Indeks Moran Analisis Pola Spasial Sebaran Kemiskinan

3.7. Model dan Alat Analisis

a. Analisis Pola Spasial Sebaran Kemiskinan

Analisis kemiskinan di wilayah perdesaan dilakukan dengan analisis autokorelasi spasial dan menggunakan data PODES Kabupaten Lebak. Dalam analisis autokorelasi spasial ini menggunakan dua pendekatan, yaitu:

1. Indeks Moran

Untuk menghitung Indeks Moran, terlebih dahulu harus membuat contiguity matrix. Pembobotan tersebut didasarkan pada hubungan spasial antar daerah. Dengan menetapkan bahwa hubungan spasial antar daerah mengikuti Queen’s Moves, yaitu hubungan kedekatan desa satu dengan desa lain secara administratif dan saling berbatasan. Selain itu, juga melihat hubungan antar desa yang letaknya tidak berdekatan dan tidak berbatasan. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan membuat sebuah matriks W ij yang terstandarisasi dengan didasarkan pada data dari nilai centroid dari tiap-tiap desa terhadap pusat kegiatan dari kabupaten yang membawahinya . Formulasi umum dari Indeks Moran adalah Arlinghaus, 1996: ∑ = − − ∑ = ∑ = − = n i i x x j x i x n i n j x i x ij W x S n I 1 2 1 1 Dengan nilai ∑∑ = = = n i n j ij o W S 1 1 Di mana : I : Indeks Moran W ij : indeksukuran analisis spasial yang menyatakan kedekatan desa i dan j n : banyaknya desa x i : jumlah KK miskin desa ke-i atau kepadatan penduduk KK miskin desa ke-I KKkm 2 x j : jumlah KK miskin desa ke-j atau kepadatan penduduk KK miskin desa ke-j KKkm 2 Di dalam perhitungan Indeks Moran ini dilakukan untuk dua variabel, yaitu perhitungan dengan menggunakan variabel persentase jumlah KK miskin desa ke-i dan variabel tingkat kepadatan penduduk KK miskin desa ke-i. Dalam penentuan hubungan spasial yang ada dalam Indeks Moran ini didasarkan pada hipotesis pembobotan sebagai berikut: Jika Indeks I mendekati 1 positif +, maka berarti spatial autocorrelation positive. Atau bisa dikatakan variabel persentase jumlah KK miskin dan variabel tingkat kepadatan penduduk KK miskin cenderung mengelompok cluster. Jika Indeks I mendekati 1 negatif -, maka berarti spatial autocorrelation negative. Atau bisa dikatakan bahwa variabel persentase jumlah KK miskin dan variabel tingkat kepadatan penduduk KK miskin cenderung menyebar. Jika Indeks I = 1 1 − − n , maka Indeks tersebut bersifat random. Jika dimisalkan jumlah n adalah 100, maka yang terjadi adalah 1 100 1 − − = 99 1 − . Jumlah n yang tidak diperkenankan dalam hipotesis ketiga ini adalah dengan jumlah n = 2. Karena yang terjadi adalah 1 2 1 − − = 1 1 − = - 1. Dengan nilai Indeks = -1, maka indeks akan bersifat spatial autocorrelation negative. Dengan variabel n yang semakin besar, maka nilai I akan mendekati nol 0. Data yang dipakai dalam Indeks Moran ini adalah data mengenai persentase jumlah KK miskin jiwa pada tahun 2000, 2003, dan 2003. Selain itu digunakan juga data mengenai tingkat kepadatan penduduk KK miskin jiwakm 2 pada tahun 2000, 2003, dan 2006.

2. Indeks Geary