Ekspor Kayu Bulat Impor Kayu Bulat

Tabel 18. Hasil Estimasi Persamaan Produksi Pulp di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang Harga pulp 4069.224 0.8421 0.029 0.070 Harga kayu bulat tanaman 82905.000 0.6387 0.090 0.216 Suku bunga -43201.000 0.0083 -0.419 -1.009 Kapasitas terpasang pulp and paper 429839.000 0.0564 0.641 1.543 Tren waktu 20106.000 0.6868 0.146 0.350 Produksi pulp and paper sebelumnya 0.585 0.0001 Pengaruh kapasitas terpasang industri terhadap produksi pulp and paper juga tidak elastik dalam jangka pendek, sedangkan pada jangka panjang menjadi elastik. Pada jangka pendek, kenaikan kapasitas industri sebesar 1 akan mengakibatkan kenaikan produksi sekitar 0.64, sedangkan pada jangka panjang kenaikan tersebut dapat mencapai 1.54 .

5.4. Ekspor-Impor

5.4.1. Ekspor Kayu Bulat

Ekspor kayu bulat selain dipengaruhi oleh kinerja ekspor tahun sebelumnya, sesuai dengan teori yang ada, sangat dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dollar Amerika pada taraf 10 Tabel 19. Dalam hal ini apabila nilai tukar Rupiah meningkat, maka produsen kayu bulat cenderung meningkatkan ekspor, karena harga kayu bulat di pasar luar negeri menjadi lebih tinggi apabila dibayar dengan mata uang Rupiah. Apabila terjadi kenaikan 1 atas nilai tukar Rupiah, maka dalam jangka pendek akan terjadi kenaikan ekspor sekitar 0.46, dan dalam jangka panjang kenaikan itu akan mencapai sekitar 0.71. Tabel 19. Hasil Estimasi Persamaan Ekspor Kayu Bulat di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang INTERCEP -850545.000 0.5313 Harga dunia kayu bulat 62465.000 0.672 0.245 0.376 Harga kayu bulat alam 121820.000 0.8096 0.158 0.242 RGDPW 0.552 0.6352 0.311 0.477 Nilai tukar Rupiah 183.169 0.0693 0.463 0.712 Dummy larangan ekspor -671033.000 0.2807 Ekspor kayu bulat sebelumnya 0.349 0.0016 Ekspor kayu bulat akan meningkat apabila secara umum terjadi perbaikan ekonomi dunia. Dalam hal ini apabila ada kenaikan 1 atas Gross Domestic Bruto dunia rata-rata maka dalam jangka pendek ekspor kayu bulat Indonesia bisa ditingkatkan 0.31, dan dalam jangka panjang peningkatan ini bisa mencapai sekitar 0.48.

5.4.2. Impor Kayu Bulat

Berlawanan dengan ekspor, maka impor kayu bulat dari luar negeri akan menurun apabila nilai tukar Rupiah naik, dalam hal ini harga kayu bulat dari luar negeri menjadi lebih mahal apabila dibayar dengan Rupiah Tabel 20. Dari Tabel 20 juga dapat disimpulkan bahwa apabila terjadi kenaikan nilai Rupiah sebanyak 1 maka dalam jangka pendek impor kayu bulat akan turun sebanyak 0.62, sedangkan dalam jangka panjang penurun ini akan mencapai sekitar 1.37 elastik. Harga domestik kayu bulat dari hutan alam juga mempengaruhi impor kayu bulat, dimana apabila harga meningkat maka ada kecenderungan meningkatkan jumlah impor kayu bulat dari luar negeri. Respon pengusaha pengolahan kayu dalam impor kayu bulat dengan adanya kenaikan harga kayu domestik tidak elastik, dalam hal ini apabila terjadi kenaikan 1 atas harga domestik kayu bulat dari hutan alam, maka dalam jangka pendek impor akan meningkat sekitar 0.382, dan dalam jangka panjang akan meningkat sekitar 0.853. Tabel 20. Hasil Estimasi Persamaan Impor Kayu Bulat di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang RPWKB -2262.351 0.8604 -0.177 -0.395 Harga domestik kayu bulat alam 14760.000 0.4219 0.382 0.853 Total Permintaan Kayu Bulat 0.207 0.9494 0.054 0.121 GDP Indonesia -12.564 0.5423 -0.628 -1.403 Nilai tukar Rupiah -12.174 0.2946 -0.615 -1.374 Tren 8459.926 0.2175 1.463 3.266 Impor kayu bulat sebelumnya 0.552 0.0385

5.4.3. Ekspor Kayu Gergajian