Potret Kemiskinan GAMBARAN UMUM

5.1.3. Analisis Visual Spasial Deskriptif

Dalam analisis ini dimaksudkan untuk melihat pola sebaran kemiskinan yang ada di Kabupaten Lebak, untuk memperkuat hasil dari analisis dalam Indeks Geary dan Moran. Langkah awal yang dilakukan adalah membagi data tabular ke dalam kelas. Pembagian kelas dalam analisis ini ditunjukkan oleh Tabel 5.3. Tabel 5.3. Pembagian Kelas Variabel Persentase Jumlah KK Miskin Tingkat Kepadatan Penduduk KK Miskin Kode Kelas Kode Kelas J1 Sedikit K1 Rendah J2 Sedang K2 Sedang J3 Banyak K3 Tinggi J4 Sangat Banyak K4 Sangat Tinggi Hasil dari pemetaan untuk variabel jumlah KK miskin ditunjukkan pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. mengenai pemetaan variabel jumlah KK miskin menunjukkan bahwa pada tahun 2000 konsentrasi jumlah KK miskin kelas 4, terdapat pada bagian atas Lebak bagian Utara, di Tengah dan di bagian Selatan. Khusus untuk bagian Tengah, hal ini mungkin terjadi karena di daerah tersebut terdapat wilayah Suku Badui dan hutan alamnya yang tidak boleh dimasuki oleh dunia luar. Kemudian pada tahun 2003, terdapat pergeseran dalam hal konsentrasi jumlah KK miskin. Konsentrasi masih dominan di bagian Utara, akan tetapi sedikit bergeser ke arah kanan. Dari pergeseran tersebut terlihat bahwa desa yang pada tahun 2000 termasuk dalam kelas 4, pada tahun 2003 berubah menjadi kelas 3 untuk wilayah Lebak Bagian Utara. Pergeseran ini mengindikasikan terjadi perbaikan dalam kehidupan masyarakat dan keberhasilan dari pembangunan. Pergeseran inilah yang harus menjadi perhatian dari pemerintah agar dapat terus ditingkatkan, sehingga pergeseran akan terus terjadi mendekati kelas 1. Sedangkan untuk hasil analisis visual pada tahun 2006, terdapat penambahan jumlah desa yang masuk kategori 1. Kondisi seperti ini sangat menggembirakan, karena semakin banyak desa yang masuk kategori 1 bisa dikatakan bahwa terjadi kemajuan dalam kehidupan masyarakat. Pada tahun 2006 juga terjadi kemunduran, yaitu adanya pergeseran dari jumlah desa yang pada awalnya ada pada kategori 2 di tahun 2003, pada tahun 2006 ini berubah menjadi kategori 3. Selain itu juga pada bagian Selatan Lebak muncul desa yang masuk kategori 4, sedang pada tahun 2000 dan 2003 desa tersebut masuk dalam kategori 1 desa dengan jumlah KK miskin sedikit. Dengan terlihatnya perubahan konfigurasi konsentrasi jumlah KK miskin dengan kecenderungan yang berubah-ubah antara tahun 2000 sampai 2003, maka diharapkan pemerintah mampu membuat suatu kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat lokal. Jenis kebijakan yang dianggap tepat adalah kebijakan yang lebih melihat karakteristik konsentrasi jumlah KK miskin. Maksudnya adalah cara perlakuan antara daerah satu dengan daerah yang lain dengan tingkat kemiskinan yang berbeda akan diberlakukan secara berbeda juga. Sehingga kebijakan tersebut diharapkan tepat sasaran. Dari hasil analisis visual spasial deskriptif untuk variabel persentase jumlah KK miskin ditunjukkan pada Gambar 5.2. Pada tahun 2000, konsentrasi persentase jumlah KK miskin masih berada di Lebak bagian Utara. Pada bagian Utara ini, desa dengan kelas 3 persentase KK miskin banyak dan kelas 4 persentase KK miskin sangat banyak masih mendominasi. Kemudian pada tahun 2003, terjadi pergeseran dalam struktur persebaran desa dengan konsentrasi persentase jumlah KK miskin. Pada Lebak bagian Utara, desa yang pada tahun 2000 berada pada kelas 3 dan 4, mulai bergeser masuk kelas 3 dan 2 pada tahun 2003. Selain itu pada tahun 2003 juga terdapat perubahan yang sangat signifikan di Lebak bagian Selatan, yaitu desa yang pada tahun 2000 berada pada kelas 1, pada tahun 2003 berubah menjadi kelas 3 dan 4. Hal ini harus menjadi perhatian dari pemerintah. Perubahan ini juga bisa dikatakan terjadi kegagalan dalam hal pembangunan. Pada tahun 2006 terjadi perbaikan dibandingkan tahun 2003. Jumlah desa yang masuk dalam kategori 3 dan 4 di Bagian Utara berubah menjadi kelas 1. Selain itu di bagian Selatan, juga terjadi peningkatan dalam hal jumlah desa yang masuk kategori 1. Komposisi dari persentase jumlah KK miskin ditunjukkan oleh Gambar 5.2.