Studi Global Penawaran dan Permintaan Kayu Bulat

Ekploitasi sumberdaya hutan yang berlebihan menjadikan semakin menurunnya sumberdaya hutan yang dimiliki Indonesia. Secara ekonomi, eksploitasi sumberdaya hutan yang berlebihan dapat merupakan akibat dari tidak tercapainya kondisi pasar persaingan sempurna sebagai akibat dari adanya ketidaksimetrisan informasi asymmetrical information dalam perdagangan hasil hutan terutama kayu. Kondisi ini mendorong terjadinya kegagalan pasar, salah satu sumber terjadinya ketidaksimetrisan informasi ini adalah tingkat pengetahuan produsen dan konsumen kayu yang berbeda terhadap kualitas kayu. Faktor ini memungkinkan kayu dengan berbagai kualitas dijual pada tingkat harga yang sama dan konsumen tidak punya kemampuan untuk membedakan kualitas kayu tersebut. Sehingga pemasok kayu akan mengeksploitasi sumberdaya kayu dengan berbagai kualitas mulai dari yang paling rendah. Kaitannya dengan pencegahan pembalakan liar, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya seperti penjaminan kepastian legalitas dan asal usul kayu. Upaya yang dilakukan dengan membangun sebuah inisiatif kerjasama antara negara-negara produsen dengan konsumen untuk bekerjasama dalam pemberantasan penebangan liar. Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu SVLK. Skema ini dibangun secara multipihak untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan.

2.2. Studi Global Penawaran dan Permintaan Kayu Bulat

Adam dan Castano 2002 memberi gambaran mengenai penawaran dan permintaan kayu dunia secara umum dalam dasawarsa 1990 - 2000, dengan melihat ekspor dan impor kayu per wilayah dunia. Analisis yang mereka lakukan didasarkan atas laporan-laporan dari the Intergovernmental Forum on Forests, the ITTO Libreville Action Plan, 1998-2001, dan the FAOs Strategic Plan for Forestry. Dalam analisisnya, mereka membedakan produk kayu menjadi dua kategori, yaitu produk kayu primer dan produk kayu sekunder, kemudian dari data yang ada dilihat proses-proses perluasan dan penyusutan perdagangan kedua kategori produk produk tersebut di pasar dunia expansion or contraction processes . Studi mereka juga melihat berbagai dampak intervensi pemerintah terhadap penawaran dan permintaan produk-produk kayu di setiap negara, serta berbagai permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara tersebut. Studi ini melaporkan bahwa perdagangan produk kayu dunia pada periode tahun 1997- 1998 mengalami penurunan sebesar 3.9, dan diperkirakan akan naik kembali sebesar 5 pada tahun 1999, dan kenaikan ini merefleksikan perbaikan pada permintaan pasar Asia, perbaikan atas harga beberapa jenis produk, serta adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada negara-negara Amerika Utara dan Eropa. Produksi kayu bulat diramalkan naik 2 pada tahun 1998, hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan produksi kayu bulat tropika, meskipun perekonomian pada negara-negara wilayah ini terkena dampak yang cukup parah oleh krisis moneter. Dilaporkan pula bahwa meskipun produksi kayu lapis dunia meningkat sekitar 2.5 dikarenakan adanya kenaikan kapasitas industri-industri baru, namun pasar untuk produk ini kurang menarik. Dalam konteks ini dicatat pula bahwa dalam jangka panjang akan ada kenaikan substitusi kayu lapis diantaranya oleh medium density fibre boards MDFs dan jenis-jenis panel kayu lainnya. Dalam jangka panjang juga diramalkan akan ada penurunan produksi kayu lapis tropika karena adanya kesulitan bahan baku. Secara spesifik untuk situasi global penawaran dan permintaan kayu bulat diteliti oleh Multi-Client Studies pada tahun 1998. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kembali asumsi-asumsi dasar dalam analisis penawaran dan permintaan kayu bulat dunia. Penelitian ini ditujukan juga untuk meramalkan situasi permintaan dan penawaran kayu bulat dunia periode 1997-2030. Disamping itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk membuat ramalan baru mengenai perdagangan, investasi, dan kecenderungan harga kayu bulat dan produk-produk turunannya. Penelitian ini menyingkapkan kekeliruan ramalan studi-studi yang sebelumnya. Bila pada awal tahun 1990 beberapa studi memproyeksikan adanya defisit kayu bulat pada millenium ketiga karena eksploitasi hutan ditengarai telah melebihi batas-batas kelestarian. Namun demikian, sejak 1995 dunia dibanjiri dengan pasokan kayu yang cukup banyak yang diperoleh melalui eksploitasi yang relatif murah, sehingga harganya kurang bagus. Saat ini penawaran kayu bulat dunia diperkuat dengan perluasan hutan tanaman dan peningkatan produktivitas hutan. Permintaan kayu bulat oleh negara-negara Asia terpengaruh oleh restrukturisasi perekonomian negara-negara tersebut, serta melambatnya laju pertumbuhan perekonomian dunia.

2.3. Studi Penawaran dan Permintaan Kayu Bulat di Beberapa Negara