Ringkasan Hasil Simulasi APLIKASI MODEL UNTUK EVALUASI ALTERNATIF KEBIJAKAN

Kombinasi skenario sisi penawaran dan permintaan mampu meningkatkan efektifitas penurunan kesenjangan antara penawaran dan permintaan, seperti disajikan pada Tabel 33. Terlihat bahwa kesenjangan antara penawaran dan permintaan akan menurun dengan tajam apabila skenario sisi penawaran dan permintaan digabung. Lebih jauh, efektifitas penurunan gap akan menurun apabila Iuran Hasil Hutan IHH Dana reboisasi DR dinaikan. Seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa kenaikan IHHDR justru malah meningkatkan kesenjangan antara penawaran dan permintaan kayu bulat, sebagai akibat dari penurunan produksi kayu bulat dari hutan alam dan hutan tanaman.

6.4. Ringkasan Hasil Simulasi

Berdasarkan hasil simulasi tersebut di atas, upaya penurunan kesenjangan antara penawaran dan permintaan kayu, dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu dari sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran upaya penurunan kesenjangan dapat dilakukan melalui peningkatan produktifitas hutan alam dan hutan tanaman serta perluasan luas tebangan hutan rakyat. Sementara dari sisi permintaan, kesenjangan penawaran dan permintaan dapat dikurangi dengan penurunan kapasitas pabrik dari industri primer hasil hutan. Dari sisi penawaran, peningkatan produktivitas hutan alam sebesar 20 mampu menurunkan gap sebesar 32.33. Efektifitas kebijakan ini akan berkurang apabila dikombinasikan dengan skenario lain seperti kenaikan upah dan tingkat suku bunga. Dimana pengaruh dari upah dan tingkat suku bunga justru menurunkan kemampuan produksi dari hutan alam, hutan tanaman dan hutan rakyat. Meskipun dari sisi industri, kenaikan upah dan suku bunga juga menurunkan produksi industri, tetapi penurunannya tersebut relatif lebih kecil dibandingkan dengan penurunan produksi kayu bulat. Sejalan dengan dampak peningkatan produktifitas hutan alam, peningkatan produktifitas hutan tanaman juga menunjukkan kecenderungan yang sama, yaitu berdampak pada semakin kecilnya kesenjangan antara penawaran dan permintaan kayu bulat, meskipun penurunannya lebih kecil dibandingkan dengan hutan alam. Kombinasi dengan skenario lain, kenaikan upah dan tingkat suku bunga menurunkan efektifitas penurunan kesenjangan penawaran dan permintaan. Peningkatan luas tebangan hutan rakyat juga mampu menurunkan kesenjangan penawaran permintaan kayu bulat, tetapi dampaknya masih sangat kecil. Hal ini dimungkinkan oleh masih sedikitnya volume kayu yang berasal dari hutan rakyat yang tercatat dan digunakan oleh industri pengolahan kayu primer. Disamping itu sistem pencatatan atau penatausahaan kayu rakyat belum tertata dengan baik, sehingga memungkinkan lebih banyaknya produksi kayu rakyat yang tidak tercatat. Efektifitas penurunan gap akan semakin meningkat apabila kebijakan peningkatan produksi kayu bulat dilakukan secara simultan atau dengan mengkombinasikan peningkatan produksi kayu dari hutan alam, hutan tanaman dan hutan rakyat dengan: 1 penurunan kapasitas industri primer pengolahan kayu, 2 suku bunga tetap, dan 3 IHH DR tetap.

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Hasil analisis penawaran dan permintaan kayu bulat untuk industri pengolahan kayu primer di Indonesia untuk periode 1980 hingga 2005 diperoleh beberapa kesimpulan mengenai perilaku ekonomi, serta kecenderungan yang akan terjadi bila ada perubahan kebijakan. Perubahan kebijakan dimaksud adalah kebijakan di bidang kehutanan dan industri pengolahan kayu primer, maupun kebijakan lain yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja penawaran dan permintaan kayu bulat.

7.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang terkait dengan perilaku penawaran dan permintaan kayu bulat untuk bahan baku industri pengolahan kayu primer adalah sebagai berikut: 1. Keputusan produsen untuk menentukan luas tebangan pada hutan alam untuk produksi kayu bulat selain dipengaruhi oleh pengalaman tebangan pada tahun sebelumnya, juga sangat dipengaruhi oleh permintaan kayu bulat oleh industri, harga kayu itu sendiri, dan tingkat upah. Namun demikian, respon produsen terhadap perubahan pada ketiga peubah itu tidak elastis. Pada hutan tanaman penentuan luas tebangan dipengaruhi oleh total permintaan kayu bulat, harga riil kayu bulat dari hutan tanaman, dan tingkat suku bunga pinjaman. Sedangkan pada penentu luas tebangan hutan rakyat adalah besarnya permintaan terhadap kayu mereka. 2. Produksi kayu bulat dari hutan alam selain terpengaruh oleh produksi