Ekspor Kayu Gergajian Ekspor Kayu Lapis

domestik kayu bulat dari hutan alam, maka dalam jangka pendek impor akan meningkat sekitar 0.382, dan dalam jangka panjang akan meningkat sekitar 0.853. Tabel 20. Hasil Estimasi Persamaan Impor Kayu Bulat di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang RPWKB -2262.351 0.8604 -0.177 -0.395 Harga domestik kayu bulat alam 14760.000 0.4219 0.382 0.853 Total Permintaan Kayu Bulat 0.207 0.9494 0.054 0.121 GDP Indonesia -12.564 0.5423 -0.628 -1.403 Nilai tukar Rupiah -12.174 0.2946 -0.615 -1.374 Tren 8459.926 0.2175 1.463 3.266 Impor kayu bulat sebelumnya 0.552 0.0385

5.4.3. Ekspor Kayu Gergajian

Ekspor kayu gergajian Indonesia cenderung meningkat dan dipengaruhi oleh kinerja ekspor tahun sebelumnya pada taraf 1 Tabel 21. Namun demikian peubah yang secara nyata dalam mempengaruhi kinerja ekspor kayu gergajian adalah: 1 harga riil kayu gergajian dunia pada taraf 5, 2 harga domestik riil kayu bulat dari hutan alam pada taraf 5, dan 3 pajak ekspor kayu bulat pada taraf 20. Harga riil kayu gergajian dunia berpengaruh sangat positif terhadap ekspor kayu gergajian Indonesia, namun secara negatif sangat dipengaruhi oleh harga domestik riil kayu bulat hutan alam serta pajak ekspor. Hal ini sesuai dengan teori yang berlaku, bahwa kenaikan harga akan mendorong jumlah penawaran, sedangkan kenaikan biaya produksi akan mengurangi volume produksi yang pada akhirnya mengurangi jumlah produk yang ditawarkan. Tabel 21. Hasil Estimasi Ekspor Kayu Gergajian di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang Harga riil kayu gergajian dunia 6607.027 0.013 3.404 6.635 Harga riil kayu bulat hutan alam -29986.000 0.0129 -1.654 -3.223 Nilai Tukar Rupiah 0.948 0.8112 0.102 0.199 Trend 1831.940 0.4636 0.675 1.316 Pajak Ekspor Kayu Bulat -2706.050 0.1941 -2.018 -3.933 Ekspor Kayu Bulat tahun sebelumnya 0.487 0.0063 Setiap kenaikan 1 atas harga kayu gergajian dunia dalam jangka pendek akan direspon dengan peningkatan ekspor sekitar 3.40, dan dalam jangka panjang peningkatan ini bisa mencapai 6.64. Sebaliknya apabila harga domestik riil kayu bulat dari hutan alam meningkat 1, maka dalam jangka pendek kinerja ekspor kayu gergajian akan turun sekitar 1.65, dan dalam jangka panjang penurunan tersebut bisa mencapai 3.23. Adapun kenaikan 1 atas pajak ekspor dalam jangka pendek akan menyebabkan penurunan volume ekspor sekitar 2.02, sedangkan pengaruhnya dalam jangka panjang penurunan ini bisa mencapai 3.93.

5.4.4. Ekspor Kayu Lapis

Ekspor kayu lapis dipengaruhi oleh kinerja ekspor produk ini pada tahun sebelumnya pada taraf 1, namun dalam periode 1980–2005 ada kecenderungan menurun, meskipun dalam jangka pendek penurunan tersebut belum begitu nyata, namun dalam jangka panjang tingkat penurunan ini akan menjadi cukup besar. Secara struktural kinerja ekspor kayu lapis dipengaruhi oleh harga ekspor riil produk ini pada taraf 10 Tabel 22. Tabel 22. Hasil Estimasi Persamaan Ekspor Kayu Lapis di Indonesia Tahun 2005 Peubah Koefisien P-value Elastisitas Jk Pendek Jk. Panjang Harga riil ekspor kayu lapis 62279920.000 0.051 0.108 2.028 Harga domestik riil kayu bulat alam 56354.000 0.6472 0.020 0.371 Nilai Tukar Rupiah 23.075 0.8723 0.016 0.296 Trend -30879.000 0.6787 -0.073 -1.357 Harga ekspor kayu lapis tahun sebelumnya 0.947 0.0001 Respon ekspor terhadap perubahan harga ekspor kayu lapis tidak elastik pada jangka pendek, namun menjadi elastik pada jangka panjang. Kenaikan 1 atas harga ekspor kayu lapis akan mendorong peningkatan volume ekspor produk ini sekitar 0.11 dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang kenaikan kinerja ekspor ini bisa mencapai 2.03. Kurangnya respon ekspor kayu lapis dalam jangka pendek dalam menanggapi perbaikan harga ekspor sangat dimungkinkan karena industri kayu lapis di satu sisi kilang-kilangnya dalam kondisi tua dan tidak efisien dalam penggunaan bahan baku, di sisi lain bahan baku kayu bulat dari hutan alam semakin sulit diperoleh karena hutan produksi telah banyak mengalami deforestasi. Kondisi ini mengakibatkan respon produksi kayu lapis atas kenaikan harga produk ini kurang memadai. Dalam jangka panjang, apabila harga ekspor kayu lapis tetap mempunyai kecenderungan semakin membaik, maka industri akan terinsentif untuk meremajakan dan memodernkan mesin dan peralatannya, sehingga penggunaan bahan baku kayu bulat menjadi semakin efisien, dan kilang kayu lapis bisa memanfaatkan berbagai jenis dan ukuran kayu bulat. Dengan kondisi seperti itu maka dalam jangka panjang respon ekspor terhadap perbaikan harga ekspor kayu lapis akan semakin elastik.

5.4.5. Ekspor Pulp