kayu bulat dari hutan tanaman sebesar 0.176; dalam jangka panjang kenaikkan tersebut bisa mencapai 0.299.
Tabel 8. Hasil Estimasi Persamaan Produksi Kayu Bulat Hutan Tanaman di Indonesia Tahun 2005
Peubah Koefisien
P-value Elastisitas
Jk Pendek Jk. Panjang
Harga kayu bulat tanaman 289.399
0.2528 0.176
0.299 Produktivitas hutan tanaman
55.510 0.0001
0.397 0.674
Iuran hasil hutan riil -7.558
0.0003 -0.005
-0.008 Upah riil
-0.391 0.9607
0.000 0.000
T 146.239
0.0333 0.089
0.151 Produksi kayu bulat HT sebelumnya
0.411 0.0462
5.2.6. Produksi Kayu Bulat dari Hutan Rakyat
Produksi Kayu Bulat dari Hutan Rakyat QKBR selain ditentukan oleh luas tebangan LUASR yang berpengaruh nyata pada taraf 1, juga ditentukan
oleh: permintaan kayu bulat rakyat DKBR, dan upah riil RUPAH, meskipun pengaruh dari kedua peubah tersebut nyata pada taraf nyata lebih besar dari 40.
Permintaan kayu bulat rakyat berpengaruh secara positif terhadap produksi kayu ini, meskipun responnya tidak elastis dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Tabel 9. Hasil Estimasi Persamaan Produksi Kayu Bulat Hutan Rakyat di
Indonesia Tahun 2005
Peubah Koefisien
P-value Elastisitas
Jk Pendek Jk. Panjang
INTERCEP 28.501
0.7817 Harga kayu bulat rakyat ril
31.870 0.4547
0.015 0.016
Luas hutan rakyat 12.485
0.0001 1.085
1.186 Upah ril
-0.784 0.4976
-0.157 -0.172
Produksi kayu HR sebelumnya 0.086
0.1716
Kenaikan permintaan sebesar 1 dalam jangka pendek hanya direspon dengan kenaikan produksi sebesar 0.015, sedangkan dalam jangka panjang
hanya menaikkan produksi sebesar 0.016. Respon produksi terhadap perubahan tingkat upah juga tidak elastis pada jangka pendek maupun jangka panjang,
dimana kenaikan upah sebesar 1 akan mengurangi produksi sebesar 0.157 dalam jangka pendek, dan sekitar 0.172 pada jangka panjang.
5.2.7. Harga Riil Kayu Bulat Hutan Alam
Pendugaan koefisien peubah untuk persamaan harga kayu bulat dari hutan alam RPKBA, dimana harga riil kayu ini selain dipengaruhi harga kayu tahun
sebelumnya yang berpengaruh nyata pada 1. Perilaku harga riil kayu bulat hutan alam juga dipengaruhi secara nyata pada taraf 1 oleh: harga riil kayu
gergajian domestik RPKG dan harga kayu bulat dunia RPWKB, seperti terlihat pada Tabel 10.
Perubahan harga kayu gergajian mempengaruhi harga kayu bulat hutan alam secara positif, meskipun respon harga kayu bulat tidak elastis pada jangka
pendek mapun jangka panjang. Setiap kenaikan harga kayu gergajian sebanyak 1 akan meningkatkan harga kayu bulat hutan alam sebesar 0.47 pada jangka
pendek, sedangkan pada jangka panjang akan meningkatkan harga tersebut 0.82. Harga kayu bulat dunia juga direspon secara positip oleh harga riil kayu
bulat domestik, dimana dalam jangka pendek respon ini tidak elastik, namun dalam jangka panjang menjadi elastik. Apabila terjadi kenaikan harga kayu bulat
dunia sebesar 1 maka dalam jangka pendek akan berdampak pada kenaikan harga domestik kayu bulat hutan alam sebesar 0.90, dan dalam jangka panjang
akan menaikkan harga tersebut sebesar 1.55. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya pengaruh kuat harga pasar dunia terhadap harga domestik.
Tabel 10. Hasil Estimasi Persamaan Harga Kayu Bulat Alam di Indonesia Tahun 2005
Peubah Koefisien
P-value Elastisitas
Jk Pendek Jk. Panjang
INTERCEP -0.803
0.1738 Harga dunia kayu bulat
0.295 0.0061
0.893 1.550
Total penawaran kayu bulat 0.000
0.1989 -0.157
-0.273 Harga pulp
-0.010 0.351
-0.069 -0.120
Harga kayu lapis -0.071
0.2756 -0.415
-0.721 Harga kayu gergajian
0.219 0.001
0.474 0.823
Tren waktu 0.031
0.1578 0.209
0.364 Harga kayu bulat alam sebelumnya
0.424 0.0013
Harga riil kayu bulat hutan alam dipengaruhi secara negatif oleh harga pulp
meskipun respon harga kayu bulat terhadap perubahan harga pulp tidak elastik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap kenaikan harga pulp
and paper sebesar 1 dalam jangka pendek akan berdampak pada penurunan
harga kayu bulat hutan alam sebesar 0.07, dan pada jangka panjang pengaruh penurunan ini akan mencapai 0.12 Tabel 10.
5.2.8. Harga Riil Kayu Bulat Hutan Tanaman