Produksi Kayu Gergajian Permintaan Kayu Bulat oleh Industri Kayu Lapis

Produksi kayu gergajian sangat jelas berpengaruh positif pada jumlah kayu bulat yang dibutuhkan oleh industri ini, karena kayu bulat merupakan satu- satunya bahan baku bagi industri ini. Secara khusus kayu bulat dari hutan alam merupakan bahan baku utama, karena sebagian besar terdiri atas kayu keras, sedangkan kayu bulat dari hutan tanaman sebagian besar merupakan kayu dari jenis cepat tumbuh yang kurang cocok untuk kayu gergajian. Oleh karena itu elastisitas permintaan kayu bulat dari hutan alam cukup tinggi dalam jangka panjang, yaitu sekitar 1.49 meskipun dalam jangka pendek elastisitasnya 0.84 dan termasuk dalam kategori inelastik. Pengaruh positif juga diberikan oleh harga kayu gergajian dunia dimana setiap terjadi kenaikan harga kayu dunia sebesar 1 dalam jangka pendek akan di respon dengan kenaikan permintaan kayu bulat hutan alam sebesar 0.97, dan dalam jangka panjang respon ini menjadi sekitar 1.70. Tingginya tingkat elastisitas ini sekali lagi menunjukkan bahwa pasar produk kayu dunia masih sangat mempengaruhi industri perkayuan Indonesia.

5.3.2. Produksi Kayu Gergajian

Dari hasil estimasi persamaan produksi kayu gergajian sebagaimana terinci pada Tabel berikut, terlihat bahwa produksi kayu olahan ini selain terpengaruh oleh pengalaman produksi tahun sebelumnya yang berpengaruh nyata pada taraf 1, juga dipengaruhi secara berturut-turut oleh: kapasitas terpasang industri kayu gergajian, dan harga kayu gergajian itu sendiri, meskipun dalam jangka panjang maupun pendek respon produksi terhadap kedua peubah tersebut tidak elastis. Apabila terjadi penurunan kapasitas terpasang sebesar 1 pada industri kayu gergajian, maka pada jangka pendek produksi industri ini diperkirakan akan menurun sekitar 0.14, sedangkan pada jangka panjang diperkirakan akan terjadi pengurangan sekitar 0.53. Adapun apabila terjadi kenaikan harga kayu gergajian sebesar 1 maka pada jangka pendek produsen kayu gergajian cenderung menaikkan produksinya sebesar 0.14, dan apabila kenaikan harga ini terjadi terus menerus, maka pada jangka panjang penurunan ini diperkirakan akan mencapai 0.69 sesuai dengan yang terlihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Estimasi Persamaan Produksi Kayu Gergajian di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang Harga kayu gergajian 217306.000 0.5177 0.136 0.688 Harga kayu bulat alam -112135.000 0.8956 -0.032 -0.164 Suku bunga -5728.677 0.8717 -0.015 -0.075 Kapasitas terpasang kayu gergajian 104771.000 0.4995 0.104 0.527 Produksi kayu gergajian sebelumnya 0.803 0.0003

5.3.3. Permintaan Kayu Bulat oleh Industri Kayu Lapis

Permintaan kayu bulat industri kayu lapis ini dipengaruhi nyata pada taraf 10 oleh realisasi tingkat produksi kayu lapis dan dipengaruhi secara nyata pada taraf 20 oleh harga kayu bulat hutan alam. Sementara peubah-peubah yang lain memberikan pengaruh nyata pada taraf lebih besar dari 20, sesuai dengan yang terlihat pada Tabel 15. Pengaruh produksi kayu lapis terhadap kebutuhan kayu bulat secara logis bersifat positif dan seharusnya elastik, namun kenyataannya tabel di atas menyatakan apabila ada kenaikan produksi kayu lapis sebesar 1 , maka dalam jangka pendek akan peningkatan permintaan kayu bulat hanya sebesar 0.36, sedangkan dalam jangka panjang peningkatan ini hanya sekitar 0.49. Tabel 15. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan Kayu Bulat untuk Kayu Lapis di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang INTERCEP -1919.765877 0.7187 Harga kayu lapis domestik 198.90145 0.6652 0.253 0.339 Harga kayu bulat alam -3034.010472 0.1668 -0.662 -0.889 Harga dunia kayu lapis 495.749745 0.4245 0.835 1.122 Tren waktu 118.059857 0.555 0.172 0.231 Produksi kayu lapis 0.000496 0.0953 0.361 0.485 Permintaan kayu bulat IKL sebelumnya 0.255666 0.2296 Kemungkinan, besarnya kenaikan produksi yang kurang sepadan dengan kenaikan pasokan bahan baku kayu adalah dikarenakan adanya penurunan efisiensi penggunaan bahan baku kayu bulat, diantaranya mesin dan peralatan yang ada sudah mulai usang, tanpa ada peremajaan atau moderenisasi yang berarti.

5.3.4. Produksi Kayu Lapis