarga miskin pra sejahtera Pra S dan 86.081 keluarga miskin pra sejahtera satu Pra S 1. Tingginya RTM miskin disebabkan sejumlah faktor, seperti gejolak sosial di bidang politik, rusaknya distribusi barang, serta gejolak ekonomi makro. Kabupaten Lebak adalah kabupaten yang memiliki desa miskin yang terbanyak di Propinsi Banten. Lebih dari 50 desa di Kabupaten Lebak termasuk dalam kategori desa miskin. Kemiskinan ini menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat. Rendahnya daya beli masyarakat ini menyebabkan kebanyakan keluarga miskin di Kabupaten Lebak tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi bagi balitanya. Jangankan untuk membeli susu atau makanan tambahan untuk bayi, untuk makan sehari-hari saja mereka tidak mampu. Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka balita penderita gizi buruk di Kabupaten Lebak. Gambar 4.2. Potret Kemiskinan Lebak

4.5. Karakteristik Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto PDRB menggambarkan kemampuan suatu wilayah dalam menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. PDRB dapat dilihat dari tiga sisi pendekatan yaitu, produksi, pengeluaran dan pendapatan. Ketiganya menyajikan komposisi dan nilai tambah dirinci menurut sektor ekonomi, komponen penggunaan, dan sumber pendapatan. Kabupaten dan kota memiliki kondisi geografis dengan berbagai potensi yang dapat diberdayakan. Beragam potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah menyebabkan adanya perbedaan karakteristik struktur perekonomian yang berbeda. Secara garis besar, pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2004 - 2008 menunjukan pertumbuhan positif. Dan apabila kita telaah bersama, dari sekian banyak ancaman melalui krisis global yang diiringi kelangkaan pupuk dan perubahan iklim, mengakibatkan penurunan produksi beras dan pergeseran musim panen. Untuk lebih jelasnya kondisi PDRB Kabupaten Lebak atas harga konstan dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kabupaten Lebak Tahun 2004 - 2008 Juta Rupiah No. Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 1 Pertanian 1.249.502 1.291.646 1.294.831 1.351.926 1.402.893 2 Pertambangan dan Penggalian 38.042 40.868 41.332 45.711 46.955 3 Industri Pengolahan 302.108 316.631 332.460 346.840 354.578 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 11.090 12.299 14.177 14.733 15.119 5 Bangunan dan Kontruksi 121.101 127.911 135.931 154.346 158.214 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 727.717 753.459 778.392 818.916 856.074 7 Pengangkutan dan Komunikasi 175.087 185.885 203.623 214.826 225.103 8 Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 151.819 154.291 158.608 164.335 166.959 9 Jasa-jasa 394.065 406.225 433.423 447.399 477.770 Jumlah 3.170.531 3.289.215 3.392.776 3.559.032 3.703.665 Sumber : PDRB Kabupaten Lebak 2003-2008 BPS Kab. Lebak Kabupaten Lebak adalah salah satu kabupaten penghasil produk pertanian. Kontribusi sektor pertanian pada pembentukan PDRB Lebak mencapai 38,16 persen dengan nilai ekonomi mencapai Rp 1,2 triliun lebih. Karena produk pertanian tersebar di seluruh kecamatan, sehingga ada banyak pusat pertanian. Pusat pertanian buah seperti jambu, sawo, pepaya, nangka, belimbing, jambu air dan mangga terdapat di kecamatan Cibadak, Cimarga, Cileles, Malimping, Wanasalam, Bayah dan Cilograng. Wilayah wilayah ini mampu memproduksi buah-buahan jenis-jenis tersebut di atas rata-rata kecamatan lainnya. Adapun Kecamatan Rangkas Bitung, Wrunggunung, Sajira, Cipanas, Maja Curugbitung, Muncang, Leuwidamar, Bojongmanik, Banjarsari, Cijaku dan Cibeber merupakan wilayah yang sangat baik dijadikan pusat pengembangan alpukat, rambutan, duku, jeruk, durian, pisang, nanas, salak, sirsak dan manggis. Untuk klaster sayur-sayuran, sangat baik di kembangkan di Rangkas Bitung, Cibadak, Cipanas, Curug Bitung Cimarga, Banjarsari, Malimping, Wanasalam, Cijaku, Bayah dan Cilograng. Karet merupakan produk primadona untuk sektor perkebunan di daerah ini. Nilai ekonomi yang tercipta mencapai Rp 72,8 milyar. Demikian juga dengan kepala sawit. Nilai ekonomi kelapa sawit mencapai Rp 32,4 milyar. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah Lebak selain cocok untuk jenis tanaman holtikultura dan buah-buahan, juga baik untuk tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, kakao dan kelapa. Dari subsektor perikanan, perikanan laut tetap menjadi primadona dengan nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp 27 miliar. Sedangkan ikan darat memiliki nilai ekonomi lebih dari Rp 22,3 miliar. Jenis ikan darat yang banyak dikembangkan oleh penduduk setempat adalah jenis ikan sawah dengan nilai ekonomi lebih dari Rp 12,9 miliar, ikan kolam Rp 7,3 miliar dan ikan tambak Rp 1,5 miliar. Potensi dari sektor perikanan ini sangat tinggi. Kabupaten Lebak adalah salah satu sentra pengembangbiakan perikanan ikan tawar. Dan menjadi distributor bagi beberapa daerah yang ada di sekitar Lebak, Pandeglang, dan Tangerang. Mengingat potensi yang sangat tinggi inilah yang membuat sektor perikanan menjadi salah satu sektor unggulan. Wilayah ini memiliki kekayaan budaya. Kekayaan budaya inilah yang terus dikembangkan menjadi bagian industri wisata yang diharapkan akan mendatangkan devisa. Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Baduy misalnya, rata-rata perbulan 3 kali. Hal ini mengindikasikan bahwa wisata Baduy cukup dikenal di luar negeri. Adapun wisatawan lokal dalam negeri yang berkunjung ke Baduy mencapai 500 orang per bulannya. Tempat wisata yang paling banyak di kunjungi wisatawan lokal adalah Bagegur dengan jumlah 100.150 jiwa dalam satu tahun.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN