6.3.5. Peningkatan Produktivitas Hutan Tanaman
Kebijakan yang diarahkan untuk meningkatan produktivitas hutan tanaman sebesar 30 akan meningkatkan produksi kayu hutan tanaman sebesar
6.70 sehingga secara total penawaran kayu bulat akan meningkat sebesar 2.32. Peningkatan penawaran ini akan mendorong harga kayu bulat turun
sebesar 0.67 sebagaimana terlihat pada Tabel 30. Tabel 30. Simulasi Peningkatan Produktivitas Hutan Tanaman di Indoneisa
Tahun 2006-2010
Peubah endogen
Persentase perubahan Produktivitas
hutan tanaman naik 30 a
a+ Upah naik; Suku bunga
naik a + Upah dan suku
bunga naik; Kapasitas terpasang
turun 30 a+ Upah dan suku
bunga naik Kapasitas terpasang industry turun
20 LUASA
-0.02 -2.46
-4.40 -3.75
LUASR 0.13
-1.19 -3.59
-2.79 LUAST
0.10 -3.74
-5.08 -4.63
QKBA -0.17
-28.46 -28.44
-28.44 QKBR
0.14 -2.19
-4.71 -3.87
QKBT 6.70
6.66 6.66
6.66 QKG
0.02 -0.60
-4.18 -2.99
QKL 0.07
0.19 -0.02
0.05 QPP
0.01 -5.10
-18.88 -14.28
DIKG 0.14
-0.88 -4.16
-3.05 DIKL
0.34 -0.78
-0.87 -0.84
DIPP 0.13
-2.78 -9.41
-7.20 QXKB
-0.09 0.24
0.25 0.24
QMKB -0.08
0.18 0.06
0.10 XKG
0.78 -2.14
-2.16 -2.15
XKL -0.01
0.03 0.03
0.03 XPP
-0.04 0.12
0.12 0.12
RPKBA -0.67
1.84 1.87
1.86 RPKBR
0.00 0.04
0.10 0.08
RPKBT 0.64
0.63 0.63
0.63 RPKG
0.00 0.00
0.00 0.00
RPKL 0.00
0.00 0.00
0.00 RPPP
0.00 0.00
0.00 0.00
LUASTOT 0.04
-2.85 -4.60
-4.02 QSL
2.32 -6.30
-6.38 -6.36
QDKB 0.20
-1.75 -5.48
-4.23 GAP
-5.89 11.42
-2.86 1.91
Penurunan harga kayu bulat ini akan meningkatkan permintaan terhadap kayu bulat oleh industri pengolahan sebesar 0.20. Seiring dengan itu,
permintaan kayu bulat tersebut akan meningkatkan produksi kayu olahan, dimana produksi kayu gergajian bertambah sekitar 0.02, peningkatan produksi kayu
lapis sekitar 0.07, sedangkan produksi pulp and paper akan meningkat sebesar 0.01. Dengan kebijakan ini, maka gap antara penawaran dan permintaan kayu
bulat bisa dikurangi sekitar 5.89.
6.3.6. Peningkatan Produktivitas Hutan Alam
Peningkatan produktivitas hutan alam melalui penyempurnaan teknik silvikultur diharapkan akan mendorong peningkatkan produksi kayu dari hutan
alam sebagaimana terlihat pada Tabel 31. Peningkatan yang terjadi diduga sebagai akibat dari adanya penurunan kelas diameter kayu yang diperbolehkan ditebang.
Sistem TPTI batas minimum diameter yang boleh ditebang sebesar 50 cm sedangkan pada sistem TPTII silvikultur intensif batas minimum diameter
adalah 40 cm. Skenario ini meningkatkan produktivitas hutan alam sebesar 41.86;
adapun produksi kayu bulat hutan rakyat naik sebesar 0.74, dan produksi kayu dari hutan tanaman relatif tidak terpengaruh. Peningkatan produktivitas hutan
alam ini, disertai dengan penurunan luas tebangan dari hutan alam sebesar 0.14. Sebaliknya, luas tebangan dari hutan rakyat dan hutan tanaman meningkat
masing-masing sebesar 0.70 dan 0.39 Tabel 31. Peningkatan pasokan kayu bulat ini akan menekan harga kayu bulat dari
hutan alam sebesar 3.68 dan kayu dari hutan rakyat sebesar 0.01. Sementara harga kayu hutan tanaman tidak berubah. Selanjutnya, penurunan harga kayu
bulat tersebut akan meningkatkan permintaan terhadap kayu bulat oleh industri pengolahan kayu primer, yaitu sekitar 0.74 pada industri kayu gergajian, dan
sekitar 1.85 pada kayu lapis, sedangkan pada industri pulp and paper hanya sekitar 0.64.
Tabel 31. Simulasi Peningkatan Produktivitas Hutan Alam di Indonesia Tahun 2006-2010
Peubah Persentase Perubahan
Produktivitas hutan alam naik 20 a
a+ Upah naik, Suku bunga naik
a + Upah dan suku bunga naik,
Kapasitas terpasang turun
20 a+ Upah dan
suku bunga naik Kapasitas
terpasang indstri turun 20
LUASA -0.14
-2.57 -4.51
-3.87 LUASR
0.70 -0.62
-3.02 -2.22
LUAST 0.39
-3.45 -4.79
-4.34 QKBA
41.86 13.60
13.60 13.60
QKBR 0.74
-1.59 -4.11
-3.27 QKBT
0.00 -0.04
-0.04 -0.04
QKG 0.09
-0.52 -4.10
-2.91 QKL
0.37 0.49
0.27 0.35
QPP 0.00
-5.12 -18.89
-14.30 DIKG
0.74 -0.28
-3.53 -2.43
DIKL 1.85
0.73 0.63
0.66 DIPP
0.64 -2.26
-8.89 -6.68
QXKB -0.49
-0.16 -0.15
-0.15 QMKB
-0.45 -0.19
-0.31 -0.27
XKG 4.28
1.36 1.33
1.34 XKL
-0.06 -0.02
-0.02 -0.02
XPP -0.24
-0.08 -0.07
-0.07 RPKBA
-3.68 -1.17
-1.15 -1.15
RPKBR -0.01
0.04 0.08
0.07 RPKBT
0.00 -0.01
-0.01 -0.01
RPKG 0.00
0.00 0.00
0.00 RPKL
0.00 0.00
0.00 0.00
RPPP 0.00
0.00 0.00
0.00 LUASTOT
0.14 -2.75
-4.49 -3.91
QSL 12.65
4.03 3.95
3.97 QDKB
1.09 -0.86
-4.59 -3.35
GAP -32.33
-15.00 -29.28
-24.53
Skenario peningkatan produksi kayu dan pemanfaatan kayu dalam sistem silvikultur intensif pada hutan alam ini menjadikan gap antara penawaran dan
permintaan kayu oleh industri pengolahan akan menurun sebesar 32.33. Penurunan gap ini merupakan penurunan yang terbesar dibandingkan dengan
apaapabila peningkatan produksi kayu hutan alam ini dikombinasikan dengan skenario yang lain.
6.3.7. Peningkatan Luas Tebangan Hutan Rakyat