Penawaran dan Permintaan pada Perdagangan Internasional

3.1.3. Penawaran dan Permintaan pada Perdagangan Internasional

Perdagangan barang antarnegara, termasuk kayu bulat dan olahan, terjadi karena adanya perbedaan harga relatif komoditi yang diperdagangkan. Dalam analisis keseimbangan parsial, keseimbangan harga relatif komoditi the quilibrium-relative commodity price pada perdagangan tersebut terjadi melalui proses Gambar 4. Pada Panel I, negara 1 memproduksi komoditi X dan konsumsinya sebesar A dengan harga relatif P 1 ; sementara itu negara 3 pada Panel II memproduksi dan mengkonsumsi komoditi yang sama sebanyak A’ pada harga P 3 . Bila kedua negara melakukan perdagangan, maka harga relatif komoditi itu berada di antara P 1 dan P 3 . Pada harga di atas P 1 produksi komoditi itu pada negara 1 melebihi yang dibutuhkan, dan akan mengekspor kelebihan itu excess supply ke negara 2. Di lain pihak, di negara 2 pada saat harga berada di bawah P 3 , permintaan komoditi itu akan melebihi produksi domestiknya excess demand, sehingga negara 2 akan mengimpor dari negara 1. Sumber: Salvatore, 2004 Gambar 4. Keseimbangan Harga Relatif Komoditi Pada saat harga komoditi P 1 terjadi di negara 1, maka terjadi kesimbangan antara produksi dan penawaran di negara itu dan negara tersebut tidak melakukan ekspor, sehingga pada Panel II jumlah komoditi yang ditawarkan di pasar P 3 P 2 P 1 0 X 0 X 0 X Ekspor S x S x B E A D x A” B A S E A’ B’ E’ Impor D x Panel I Pasar Komoditi X Pada Negara 1 Panel II Pasar Internasional Komoditi X internasional berada di titik A. Bila harga komoditi berada pada P 2 Di sisi lain, Pada Panel III, pada saat harga komoditi berada pada P maka negara 1 mengalami kelebihan penawaran excess supply sebesar BE yang dapat di tawarkan atau diekspor ke pasar internasional, sehingga pada Panel II jumlah yang ditawarkan itu sebesar BE. Dengan demikian titik A dan E membentuk kurva penawaran pada pasar international di Panel II. 3 , negara 2 berada dalam keseimbangan antara penawaran dan permintaan sehingga tidak perlu melakukan impor dan hal ini diposisikan sebagai titik A” pada Panel II yang menginformasikan bahwa pada harga P 3 , tidak ada jumlah yang diminta di pasar internasional. Pada saat harga komoditi berada di P 2 , negara 2 mengalami kelebihan permintaan excess demand sebanyak B’E’ dibanding produksi domestiknya, sehingga jumlah itu perlu dipenuhi melalui impor dari pasar internasional. Jumlah B’E’ yang diminta di pasar internasional tersebut sama dengan jumlah BE pada Panel II, sehingga garis A”E membentuk kurva permintaan pada panel ini. Dengan demikian harga P 2

3.1.4. Suku Bunga